BERlSlKAvatar border
TS
BERlSlK
Siswi SMP Jadi Mucikari di Sekolah
Dunia prostitusi ternyata juga telah memasuki dunia pendidikan tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dua siswi diperdagangkan oleh teman sekolahnya.

Sebut saja Bunga (16) dan saudaranya Mawar (15), pelajar salah satu SMP ternama di Kota Palopo. Mereka sudah merelakan tubuhnya dinikmati lelaki hidung belang yang mau membayarnya. Jika ingin berkencan dengan kedua gadis belia ini, maka calon pelanggan terlebih dulu harus menghubungi teman Bunga yang menjadi mucikari, sebut saja Melati (16).

Tarif setiap kali kencan, tergantung kesepakatan antara pelanggan dengan mucikari. Jika harga telah disepakati, maka keduanya pun kencan di sebuah hotel di Palopo.

Terungkapnya jaringan prostitusi pelajar SMP di Kota Palopo ini setelah orang tua dan keluarga Bunga curiga atas foto tanpa busana putrinya beredar di kalangan teman-temanya. Ia pun mencari tahu keberadaan kedua anaknya yang telah sembilan hari meninggalkan rumah setelah izin ke sekolah.

Keluarga mendengar informasi bahwa putrinya menjadi pemuas nafsu pria hidung belang di Palopo. Keluarga pun melacak keberadaan putrinya. Setelah diketahui jejak Bunga, salah satu anggota keluarga lalu berpura-pura melakukan transaksi dengan menghubungi Melati (sang mucikari) yang juga teman sekolah Bunga.

Setelah janjian bertemu, pihak keluarga akhirnya menemukan Bunga berikut teman sekolahnya yang menjadi mucikari. Pihak keluarga kemudian melaporkan kasus trafficking ini ke kepolisian.

Di hadapan penyidik Polres Palopo, Melati (16), mengaku menjadi mucikari karena desakan ekonomi dan akibat pengaruh pergaulan bebas bersama teman-temanya. Dia mengaku awalnya juga jadi korban oleh mucikari yang sering menawarkan dirinya kepada pria hidung belang. "Awalnya saya juga korban dan telah berulang kali ladeni pelanggan,'' kata Melati.

Dia mengaku menawarkan Bunga dan saudaranya, Mawar dengan tarif minimal Rp 300 ribu per sekali kencan. ''Untuk harga per satu kali booking itu tergantung kesepakatan. Biasanya harga yang saya pasang minimal 300.000 hingga 700.000," ungkap Melati, Senin (25/11/2012).

Setiap sekali transaksi, Melati mengaku hanya mendapat komisi Rp 50 ribu. ''Saya hanya dapat Rp 50 ribu setiap transaksi," katanya polos.

Melati, Bunga dan Mawar yang diamankan di Mapolres Palopo sejak pukul 23.00 Wita minggu malam tadi, hingga Senin (26/11/2012) masih menjalani pemeriksaan intensif guna pengembangan kasus penjualan ABG di kota palopo.

Sementara itu, Ketua Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak (LPPA) Kota Palopo, Andi Fatmawati berharap kepolisian bekerja maksimal mengusut tuntas dan memutus mata rantai prostitusi di Palopo, apalagi kasus ini sampai mengorbankan masa depan anak usia pelajar.

''Saya minta polisi bisa membongkar siapa-siapa yang terlibat di dalamnya. Mata rantai ini harus kita putus, jangan sampai anak-anak kita yang jadi korbannya," tegas Fatmawati.

EMBER

Spoiler for ilustrasi "Bunga":


Spoiler for video:
Diubah oleh BERlSlK 30-11-2012 01:16
0
8.9K
78
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan