- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[20 November 2012] Wagub Ahok Dinilai Arogan


TS
JohnWinchester
[20 November 2012] Wagub Ahok Dinilai Arogan
Wagub Ahok Dinilai Arogan
Dinilai Sering Ngancam & Marahin Pejabat Pemprov Dalam Rapat
Selasa, 20 November 2012 , 08:37:00 WIB
BASUKI TJAHAJA PURNAMA
RMOL.Terlihat sering marah-marah saat rapat dan kunjungan, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai arogan, egois dan suka menuduh pejabat Pemprov negatif tanpa didukung bukti-bukti.
Pengamat kebijakan publik Sugiyanto mengatakan, tindakan Wagub DKI Jakarta yang terlihat sering marah-marah saat rapat mencerminkan penguasa yang arogan dan egois.
“Sebagai pejabat yang baru saja diangkat, tindakan Ahok tersebut bisa jadi contoh buruk pemerintahan DKI. Ini tak pantas,” kritiknya.
Apalagi, tambah Sugiyanto, perilaku Ahok yang egois, suka mengancam dan menuduh pejabat negatif tanpa didukung bukti-bukti itu diunggah ke youtube.
“Sebenarnya tak masalah diunggah, tapi ya sebaiknya yang tidak mengajarkan kemarahan. Ini kan ditonton banyak orang,” tegasnya.
Hal senada dikatakan anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Ahmad Husen Alaydrus. Menurutnya, bekas Bupati Belitung Timur itu seolah merasa berkuasa, sehingga pejabat di bawahnya dianggap semuanya kecil, kecuali Gubernur Joko Widodo (Jokowi), atasannya.
Beberapa contoh perilaku Ahok sebagai wagub yang dikeluhkan Husen seperti teguran kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Ery Basworo, soal pemangkasan anggaran 25 persen. Begitu pula Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Deded Suhendar yang dimarahi di depan puluhan pekerja perwakilan buruh.
“Soal rapat-rapat di Balai Kota DKI dipimpin Gubernur maupun Wakil Gubernur DKI secara transparan itu bagus, dewan mendukung. Apalagi dilansir lewat jejaring sosial, tentu kita dukung keterbukaan itu karena selama ini masih kurang terbuka. Malah biasanya rapat di Balai Agung DKI tertutup dan sekarang terbuka kita nilai positif,” katanya.
Namun, Wakil Ketua PDIP DKI Jakarta Prasetyo bisa memahami sikap Ahok, kendati ada juga yang menilai itu sikap yang arogan.
“Maksudnya baik kok, komitmennya untuk membuat Jakarta lebih baik. Dia tidak mungkin bersikap seperti itu tanpa dasar,” tegasnya.
Soal kebijakan Ahok mengurangi anggaran sebanyak 25 persen untuk dinas-dinas tertentu, kata Prasetyo, sangat beralasan.
“Beliau menemukan bukti-bukti mark-up APBD. Saya rasa sikapnya sangat wajar, bahkan tidak terlihat arogan, itu sudah tanggung jawab dia,” tutur Prasetyo.
Sikap marah-marah Wagub DKI terhadap beberapa pejabat yang akhirnya jadi tontonan publik, menurut Prasetyo bukan arogansi. Sikap seperti itu merupakan style atau gaya masing-masing orang. Terlebih, karakter pejabat di Indonesia memang banyak yang harus diperlakukan tegas dan keras.
“Beda orang beda style, itu biasa. Yang penting kini berilah mereka (gubernur dan wagub) menjalankan program dulu. Jangan banyak justifikasi negatif dulu. Kalau mereka tidak komit, saya akan ada di garda terdepan untuk menegur mereka,” cetusnya.
Seperti diketahui, dalam video yang diunggah ke dunia maya, Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlihat emosi saat memimpin rapat dengan Dinas PU pada 8 November lalu.
Bahkan, dalam video tersebut Ahok terlihat menantang akan membawa petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan jika anak buahnya itu menolak pemotongan nilai proyek sebesar 25 persen. Hal ini dilontarkan Ahok agar semua proyek bisa diawasi secara terang-benderang oleh publik
Namun, Ahok mengelak jika dirinya dikatakan terlihat emosi. “Bukan marah, kita cuma pengen kalau anggaran diefesiensikan. Kan selama ini kalau tender-tender selalu kurang dari 60-70 persen dari baku anggaran. Lah mengapa kita masih ngotot pasang pagu anggaran 100 persen,” terangnya.
Politisi Partai Gerindra itu mempunyai alasan mengapa harus memotong dari Dinas PU sebesar 25 persen. Menurutnya, dari pemotongan 25 persen tersebut bisa dianggarkan untuk dialokasikan ke pendidikan dan perumahan.
“Jadi kalau ada proyek sampai Rp 10 triliun kalau kita potong 25 persen kan ada kelebihan Rp 2,5 triliun. Dari situ kan bisa kita pakai untuk kesehatan, pendidikan, perumahan dan UKM, itu yang kita minta,” ujarnya.
Ahok mengakui, dari kejadian tersebut dapat mengambil hikmah agar semua kinerja Dinas PU terlihat baik dan tidak ada anggaran yang disia-siakan.
“Kita ingin kinerja mereka naik. Kita ingin semua itu tidak ada anggaran yang disia-siakan,” pungkasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
http://nusantara.rmol.co/read/2012/1...inilai-Arogan-
Dinilai Sering Ngancam & Marahin Pejabat Pemprov Dalam Rapat
Selasa, 20 November 2012 , 08:37:00 WIB
BASUKI TJAHAJA PURNAMA
RMOL.Terlihat sering marah-marah saat rapat dan kunjungan, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai arogan, egois dan suka menuduh pejabat Pemprov negatif tanpa didukung bukti-bukti.
Pengamat kebijakan publik Sugiyanto mengatakan, tindakan Wagub DKI Jakarta yang terlihat sering marah-marah saat rapat mencerminkan penguasa yang arogan dan egois.
“Sebagai pejabat yang baru saja diangkat, tindakan Ahok tersebut bisa jadi contoh buruk pemerintahan DKI. Ini tak pantas,” kritiknya.
Apalagi, tambah Sugiyanto, perilaku Ahok yang egois, suka mengancam dan menuduh pejabat negatif tanpa didukung bukti-bukti itu diunggah ke youtube.
“Sebenarnya tak masalah diunggah, tapi ya sebaiknya yang tidak mengajarkan kemarahan. Ini kan ditonton banyak orang,” tegasnya.
Hal senada dikatakan anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Ahmad Husen Alaydrus. Menurutnya, bekas Bupati Belitung Timur itu seolah merasa berkuasa, sehingga pejabat di bawahnya dianggap semuanya kecil, kecuali Gubernur Joko Widodo (Jokowi), atasannya.
Beberapa contoh perilaku Ahok sebagai wagub yang dikeluhkan Husen seperti teguran kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Ery Basworo, soal pemangkasan anggaran 25 persen. Begitu pula Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Deded Suhendar yang dimarahi di depan puluhan pekerja perwakilan buruh.
“Soal rapat-rapat di Balai Kota DKI dipimpin Gubernur maupun Wakil Gubernur DKI secara transparan itu bagus, dewan mendukung. Apalagi dilansir lewat jejaring sosial, tentu kita dukung keterbukaan itu karena selama ini masih kurang terbuka. Malah biasanya rapat di Balai Agung DKI tertutup dan sekarang terbuka kita nilai positif,” katanya.
Namun, Wakil Ketua PDIP DKI Jakarta Prasetyo bisa memahami sikap Ahok, kendati ada juga yang menilai itu sikap yang arogan.
“Maksudnya baik kok, komitmennya untuk membuat Jakarta lebih baik. Dia tidak mungkin bersikap seperti itu tanpa dasar,” tegasnya.
Soal kebijakan Ahok mengurangi anggaran sebanyak 25 persen untuk dinas-dinas tertentu, kata Prasetyo, sangat beralasan.
“Beliau menemukan bukti-bukti mark-up APBD. Saya rasa sikapnya sangat wajar, bahkan tidak terlihat arogan, itu sudah tanggung jawab dia,” tutur Prasetyo.
Sikap marah-marah Wagub DKI terhadap beberapa pejabat yang akhirnya jadi tontonan publik, menurut Prasetyo bukan arogansi. Sikap seperti itu merupakan style atau gaya masing-masing orang. Terlebih, karakter pejabat di Indonesia memang banyak yang harus diperlakukan tegas dan keras.
“Beda orang beda style, itu biasa. Yang penting kini berilah mereka (gubernur dan wagub) menjalankan program dulu. Jangan banyak justifikasi negatif dulu. Kalau mereka tidak komit, saya akan ada di garda terdepan untuk menegur mereka,” cetusnya.
Seperti diketahui, dalam video yang diunggah ke dunia maya, Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlihat emosi saat memimpin rapat dengan Dinas PU pada 8 November lalu.
Bahkan, dalam video tersebut Ahok terlihat menantang akan membawa petugas dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan jika anak buahnya itu menolak pemotongan nilai proyek sebesar 25 persen. Hal ini dilontarkan Ahok agar semua proyek bisa diawasi secara terang-benderang oleh publik
Namun, Ahok mengelak jika dirinya dikatakan terlihat emosi. “Bukan marah, kita cuma pengen kalau anggaran diefesiensikan. Kan selama ini kalau tender-tender selalu kurang dari 60-70 persen dari baku anggaran. Lah mengapa kita masih ngotot pasang pagu anggaran 100 persen,” terangnya.
Politisi Partai Gerindra itu mempunyai alasan mengapa harus memotong dari Dinas PU sebesar 25 persen. Menurutnya, dari pemotongan 25 persen tersebut bisa dianggarkan untuk dialokasikan ke pendidikan dan perumahan.
“Jadi kalau ada proyek sampai Rp 10 triliun kalau kita potong 25 persen kan ada kelebihan Rp 2,5 triliun. Dari situ kan bisa kita pakai untuk kesehatan, pendidikan, perumahan dan UKM, itu yang kita minta,” ujarnya.
Ahok mengakui, dari kejadian tersebut dapat mengambil hikmah agar semua kinerja Dinas PU terlihat baik dan tidak ada anggaran yang disia-siakan.
“Kita ingin kinerja mereka naik. Kita ingin semua itu tidak ada anggaran yang disia-siakan,” pungkasnya. [Harian Rakyat Merdeka]
http://nusantara.rmol.co/read/2012/1...inilai-Arogan-
0
11.1K
143


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan