- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rothschild vs Bakrie, Sekali Lagi


TS
ridikdik
Rothschild vs Bakrie, Sekali Lagi
Quote:
Rothschild vs Bakrie, Sekali Lagi
Quote:
Menarik sekali setiap kita membaca berita tentang perseteruan antara seorang pangerang dari klan Yahudi terkaya dan berpengaruh di dunia, Nathaniel Rothschild, dengan salah satu klan keluarga terkaya di Indonesia, Grup Bakrie. Kedua konglomerat ini memang memiliki cerita panjang dalam dunia bisnis. Khusus untuk kasus perselisihan ini, ceritanya terkait dengan bisnis perusahaan pertambangan Indonesia yang terdaftar di Londong dengan nama Bumi Plc.

Rothschild Coat of Arms
Pertikaian kali ini tidak main-main, karena sangat berpengaruh dengan nasib aset pertambangan terbesar di Indonesia. Rothschild pun tidak main-main dalam keinginannya untuk merebut aset tambang terbesar di Indonesia. Akan tetapi Bakrie yang menyadari hal tersebut juga tidak ingin Rothschild mengambil alih tambang yang merupakan aset terbesar di Indonesia.
Oleh sebab itu terjadilah pertikaian antara Rothschild yang ingin mengambil alih aset tambang di tanah Indonesia, dengan Bakrie yang ingin mempertahankan agar aset tersebut tetap berada di tanah ini.
Agar dapat lebih memahami permasalahan dalam pertikaian ini berikut kronologi pertikaian yang terjadi antara pangeran Yahudi dan keluarga Pribumi yang masih akan terus berlanjut.
Time Line Perselisihan Rothschild vs Bakrie
November 2011
Pada waktu itu diberitakan, Nathaniel Rothschild, pemilik 11% saham Bumi Plc sekaligus mitra kongsian Grup Bakrie, sempat menulis surat kepada Ari Hudaya. Isinya kurang lebih mempertanyakan penempatan dana investasi Bumi Resources di sejumlah pihak yang terafiliasi, yakni Recapital, Bukit Mutiara, dan Chateau, senilai kurang lebih 867 juta dollar AS.
Rothschild menginginkan agar dana itu dicairkan untuk membayar sejumlah kewajiban Bumi Resources kepada para krediturnya. Pada waktu itu, pihak Bumi Resources tidak memberikan tanggapan.
Desember 2011
Bakrie justru menggaet taipan Indonesia lainnya, Samin Tan, untuk masuk ke Bumi Plc. Samin Tan, kala itu meminjam dana US$ 1 miliar kepada Standard Chartered dengan bunga 5,6% plus LIBOR. Jangka waktu pinjaman adalah selama 5 tahun. Hingga akhirnya, Samin Tan diangkat menjadi Chairman Bumi Plc menggantikan posisi Indra Bakrie, yang menjadi Co-Chairman. Adapun, Rothschild yang sebelumnya menjabat Co-Chairman terdepak ke posisi direktur non eksekutif. Hal ini yang lantas menimbulkan spekulasi bahwa Rothschild sakit hati atas perlakuan Grup Bakrie.
Belakangan, muncul spekulasi bahwa Samin Tan juga marah lantaran investasinya di Bumi Plc yang semula 1 miliar dollar AS sudah anjlok menjadi 140 jutaan dollar AS hanya dalam waktu sembilan bulan. “Ia sangat marah pada Bakrie, seperti Anda marah jika Anda meminjam 1 miliar dollar AS untuk berinvestasi dan sekarang menjadi kacau,” tulis Reuters mengutip sumbernya.
24 September 2012
Manajemen Bumi Plc menyatakan akan menyelidiki kemungkinan penyelewengan keuangan pada Bumi Resources dan Berau Coal Energy. Pada hari yang sama, pasca tudingan penyelewengan keuangan di BUMI dan BRAU, Ari Hudaya Direktur Utama BUMI mundur dari posisi Non-Executive Director Bumi Plc.
11 Oktober 2012
Grup Bakrie memutuskan untuk bercerai dari kongsi dengan dua partnernya di Bumi Plc, yakni Nathaniel Rothschild dan Samin Tan. Grup Bakrie menawarkan proposal untuk melakukan tukar guling sahamnya di Bumi Plc dengan 29% saham Bumi Resources Tbk (BUMI). Adapun skenarionya adalah Grup Bakrie yang kini menguasai 23,8% saham Bumi Plc akan menukarnya dengan sekitar 10,3% saham BUMI. Selanjutnya sisa saham BUMI yaitu sekitar 18,7% akan dilunasi Grup Bakrie dengan pembayaran tunai. Penukaran saham Bumi Plc dengan saham BUMI ditargetkan sudah selesai sebelum natal tahun ini. Selain mengambil kembali saham BUMI, Grup Bakrie juga berencana untuk membeli 84,7% saham BRAU yang dikuasai oleh Bumi Plc. Transaksi ini ditargetkan sudah selesai sebelum 30 Juni 2013.
“Rencana Grup Bakrie ini merupakan pilihan terbaik untuk menyelamatkan aset-aset batubara terbesar dan terbaik di Indonesia,” tegas Fong.
15 Oktober 2012
Rothschild memutuskan untuk keluar dari jajaran direksi Bumi Plc. Selain itu, Rotschild bersumpah akan terus “melawan dari luar perusahaan”. Dia pun melayangkan surat pengunduran dirinya (15/10) kepada Samin Tan, Chairman Bumi Plc. Isi surat itu antara lain:
“Saya khawatir bahwa saya telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan jajaran direksi Bumi Plc. Para pemegang saham sudah diperlakukan tidak adil pada proposal senilai US$ 1,2 miliar yang diajukan oleh Bakrie untuk membatalkan perjanjian antara perusahaan yang tercatat di London terhadap dua perusahaan batubara Indonesia,” jelas Rothschild.
Sumber
Perjalan konflik ini sebenarnya sudah menarik sejak awal bahkan sebelum konfilk ini terjadi. Nat Rothschild menulis kepada media, “Saya sangat menyesal mengakui bahwa saya adalah pihak yang membawa Bakrie ke London,” dengan kata lain Rothschild adalah orang yang membukakan jalan kepada Bakrie untuk masuk ke Londong, dan sekarang malah Rothschild yang menyesal.
http://harcipto.files.wordpress.com/...ogo-bakrie.jpg
Bakrie & Brothers
Penyesalan tersebut terindikasi karena awalnya Rothschild mengira, melalui Bakrie ia dapat mengambil alih aset tambang terbesar di Indonesia. Memang dasar akal-akalan Yahudi. Akan tetapi Bakrie yang menyadari hal tersebut mengambil langkah cepat untuk mengajak, Samin Tan, salah satu pengusaha lokal, untuk mengamankan saham Bumi Plc agar tidak diambil alih Rothschild.
Seperti yang pernah diucapkan oleh salah satu petinggi Bakrie yang sempat dikutip diatas, “Rencana Grup Bakrie ini merupakan pilihan terbaik untuk menyelamatkan aset-aset batubara terbesar dan terbaik di Indonesia,” dan ini memang satu-satunya jalan untuk menangkal serangan pangeran Yahudi Eropa yang memang telah lama mengincar aset kekayaan Nusantara.
Untuk lebih memahami latar belakang usaha Rothschild menaklukan aset Nusantara bisa dibaca disini.

Rothschild Coat of Arms
Pertikaian kali ini tidak main-main, karena sangat berpengaruh dengan nasib aset pertambangan terbesar di Indonesia. Rothschild pun tidak main-main dalam keinginannya untuk merebut aset tambang terbesar di Indonesia. Akan tetapi Bakrie yang menyadari hal tersebut juga tidak ingin Rothschild mengambil alih tambang yang merupakan aset terbesar di Indonesia.
Oleh sebab itu terjadilah pertikaian antara Rothschild yang ingin mengambil alih aset tambang di tanah Indonesia, dengan Bakrie yang ingin mempertahankan agar aset tersebut tetap berada di tanah ini.
Agar dapat lebih memahami permasalahan dalam pertikaian ini berikut kronologi pertikaian yang terjadi antara pangeran Yahudi dan keluarga Pribumi yang masih akan terus berlanjut.
Time Line Perselisihan Rothschild vs Bakrie
November 2011
Pada waktu itu diberitakan, Nathaniel Rothschild, pemilik 11% saham Bumi Plc sekaligus mitra kongsian Grup Bakrie, sempat menulis surat kepada Ari Hudaya. Isinya kurang lebih mempertanyakan penempatan dana investasi Bumi Resources di sejumlah pihak yang terafiliasi, yakni Recapital, Bukit Mutiara, dan Chateau, senilai kurang lebih 867 juta dollar AS.
Rothschild menginginkan agar dana itu dicairkan untuk membayar sejumlah kewajiban Bumi Resources kepada para krediturnya. Pada waktu itu, pihak Bumi Resources tidak memberikan tanggapan.
Desember 2011
Bakrie justru menggaet taipan Indonesia lainnya, Samin Tan, untuk masuk ke Bumi Plc. Samin Tan, kala itu meminjam dana US$ 1 miliar kepada Standard Chartered dengan bunga 5,6% plus LIBOR. Jangka waktu pinjaman adalah selama 5 tahun. Hingga akhirnya, Samin Tan diangkat menjadi Chairman Bumi Plc menggantikan posisi Indra Bakrie, yang menjadi Co-Chairman. Adapun, Rothschild yang sebelumnya menjabat Co-Chairman terdepak ke posisi direktur non eksekutif. Hal ini yang lantas menimbulkan spekulasi bahwa Rothschild sakit hati atas perlakuan Grup Bakrie.
Belakangan, muncul spekulasi bahwa Samin Tan juga marah lantaran investasinya di Bumi Plc yang semula 1 miliar dollar AS sudah anjlok menjadi 140 jutaan dollar AS hanya dalam waktu sembilan bulan. “Ia sangat marah pada Bakrie, seperti Anda marah jika Anda meminjam 1 miliar dollar AS untuk berinvestasi dan sekarang menjadi kacau,” tulis Reuters mengutip sumbernya.
24 September 2012
Manajemen Bumi Plc menyatakan akan menyelidiki kemungkinan penyelewengan keuangan pada Bumi Resources dan Berau Coal Energy. Pada hari yang sama, pasca tudingan penyelewengan keuangan di BUMI dan BRAU, Ari Hudaya Direktur Utama BUMI mundur dari posisi Non-Executive Director Bumi Plc.
11 Oktober 2012
Grup Bakrie memutuskan untuk bercerai dari kongsi dengan dua partnernya di Bumi Plc, yakni Nathaniel Rothschild dan Samin Tan. Grup Bakrie menawarkan proposal untuk melakukan tukar guling sahamnya di Bumi Plc dengan 29% saham Bumi Resources Tbk (BUMI). Adapun skenarionya adalah Grup Bakrie yang kini menguasai 23,8% saham Bumi Plc akan menukarnya dengan sekitar 10,3% saham BUMI. Selanjutnya sisa saham BUMI yaitu sekitar 18,7% akan dilunasi Grup Bakrie dengan pembayaran tunai. Penukaran saham Bumi Plc dengan saham BUMI ditargetkan sudah selesai sebelum natal tahun ini. Selain mengambil kembali saham BUMI, Grup Bakrie juga berencana untuk membeli 84,7% saham BRAU yang dikuasai oleh Bumi Plc. Transaksi ini ditargetkan sudah selesai sebelum 30 Juni 2013.
“Rencana Grup Bakrie ini merupakan pilihan terbaik untuk menyelamatkan aset-aset batubara terbesar dan terbaik di Indonesia,” tegas Fong.
15 Oktober 2012
Rothschild memutuskan untuk keluar dari jajaran direksi Bumi Plc. Selain itu, Rotschild bersumpah akan terus “melawan dari luar perusahaan”. Dia pun melayangkan surat pengunduran dirinya (15/10) kepada Samin Tan, Chairman Bumi Plc. Isi surat itu antara lain:
“Saya khawatir bahwa saya telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan jajaran direksi Bumi Plc. Para pemegang saham sudah diperlakukan tidak adil pada proposal senilai US$ 1,2 miliar yang diajukan oleh Bakrie untuk membatalkan perjanjian antara perusahaan yang tercatat di London terhadap dua perusahaan batubara Indonesia,” jelas Rothschild.
Sumber
Perjalan konflik ini sebenarnya sudah menarik sejak awal bahkan sebelum konfilk ini terjadi. Nat Rothschild menulis kepada media, “Saya sangat menyesal mengakui bahwa saya adalah pihak yang membawa Bakrie ke London,” dengan kata lain Rothschild adalah orang yang membukakan jalan kepada Bakrie untuk masuk ke Londong, dan sekarang malah Rothschild yang menyesal.
http://harcipto.files.wordpress.com/...ogo-bakrie.jpg
Bakrie & Brothers
Penyesalan tersebut terindikasi karena awalnya Rothschild mengira, melalui Bakrie ia dapat mengambil alih aset tambang terbesar di Indonesia. Memang dasar akal-akalan Yahudi. Akan tetapi Bakrie yang menyadari hal tersebut mengambil langkah cepat untuk mengajak, Samin Tan, salah satu pengusaha lokal, untuk mengamankan saham Bumi Plc agar tidak diambil alih Rothschild.
Seperti yang pernah diucapkan oleh salah satu petinggi Bakrie yang sempat dikutip diatas, “Rencana Grup Bakrie ini merupakan pilihan terbaik untuk menyelamatkan aset-aset batubara terbesar dan terbaik di Indonesia,” dan ini memang satu-satunya jalan untuk menangkal serangan pangeran Yahudi Eropa yang memang telah lama mengincar aset kekayaan Nusantara.
Untuk lebih memahami latar belakang usaha Rothschild menaklukan aset Nusantara bisa dibaca disini.
0
4.3K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan