- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Nah Loh.. kamu ketahuan..] Tagih Janji Surya Paloh, Metro TV Didemo Karyawan Sendiri


TS
Osana412
[Nah Loh.. kamu ketahuan..] Tagih Janji Surya Paloh, Metro TV Didemo Karyawan Sendiri
Quote:
Original Posted By .
![[Nah Loh.. kamu ketahuan..] Tagih Janji Surya Paloh, Metro TV Didemo Karyawan Sendiri](https://dl.kaskus.id/img.beritasatu.com/images/medium/26112012013741.jpg)
Massa mendemo kantor Metro TV untuk menagih janji Surya Paloh yang akan mempekerjakan kembali jurnalis perempuan Luviana yang dipecat Metro TV.
Massa dari Aliansi Sovi (Solidaritas Perempuan untuk Luviana mendemo kantor Metro TV di Kedoya Jakarta Barat, Minggu (25/11/2012). Puluhan orang ini berunjuk rasa sebagai bentuk solidaritas atas kasus pemecatan wartawan Metro TV, Luviana.
Aksi massa yang dilakukan bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Metro TV yang ke-12 ini, untuk menagih janji Surya Paloh yang akan mempekerjakan kembali Luviana sebagai wartawan di Metro TV. Massa yang terdiri dari berbagai elemen organisasi ini juga menuntut Metro TV membayarkan upah Luviana yang tidak dibayarkan sejak bulan Juli 2012.
Kasus ini bermula saat Luviana dibebastugaskan oleh Metro TV lantaran dinilai sepihak oleh atasan dan manajemen Metro TV, tidak bisa bekerjasama. Luvi semula menuntut perbaikan penilaian karya, pembagian bonus dan mendorong perlunya wadah serikat pekerja di Metro TV. Kasus ini sempat dijanjikan oleh pemilik Metro TV, Surya Paloh, untuk diselesaikan dengan baik-baik. Luviana dijanjikan akan dipekerjakan kembali, namun hingga kini janji itu tidak ditepati.
Dalam orasinya Poltak Agustinus Sinaga, Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia Jakarta) mempertanyakan sikap pro demokrasi Surya Paloh. Surya yang juga pendiri Partai Nasional Demokrasi ini dianggap masih menerapkan kepemimpinan otoriter ala orde baru. "Zaman sudah berubah. Siapapun sama posisinya di hadapan hukum. Termasuk Surya Paloh dan manajemen Metro TV yang melanggar UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena tidak membayar lima bulan gaji Luviana. Padahal belum ada putusan pengadilan yang mengikat atas PHK-nya," kata Poltak di atas mobil komando.
Aksi Sovi di depan halaman kantor Metro TV ini juga bertepatan dengan Hari Internasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang jatuh pada 25 November. 52 tahun yang lalu, 25 November 1960, sebuah penghormatan diberikan pada Mirabal bersaudara (Patria, Minerva dan Maria Teresa).
Pembunuhan keji telah dilakukan pada Mirabal bersaudara yang dilakukan oleh kaki tangan penguasa diktator Republik Dominika pada waktu itu, yaitu Rafael Trujillo. Mirabal bersaudara merupakan aktivis politik yang tak henti memperjuangkan demokrasi dan keadilan. Mereka juga menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran penguasa Republik Dominika pada waktu itu. Berkali-kali mereka mendapat tekanan dan penganiayaan dari penguasa yang berakhir pada pembunuhan keji.
Luviana, adalah seorang jurnalis sekaligus buruh perempuan yang telah bekerja selama 10 tahun di Metro TV. Luvi berinisiatif mendirikan organisasi yang merupakan cikal bakal serikat pekerja, berusaha mereformasi manajemen dan mengkampanyekan tayangan yang tidak bias gender, ia diminta mundur oleh manajamen Metro TV sejak tanggal 31 Januari 2012 dan kemudian di-PHK tanpa alasan pada tanggal 27 Juni 2012.
Luviana juga mendapatkan intimidasi, ia tidak boleh memasuki area kantor dan selalu dihalang-halangi oleh Satpam untuk memasuki tempatnya bekerja. Pada tanggal 5 Juni 2012 Surya Paloh yang merupakan pemilik Metro TV berjanji untuk mempekerjakan Luviana kembali, namun saat pertemuan Luviana dan Surya Paloh digelar, manajemen Metro TV justru mengirim surat PHK.
Sebelum aksi ke Metro TV, Luviana ibu yang mempunyai seorang anak perempuan ini melakukan aksi diam ”Stop Nonton Metro TV” di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi ini dilakukan untuk menagih janji Surya paloh dan mengkritik manajemen Metro tv yang melakukan kesewenang-wenangan terhadap buruh perempuannya.
"Aksi ini sekaligus juga mengkritik tayangan Metro TV yang tidak konsisten. Selama ini Metro tv selalu mengkampanyekan hak-hak demokrasi dalam tayangannya, namun nyatanya mereka telah melarang buruhnya mendirikan serikat pekerja, melakukan kesewenang-wenangan pada buruh perempuannya dan melanggar kebebasan bersuara dan berserikat," tulis Luvi dalam rilisnya di Jakarta, 25/11/2012.
Penulis: Jurnalis Warga/ Winuranto
Sumber
![[Nah Loh.. kamu ketahuan..] Tagih Janji Surya Paloh, Metro TV Didemo Karyawan Sendiri](https://dl.kaskus.id/img.beritasatu.com/images/medium/26112012013741.jpg)
Massa mendemo kantor Metro TV untuk menagih janji Surya Paloh yang akan mempekerjakan kembali jurnalis perempuan Luviana yang dipecat Metro TV.
Massa dari Aliansi Sovi (Solidaritas Perempuan untuk Luviana mendemo kantor Metro TV di Kedoya Jakarta Barat, Minggu (25/11/2012). Puluhan orang ini berunjuk rasa sebagai bentuk solidaritas atas kasus pemecatan wartawan Metro TV, Luviana.
Aksi massa yang dilakukan bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Metro TV yang ke-12 ini, untuk menagih janji Surya Paloh yang akan mempekerjakan kembali Luviana sebagai wartawan di Metro TV. Massa yang terdiri dari berbagai elemen organisasi ini juga menuntut Metro TV membayarkan upah Luviana yang tidak dibayarkan sejak bulan Juli 2012.
Kasus ini bermula saat Luviana dibebastugaskan oleh Metro TV lantaran dinilai sepihak oleh atasan dan manajemen Metro TV, tidak bisa bekerjasama. Luvi semula menuntut perbaikan penilaian karya, pembagian bonus dan mendorong perlunya wadah serikat pekerja di Metro TV. Kasus ini sempat dijanjikan oleh pemilik Metro TV, Surya Paloh, untuk diselesaikan dengan baik-baik. Luviana dijanjikan akan dipekerjakan kembali, namun hingga kini janji itu tidak ditepati.
Dalam orasinya Poltak Agustinus Sinaga, Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia Jakarta) mempertanyakan sikap pro demokrasi Surya Paloh. Surya yang juga pendiri Partai Nasional Demokrasi ini dianggap masih menerapkan kepemimpinan otoriter ala orde baru. "Zaman sudah berubah. Siapapun sama posisinya di hadapan hukum. Termasuk Surya Paloh dan manajemen Metro TV yang melanggar UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena tidak membayar lima bulan gaji Luviana. Padahal belum ada putusan pengadilan yang mengikat atas PHK-nya," kata Poltak di atas mobil komando.
Aksi Sovi di depan halaman kantor Metro TV ini juga bertepatan dengan Hari Internasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang jatuh pada 25 November. 52 tahun yang lalu, 25 November 1960, sebuah penghormatan diberikan pada Mirabal bersaudara (Patria, Minerva dan Maria Teresa).
Pembunuhan keji telah dilakukan pada Mirabal bersaudara yang dilakukan oleh kaki tangan penguasa diktator Republik Dominika pada waktu itu, yaitu Rafael Trujillo. Mirabal bersaudara merupakan aktivis politik yang tak henti memperjuangkan demokrasi dan keadilan. Mereka juga menjadi simbol perlawanan terhadap kediktatoran penguasa Republik Dominika pada waktu itu. Berkali-kali mereka mendapat tekanan dan penganiayaan dari penguasa yang berakhir pada pembunuhan keji.
Luviana, adalah seorang jurnalis sekaligus buruh perempuan yang telah bekerja selama 10 tahun di Metro TV. Luvi berinisiatif mendirikan organisasi yang merupakan cikal bakal serikat pekerja, berusaha mereformasi manajemen dan mengkampanyekan tayangan yang tidak bias gender, ia diminta mundur oleh manajamen Metro TV sejak tanggal 31 Januari 2012 dan kemudian di-PHK tanpa alasan pada tanggal 27 Juni 2012.
Luviana juga mendapatkan intimidasi, ia tidak boleh memasuki area kantor dan selalu dihalang-halangi oleh Satpam untuk memasuki tempatnya bekerja. Pada tanggal 5 Juni 2012 Surya Paloh yang merupakan pemilik Metro TV berjanji untuk mempekerjakan Luviana kembali, namun saat pertemuan Luviana dan Surya Paloh digelar, manajemen Metro TV justru mengirim surat PHK.
Sebelum aksi ke Metro TV, Luviana ibu yang mempunyai seorang anak perempuan ini melakukan aksi diam ”Stop Nonton Metro TV” di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi ini dilakukan untuk menagih janji Surya paloh dan mengkritik manajemen Metro tv yang melakukan kesewenang-wenangan terhadap buruh perempuannya.
"Aksi ini sekaligus juga mengkritik tayangan Metro TV yang tidak konsisten. Selama ini Metro tv selalu mengkampanyekan hak-hak demokrasi dalam tayangannya, namun nyatanya mereka telah melarang buruhnya mendirikan serikat pekerja, melakukan kesewenang-wenangan pada buruh perempuannya dan melanggar kebebasan bersuara dan berserikat," tulis Luvi dalam rilisnya di Jakarta, 25/11/2012.
Penulis: Jurnalis Warga/ Winuranto
Sumber
Nah loh.... gimana nih Surya Palloh... memang tidak konsisten, waktu dirikan Nasdem, dia bilang tidak akan jadikan partai, eh nyatanya... lalu bilang, tidak akan mencalonkan jadi presiden, eh nyatanya... memang lidah itu tidak bertulang...
Diubah oleh Osana412 26-11-2012 17:32
0
4.5K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan