- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jangan Tergesa Gabung Bus Sedang ke Busway


TS
elhubby
Jangan Tergesa Gabung Bus Sedang ke Busway

SELASA, 27 NOVEMBER 2012 | 16:16 WIB
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta- Pengamat transportasi, Darmaningtyas, berharap penggabungan sistem transportasi bus sedang, seperti Kopaja dan Metromini, ke bus Transjakarta dilakukan dengan tidak tergesa-gesa. Agar rencana ini segera terwujud, butuh komitmen kuat dari Pemerintah Provinsi DKI.
"Ini ide baik, tapi jangan bisa tergesa-gesa," kata Darmaningtyas kepada Tempo, Selasa, 27 November 2012. Dinas Perhubungan DKI Jakarta berniat menggabungkan Transjakarta dengan Metromini dan Kopaja mulai tahun depan. Ini bagian dari proyek revitalisasi busway sehingga Metromini dan Kopaja dapat langsung melayani penumpang tanpa perlu transit di terminal.
Menurut Darmaningtyas, banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk mewujudkan penggabungan. "Implementasinya butuh penjabaran detil," ujar Darmaningtyas.
Dalam soal regulasi, kata dia, Undang-Undang Lalu Lintas belum mencantumkan definisi yang jelas soal jalur bus. "Apakah Metromini dan Kopaja termasuk kategori yang boleh melewati jalur bus? Apakah mereka harus masuk jalur dari ujung ke ujung atau boleh keluar di tengah jalur?" katanya.
Transjakarta juga harus menambah jumlah armada sebelum berintegrasi dengan Metromini dan Kopaja. Alasannya, kedua angkutan sedang itu bakal menambah jumlah penumpang Transjakarta.
"Masalah busway sekarang adalah kelebihan penumpang. Sedangkan Metromini dan Kopaja menjadi semacam feeder yang membawa penumpang ke halte," katanya. Kalau armada tidak kunjung ditambah, penumpang akan menumpuk di halte.
Kenyataannya, dia menambahkan, teknis penambahan bus berjalan lamban. Tambahan 102 bus yang direncanakan selesai sejak akhir tahun lalu baru akan terealisasi akhir tahun ini. Penyediaan bus butuh waktu minimal enam bulan.
Untuk itu, Darmaningtyas mengimbau Dinas Perhubungan agar memberi kewenangan lebih kepada operator yang sudah ada (existing) untuk menambah bus sendiri sesuai kebutuhan. "Sekarang harus menunggu menang tender dulu," kata Darmaningtyas
Di sisi lain, Dinas Perhubungan perlu merancang mekanisme bisnis Transjakarta dengan Metromini dan Kopaja. Sebab, tarif ketiga moda transportasi itu berbeda. Di lain pihak, belum tentu semua penumpang yang naik Metromini dan Kopaja akan melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta. "Berarti tarifnya tidak bisa disatukan."
Dari sisi teknis, mekanika bus Metromini dan Kopaja perlu modifikasi agar bisa menurunkan penumpang di halte Transjakarta. Misalnya, bus harus memiliki pintu samping yang tinggi mengikuti tinggi halte. Namun, bus itu juga tetap punya pintu rendah di bagian depan untuk menurunkan penumpang di halte biasa.
Sopir Metromini dan Kopaja juga harus resmi serta dilatih untuk disiplin dan tidak ugal-ugalan. "Sopirnya tidak bisa lagi supir tembak," ucap Darmaningtyas.
"Ini ide baik, tapi jangan bisa tergesa-gesa," kata Darmaningtyas kepada Tempo, Selasa, 27 November 2012. Dinas Perhubungan DKI Jakarta berniat menggabungkan Transjakarta dengan Metromini dan Kopaja mulai tahun depan. Ini bagian dari proyek revitalisasi busway sehingga Metromini dan Kopaja dapat langsung melayani penumpang tanpa perlu transit di terminal.
Menurut Darmaningtyas, banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk mewujudkan penggabungan. "Implementasinya butuh penjabaran detil," ujar Darmaningtyas.
Dalam soal regulasi, kata dia, Undang-Undang Lalu Lintas belum mencantumkan definisi yang jelas soal jalur bus. "Apakah Metromini dan Kopaja termasuk kategori yang boleh melewati jalur bus? Apakah mereka harus masuk jalur dari ujung ke ujung atau boleh keluar di tengah jalur?" katanya.
Transjakarta juga harus menambah jumlah armada sebelum berintegrasi dengan Metromini dan Kopaja. Alasannya, kedua angkutan sedang itu bakal menambah jumlah penumpang Transjakarta.
"Masalah busway sekarang adalah kelebihan penumpang. Sedangkan Metromini dan Kopaja menjadi semacam feeder yang membawa penumpang ke halte," katanya. Kalau armada tidak kunjung ditambah, penumpang akan menumpuk di halte.
Kenyataannya, dia menambahkan, teknis penambahan bus berjalan lamban. Tambahan 102 bus yang direncanakan selesai sejak akhir tahun lalu baru akan terealisasi akhir tahun ini. Penyediaan bus butuh waktu minimal enam bulan.
Untuk itu, Darmaningtyas mengimbau Dinas Perhubungan agar memberi kewenangan lebih kepada operator yang sudah ada (existing) untuk menambah bus sendiri sesuai kebutuhan. "Sekarang harus menunggu menang tender dulu," kata Darmaningtyas
Di sisi lain, Dinas Perhubungan perlu merancang mekanisme bisnis Transjakarta dengan Metromini dan Kopaja. Sebab, tarif ketiga moda transportasi itu berbeda. Di lain pihak, belum tentu semua penumpang yang naik Metromini dan Kopaja akan melanjutkan perjalanan dengan Transjakarta. "Berarti tarifnya tidak bisa disatukan."
Dari sisi teknis, mekanika bus Metromini dan Kopaja perlu modifikasi agar bisa menurunkan penumpang di halte Transjakarta. Misalnya, bus harus memiliki pintu samping yang tinggi mengikuti tinggi halte. Namun, bus itu juga tetap punya pintu rendah di bagian depan untuk menurunkan penumpang di halte biasa.
Sopir Metromini dan Kopaja juga harus resmi serta dilatih untuk disiplin dan tidak ugal-ugalan. "Sopirnya tidak bisa lagi supir tembak," ucap Darmaningtyas.
0
1.2K
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan