- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{siapa cepat dia dapat} Premium DIY-Jateng Habis 24 Desember...
TS
eKOONTOLL
{siapa cepat dia dapat} Premium DIY-Jateng Habis 24 Desember...
TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Jatah (kuota) bahan bakar minyak (BBM) besubsidi untuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), hanya tersisa 11 persen dan diperkirakan akan habis pada 24 Desember 2012 mendatang. Dengan demikian, selama seminggu terakhir di tahun ini, warga harus mengonsumsi Pertamaks, Pertamaks Plus atau untuk mesin diesel Pertamina DEX.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jateng. Teguh Dwi Paryono mengatakan, data pada 18 Nobvember lalu, konsumsi konsumsi BBM bersubsidi di Jateng mencapai 89 %. Berdasarkan data per 18 November lalu, jatah Jateng Premium untuk Jateng yang mencapai 2,994 juta kilo liter, telah terkonsumsi 89 persen sehingga tingga tersisa 332.755 kilo liter. Sedangkan untuk sola, dari jatah Jateng 1,762 juta Kilo liter, tersisa 170.613 kilo liter (10 persen).
"Diperkirakan sisanya (stok BBM bersubsidi) akan habis pada 24 Desember mendatang di sekitar 600 SPBU Se-Jawa Tengah," kata Teguh, Senin (26/11/2012).
Perhitungan Teguh itu berdasarakan menyusul keputusan Pertamina yang tidak lagi mengurangi pasokan berdasarkan sisa kuota, menyusul kerusuhan di berbagai wilayah karena kelangkaan premium dan solar.
Teguh belum bisa memastikan, apakah kebijakan yang membatalkan pengurangan pasokan yang berakibat pada tidak cukupnya pasokan BBM sampai akhir tahun akan dibarengi dengan kebijakan lain.
Teguh mengimbau, agar prediksi habisnya premium dan solar tidak terjadi dan masih tetap dijual di SPBU se Jawa Tengah hingga 31 Desember, warga yang memang mampu membeli Pertamaks dan Pertamina DEX, tidak mengonsumsi BBM bersubsidi.
Sedangkan sisa kuota BBM bersubsidi di DIY, berdasarkan data pada 18 November untuk premium tersisa 11 persen dan solar tersisa 10 persen, sama dengan sisa Jawa Tengah. Bila persentase konsumsi sama dengan Jateng, maka jatah untuk provinsi ini juga akan habis pada 14 Desember.
Namun begitu, DIY rupanya memilih tatap memberlakukan kuota harian, meskipun kebijakan itu telah dicabut pada Minggu (25/11/2012) oleh Pertamina. Jumlah kuota harian untuk disalurkan ke sejumlah SPBU di Jateng, adalah hasil pembahian sisa jatah dengan jumlah hari.
Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY, Edi Indrajaya, menjelaskan premium yang disalurkan ke 91 SPBU di DIY adalah 1.350 kiloliter per harinya. Sehingga, jika jatah premium habis pada satu SPBU, masyarakat hanya bisa membeli Pertamaks, dan ketika solar habis hanya bisa membeli Pertamina DEX.
"Untuk pengguna tertentu seperti UMKM, transportasi publik, nelayan dan sebagainya dipastikan aman sampai akhir tahun. Karena sudah ada stok khusus sebesar 1.000 kiloliter," urai Edi.
Menurutnya, pemberlakuan kuota harian itu diberlakukan untuk menjamin masih ada premium dan solar hingga akhir tahun, meski berisiko akan terjadi antrean dan habisnya stok di SPBU. Berdasarakan data 18 November, dari kuota premium untuk DIY yang mencapai 494.475 Kiloliter, hanya tersisa 52.475 kiloliter (11 persen), sedangkan dari jatah solar 1,762 juta kiloliter, tersisa 170.613 kiloliter (90 persen).
Kepala DPUP ESDM DIY, Rani Sjamsinarsi mengatakan, pemberlakuan kuota harian memang memertimbangkan tingginya masyarakat yang berkunjung di DIY pada bulan-bulan terakhir tahun 2012. Ditambah dengan kebijakan nozel aktif di SPBU, diharapkan akan mengurangi konsumsi BBM bersubsidi masyarakat, terutama pada pengguna mobil.
"Jadi kalau pada satu hari SPBU sudah kehabisan premiun, sudah tidak bisa meminta penambahan. Premium baru dijual lagi keesokan harinya," papar Rani.
Disinggung mengenai rencana program 12 jam tanpa premium dan solar pada 2 Desember, Rani mengaku belum mendapat surat pemberitahuan resmi. Sehingga sampai sekarang belum bisa melakukan sosialisasi kepada para pengelola SPBU di DIY.(*)
SUMBER
TS : PENGECEER PASTI SUDAH SIAP-SIAP, MENIMBUN BBM
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Jateng. Teguh Dwi Paryono mengatakan, data pada 18 Nobvember lalu, konsumsi konsumsi BBM bersubsidi di Jateng mencapai 89 %. Berdasarkan data per 18 November lalu, jatah Jateng Premium untuk Jateng yang mencapai 2,994 juta kilo liter, telah terkonsumsi 89 persen sehingga tingga tersisa 332.755 kilo liter. Sedangkan untuk sola, dari jatah Jateng 1,762 juta Kilo liter, tersisa 170.613 kilo liter (10 persen).
"Diperkirakan sisanya (stok BBM bersubsidi) akan habis pada 24 Desember mendatang di sekitar 600 SPBU Se-Jawa Tengah," kata Teguh, Senin (26/11/2012).
Perhitungan Teguh itu berdasarakan menyusul keputusan Pertamina yang tidak lagi mengurangi pasokan berdasarkan sisa kuota, menyusul kerusuhan di berbagai wilayah karena kelangkaan premium dan solar.
Teguh belum bisa memastikan, apakah kebijakan yang membatalkan pengurangan pasokan yang berakibat pada tidak cukupnya pasokan BBM sampai akhir tahun akan dibarengi dengan kebijakan lain.
Teguh mengimbau, agar prediksi habisnya premium dan solar tidak terjadi dan masih tetap dijual di SPBU se Jawa Tengah hingga 31 Desember, warga yang memang mampu membeli Pertamaks dan Pertamina DEX, tidak mengonsumsi BBM bersubsidi.
Sedangkan sisa kuota BBM bersubsidi di DIY, berdasarkan data pada 18 November untuk premium tersisa 11 persen dan solar tersisa 10 persen, sama dengan sisa Jawa Tengah. Bila persentase konsumsi sama dengan Jateng, maka jatah untuk provinsi ini juga akan habis pada 14 Desember.
Namun begitu, DIY rupanya memilih tatap memberlakukan kuota harian, meskipun kebijakan itu telah dicabut pada Minggu (25/11/2012) oleh Pertamina. Jumlah kuota harian untuk disalurkan ke sejumlah SPBU di Jateng, adalah hasil pembahian sisa jatah dengan jumlah hari.
Kepala Bidang Energi Sumber Daya Mineral Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP ESDM) DIY, Edi Indrajaya, menjelaskan premium yang disalurkan ke 91 SPBU di DIY adalah 1.350 kiloliter per harinya. Sehingga, jika jatah premium habis pada satu SPBU, masyarakat hanya bisa membeli Pertamaks, dan ketika solar habis hanya bisa membeli Pertamina DEX.
"Untuk pengguna tertentu seperti UMKM, transportasi publik, nelayan dan sebagainya dipastikan aman sampai akhir tahun. Karena sudah ada stok khusus sebesar 1.000 kiloliter," urai Edi.
Menurutnya, pemberlakuan kuota harian itu diberlakukan untuk menjamin masih ada premium dan solar hingga akhir tahun, meski berisiko akan terjadi antrean dan habisnya stok di SPBU. Berdasarakan data 18 November, dari kuota premium untuk DIY yang mencapai 494.475 Kiloliter, hanya tersisa 52.475 kiloliter (11 persen), sedangkan dari jatah solar 1,762 juta kiloliter, tersisa 170.613 kiloliter (90 persen).
Kepala DPUP ESDM DIY, Rani Sjamsinarsi mengatakan, pemberlakuan kuota harian memang memertimbangkan tingginya masyarakat yang berkunjung di DIY pada bulan-bulan terakhir tahun 2012. Ditambah dengan kebijakan nozel aktif di SPBU, diharapkan akan mengurangi konsumsi BBM bersubsidi masyarakat, terutama pada pengguna mobil.
"Jadi kalau pada satu hari SPBU sudah kehabisan premiun, sudah tidak bisa meminta penambahan. Premium baru dijual lagi keesokan harinya," papar Rani.
Disinggung mengenai rencana program 12 jam tanpa premium dan solar pada 2 Desember, Rani mengaku belum mendapat surat pemberitahuan resmi. Sehingga sampai sekarang belum bisa melakukan sosialisasi kepada para pengelola SPBU di DIY.(*)
SUMBER
TS : PENGECEER PASTI SUDAH SIAP-SIAP, MENIMBUN BBM
0
666
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan