Bangga sebagai peserta dari Filipina yang pertama kali terpilih menjadi juara.

Kontestan asal Filipina, Kevin Balot berhasil terpilih sebagai Miss International Queen, kontes kecantikan bergengsi khusus untuk waria di seluruh dunia. Ajang tersebut berlangsung di Pattaya, Thailand 2 November lalu.

Kevin yang baru saja lulus dari studi keperawatan, saat ini baru berusia 20 tahun. Ia juga terpilih sebagai Ms Photogenic dalam ajang yang diikuti peserta waria dari seluruh dunia tersebut. Tahun sebelumnya, kontestan asal Brazil yang memenangkan ajang tersebut, disusul Thailand di posisi runner-up.

Acara yang disiarkan langsung di stasiun televisi Thailand tersebut disaksikan jutaan pasang mata. Sebeb, ajang tersebut telah tumbuh menjadi salah satu kontes yang populer di Thailand dan menarik diliput media asing.

Miss Internasional Queen juga sering disebut-sebut sebagai ajang Miss Universe untuk kaum waria dan transgender. Ajang tersebut bertujuan untuk memberdayakan kaum waria dan menyosialisasikan hak kaum GLBT (gay, lesbi, biseks, transgender), serta menyediakan wadah bagi mereka untuk berkreasi, menunjukkan bakat mereka.

Kontes kecantikan tersebut juga telah menunjang karier para kontestan. Seperti misalnya Ai Haruna dan Treechayada 'Poy' Malayaporn yang berhasil menembus dunia hiburan dan menjadi model di Jepang dan Thailand.

Orangtua dan adik Kevin yang menonton malam puncak pemilihan tersebut mengaku terkejut. Usaha mereka datang jauh-jauh dari Manila ke Thailand tidak sia-sia. Sang ibu begitu bangga dan ingin segera dapat menemui anaknya itu.

Usai acara, Kevin yang bercita-cita menjadi seorang pramugari, begitu bangga menjadi orang Filipina pertama yang memenangkan kontes yang telah 10 tahun berjalan tersebut. Ia merasa bangga lantaran selama ini, para pemenang didominasi dari Thailand, Amerika Serikat dan Jepang.

Dalam ajang tahun ini, tiga kontestan dari Filipina juga ikut serta, salah satunya adalah Stefania Crus yang terpilih menjadi Miss Ripley's Popular Vote.
Penulis: Teddy Kurniawan
Sumber: Divaasia.com

TEMPO.CO, Beijing - Seorang pria asal utara Cina menceraikan dan menggugat istrinya setelah istrinya melahirkan bayi yang menurutnya "terlalu jelek". Pengadilan memenangkan gugatannya senilai setara dengan US$ 120 ribu.

Jian Feng, pria ini, mengaku menikahi istrinya karena cinta. Tak lama setelah menikah, sang istri hamil dan sembilan bulan kemudian melahirkan bayi perempuan.

Namun, bukan kebahagiaan yang diperoleh pasangan ini, melainkan bencana. Ia menganggap bayi yang dilahirkan istrinya terlalu jelek, bahkan menakutkan. Tak sedikit pun bagian dari wajah bayi itu, katanya, mirip dirinya.

Dia mencari tahu siapa ayah bayi itu sebenarnya. Namun, jawaban yang diberikan sang istri sungguh di luar dugaan. Istrinya menyatakan, sebelum mengenalnya, dia berwajah jelek. Kemudian, dia melakukan operasi plastik yang menghabiskan biaya hingga US$ 100 ribu.

Jawaban sang istri inilah yang membuatnya murka. Ia melaporkan kasusnya ke pengadilan dan menuduh istrinya menipunya sebelum pernikahan. Pengadilan yang mengaku baru menangani kasus semacam ini, memenangkan Feng.

XINHUA | TRIP B

KARANGANYAR–Sri Wahyuningsih, perempuan misterius yang diduga hantu penunggu Sendang Sumur Bandung di dekat Waduk Lalung, Karanganyar, selalu menggunakan ponsel saat berkomunikasi dengan Yatiyem, ibu dari Suprapto, kekasihnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Suprapto warga Suruhkalang, Karanganyar, gagal menikahi Sri yang diduga warga peri Sendang Sumur Waduk Lalung. Saat akan melamar, keluarga Suprapto tak bisa menemukan alamat Sri. Begitu dicek ternyata alamat yang dimaksud yakni pohon beringin Sendang Sumur di dekat Waduk Lalung Karanganyar.

Kendati sudah berpacaran selama satu tahun, belum pernah sekali pun Yatiyem bertemu langsung dengan calon menantunya itu. Sri hanya bertemu langsung dengan Suprapto. Informasi itu diperoleh Solopos.com berdasar penuturan Yatiyem saat ditemui di kediamannya, Kamis (1/11/2012).

Selama ini pula, dia mengisahkan, Sri selalu merahasiakan nomor ponselnya saat menghubungi Suprapto. Saat ponsel Suprapto berdering, tidak muncul nomor ponsel seluler miliknya. Sehingga selama berpacaran, Sri yang selalu menghubungi Suprapto bila akan bertemu langsung alias kopi darat.

“Biasanya Sri telepon anak saya petang hari menjelang magrib. Setelah mendapat telepon, anak saya ya langsung bergegas menuju rumah Sri. Sekitar pukul 19.00 WIB anak saya baru pulang,” urai Yatiyem. Sayangnya ponsel milik Suprapto sudah hancur tidak bersisa lantaran dibanting oleh sang pemilik.

Solopos.com