
Agan2, perlu diinget bahwa:
Palestina tidak identik dengan Islam, Israel dan Amerika juga tidak identik dengan Kristen. Bahkan Duta besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi berkata bahwa, "Di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat dan Yerusalem."
ini info detailnya
Berikut petikan wawancara Hamid Basyaib dari Kajian Utan Kayu dengan Pendeta Dr. A. A. Yewangoe, Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT):
HAMID BASYAIB: Ada sebagian orang yang melihat konflik Israel-Palestina ini sebagai konflik agama, terutama karena Israel adalah negara Yahudi. Belum lagi, di kawasan tersebut terdapat tempat suci dari tiga agama besar, yaitu Masjid al-Aqsha bagi Islam, kota Betlehem untuk umat Kristen dan Tembok Ratapan yang diklaim umat Yahudi sebagai tempat suci mereka. Pak Yewangoe, benarkah persepsi orang seperti itu?
Quote:
PENDETA DR. A. A. YEWANGOE: Ya, persepsi seperti itu sebenarnya tidak benar sama sekali. Agama memang banyak dilibatkan dalam perebutan kekuasaan di situ. Tapi masalahnya sebenarnya, bagaimana orang Palestina bisa memenuhi harapannya sebagai bangsa yang berdaulat di tanahnya sendiri. Ini sudah menjadi masalah yang sangat lama. Sebenarnya yang terjadi adalah perlakuan yang tidak adil terhadap rakyat Palestina. Perlawanan rakyat Palestina selama ini kalau dilihat dari persenjataan, sama sekali tidak berimbang.
Gerakan Intifada yang mereka lakukan banyak juga disokong warga Palestina yang beragama Kristen. Di Betlehem, hampir 30 persen penduduknya adalah Palestina Kristen atau Katolik. Jadi ini, pertama-tama bukan masalah agama. Hanya saja, agama dilibatkan untuk menambah eskalasi. Secara kebetulan, sekarang ini yang memegang kekuasaan di Israel adalah seorang Perdana Menteri yang bisa dikatakan termasuk dari partai yang fundamentalis.
HAMID: Bagaimana melihatnya dari sudut Kristen? Sebab, kita tahu, Betlehem sendiri sebagai kota suci umat Kristen tidak luput dari serangan. Bagaimana umat Kristen menyikapi ini?
Quote:
YEWANGOE: Harus disadari, bahwa Israel tidak identik dengan Kristen. Pada sisi lain, Palestina juga tidak identik dengan Islam. Sebab, banyak sekali orang Palestina yang Kristen.Saya sendiri, sekali dua kali ketemu dengan orang Palestina yang Kristen, tapi mereka sungguh-sungguh yakin suatu saat mereka akan mendirikan negaranya sendiri di bawah pemerintahan atau kepemimpinan Yasser Arafat. Hanan Asrawi, jurubicara Palestina yang kondang itu juga beragama Kristen. George Habbash juga Kristen. Bahkan isteri Yaser Arafat, bernama Suha, juga beragama Kristen. Serangan Israel kepada bangsa Palestina, harus kita kecam sebagai suatu tindakan yang amat tidak adil. Dan ketidakadilan ini sudah terjadi bertahun-tahun.
Kami sudah seringkali mengecam ketidakadilan tersebut melalui pernyataan resmi. Dan semua gereja-gereja Protestan, yang tergabung dalam Dewan Gereja-gereja Se-dunia, tak terhitung menyampaikan kecaman. Dewan Gereja menyerukan supaya orang Israel menyadari agar tidak mengandalkan kekuatan untuk menghantam suatu bangsa yang sedang memperjuangkan harga diri dan kemerdekaannya. Oleh karena itu, menurut saya, kita hindari salah paham di sini. Ada sayup-sayup suara yang mengatakan Israel identik dengan Kristen dan Palestina secara sempit diidentikkan dengan Islam. Sehingga kalau panas di sana, seolah-olah di sini juga harus panas. Dan ini adalah suatu sikap yang tidak proporsional.
HAMID: Dengan demikian, Anda ingin mengatakan bahwa masalah di atas sebenarnya masalah politik?
Quote:
YEWANGOE: Ya. Dalam arti luas, bahwa ada suatu bangsa, yaitu Palestina, yang ingin tampil sebagai bangsa yang bermartabat. Mereka adalah bangsa yang ingin hidup sederjat dengan bangsa-bangsa lain, termasuk ingin hidup berdampingan dengan orang-orang Israel.
HAMID: Ada penilaian bahwa sikap negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) kurang tegas? Bahkan Indonesia pun, sebagai negara Islam terbesar di dunia, juga dinilai sama?
Quote:
YEWANGOE: Saya kira, kita memang harus mempertegas sikap atas kebrutalan Israel. Sebab bagaimanapun, tindakan-tindakan yang dilakukan Israel sebenarnya sudah melampaui batas. Saya setuju negara-negara OKI bersikap lebih tegas dalam menyikapi Israel. Justru ini menjadi celah untuk bersatu dalam menentukan sikap antara OKI dengan negara-negara lain. Kita lihat Eropa misalnya, sekarang justru amat kritis terhadap Israel dan juga terhadap Amerika. Kemarin, Vatikan sudah mengeluarkan pernyataan yang sangat mengecam invasi Israel. Jadi, saya kira, kekuatan-kekuatan ini, perlu “dilegalisir” seluruhnya, bukan untuk menekan Israel, tapi justeru menekan Amerika. Perlu diingat, Amerika Serikat tidak identik dengan Kristen.
Yang paling penting, menurut saya, negara-negara Arab harus mampu bersatu, bukan hanya dalam masalah Palestina, tapi dalam banyak hal. Kalau tidak, mereka gampang sekali diintervensi Amerika. Tapi saya pesimis karena banyak sekali negara-negara Arab yang sekarang sangat bergantung pada Amerika.