- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Secantik Hati Rakyat Indonesia
TS
julianaditya
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Secantik Hati Rakyat Indonesia
Pembangunan dihentikan sementara akibat serangan Israel ke Gaza.
Quote:
VIVAnews - Sebuah rumah sakit telah berdiri di Gaza, Palestina. Diberi nama, Rumah Sakit Indonesia. Karena seluruh dana pembangunannya berasal dari sumbangan rakyat Indonesiayang disalurkan dan dikelola Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C), lembaga kemanusiaan berbasis di Jakarta.
Rumah sakit yang berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara itu diutamakan untuk pemulihan trauma dan rehabilitasi bagi warga Gaza yang menjadi korban konflik bersenjata Palestina-Israel. Dapat menampung sedikitnya 100 pasien.
Dibangun dua lantai plus satu basement (ruang bawah tanah) dan satu lantai area tengah (midle area) di atas tanah seluas 16.261 meter persegi. Tanahnya merupakan wakaf dari pemerintah Palestina.
Sayangnya, saat sedang terjadi ketegangan antara milisi Hamas di Gaza dengan militer Israel sejak Rabu 14 November 2012, rumah sakit tersebut belum dapat digunakan.
Para pekerja yang seluruhnya adalah relawan MER-C dari Indonesia masih mengerjakan bangunan basement, yang nantinya akan digunakan sebagai tempat penyimpanan logistik obat-obatan dan makanan. Lagi pula, belum tersedia peralatan kesehatan, obat dan tenaga medis yang disiagakan di rumah sakit tersebut.
Presidium MER-C, dr Joserizal Jurnalis mengatakan, rumah sakit itu direncanakan dapat berfungsi pada akhir 2013 atau paling lambat awal 2014. "Membangun di daerah konflik memang tidak mudah. Banyak kendala ditemui di lapangan," ujar Joserizal, didampingi Ketua Divisi Konstruksi MER-C, Ir Faried Thalib, Senin 19 November 2012.
Pembangunan rumah sakit dianggarkan sebesar Rp30 miliar. Dana itu di luar anggaran pengadaan peralatan medis, obat dan tenaga medis. Namun, dana yang terkumpul dari sumbangan masyarakat Indonesia sampai Mei 2012 baru mencapai Rp21 miliar.
Diakui Joserizal, anggaran membengkak dua kali lipat dari rencana semula. Sebab, rancang bangunnya membutuhkan penyesuaian, yaitu ruang bawah tanah (basement) dan struktur fondasi untuk empat lantai. Awalnya MER-C keberatan dengan pembangunan basement itu. Namun, setelah bernegosiasi dan mempertimbangkan keperluannya, akhirnya mereka menyetujui dengan konsekuensi pembengkakan biaya.
"Basement di sana sangat penting. Israel sering menembaki rumah sakit, masjid, dan ambulan. Sehingga basement diperlukan untuk perlindungan pasien dan storage," katanya.
Pembangunan dihentikan sementara menyusul meningkatnya serangan militer Israel ke kawasan itu. Sebanyak 28 orang relawan MER-C yang mengerjakan pembangunan itu kini berlindung di basement sembari melanjutkan pengerjaan ruang bawah tanah itu dengan material yang ada. Mereka tidak diperkenankan keluar hingga situasi dinyatakan aman.
Walau pun belum dapat digunakan dan pembangunannya belum sepenuhnya rampung, sejumlah pejabat petinggi Palestina mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia. Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya, memuji solidaritas rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina.
"Wahai rakyat Gaza, jangan pernah bersedih karena di belakang kalian ada rakyat Indonesia," ucapnya, dikutip dari brosur yang diterbitkan MER-C.
Menteri Kesehatan Palestina, dr Bassim Naim, juga menyampaikan pernyataan senada. "Kami melihat rumah sakit ini cantik berbentuk persegi delapan, secantik hati rakyat Indonesia yang telah bersungguh-sungguh dalam membantu saudara-saudaranya di Gaza. Dengan segenap kesungguhan kita bersama, insya Allah akan menjadi washilah dan penyebab tercapainya pembebasan Masjid Al Aqsa dan kemerdekaan Palestina," ucapnya.
"Desain rumah sakitnya sangat indah. Rumah sakit terindah di kota Gaza. Desainnya berkolaborasi dengan Kubah Shakra," tutur Menteri Urusan Wanita, Jamila Shanti.
"Rumah Sakit Indonesia sebagai sebuah amanat dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina akan menjadi salah satu rumah sakit terbesar di Gaza, bahkan di seluruh wilayah Palestina. Rumah Sakit Indonesia juga akan menjadi rumah sakit utama di wilayah Gaza bagian utara," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Dr Naji Sarhan. (adi)
Rumah sakit yang berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara itu diutamakan untuk pemulihan trauma dan rehabilitasi bagi warga Gaza yang menjadi korban konflik bersenjata Palestina-Israel. Dapat menampung sedikitnya 100 pasien.
Dibangun dua lantai plus satu basement (ruang bawah tanah) dan satu lantai area tengah (midle area) di atas tanah seluas 16.261 meter persegi. Tanahnya merupakan wakaf dari pemerintah Palestina.
Sayangnya, saat sedang terjadi ketegangan antara milisi Hamas di Gaza dengan militer Israel sejak Rabu 14 November 2012, rumah sakit tersebut belum dapat digunakan.
Para pekerja yang seluruhnya adalah relawan MER-C dari Indonesia masih mengerjakan bangunan basement, yang nantinya akan digunakan sebagai tempat penyimpanan logistik obat-obatan dan makanan. Lagi pula, belum tersedia peralatan kesehatan, obat dan tenaga medis yang disiagakan di rumah sakit tersebut.
Presidium MER-C, dr Joserizal Jurnalis mengatakan, rumah sakit itu direncanakan dapat berfungsi pada akhir 2013 atau paling lambat awal 2014. "Membangun di daerah konflik memang tidak mudah. Banyak kendala ditemui di lapangan," ujar Joserizal, didampingi Ketua Divisi Konstruksi MER-C, Ir Faried Thalib, Senin 19 November 2012.
Pembangunan rumah sakit dianggarkan sebesar Rp30 miliar. Dana itu di luar anggaran pengadaan peralatan medis, obat dan tenaga medis. Namun, dana yang terkumpul dari sumbangan masyarakat Indonesia sampai Mei 2012 baru mencapai Rp21 miliar.
Diakui Joserizal, anggaran membengkak dua kali lipat dari rencana semula. Sebab, rancang bangunnya membutuhkan penyesuaian, yaitu ruang bawah tanah (basement) dan struktur fondasi untuk empat lantai. Awalnya MER-C keberatan dengan pembangunan basement itu. Namun, setelah bernegosiasi dan mempertimbangkan keperluannya, akhirnya mereka menyetujui dengan konsekuensi pembengkakan biaya.
"Basement di sana sangat penting. Israel sering menembaki rumah sakit, masjid, dan ambulan. Sehingga basement diperlukan untuk perlindungan pasien dan storage," katanya.
Pembangunan dihentikan sementara menyusul meningkatnya serangan militer Israel ke kawasan itu. Sebanyak 28 orang relawan MER-C yang mengerjakan pembangunan itu kini berlindung di basement sembari melanjutkan pengerjaan ruang bawah tanah itu dengan material yang ada. Mereka tidak diperkenankan keluar hingga situasi dinyatakan aman.
Walau pun belum dapat digunakan dan pembangunannya belum sepenuhnya rampung, sejumlah pejabat petinggi Palestina mengucapkan terima kasih kepada rakyat Indonesia. Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya, memuji solidaritas rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina.
"Wahai rakyat Gaza, jangan pernah bersedih karena di belakang kalian ada rakyat Indonesia," ucapnya, dikutip dari brosur yang diterbitkan MER-C.
Menteri Kesehatan Palestina, dr Bassim Naim, juga menyampaikan pernyataan senada. "Kami melihat rumah sakit ini cantik berbentuk persegi delapan, secantik hati rakyat Indonesia yang telah bersungguh-sungguh dalam membantu saudara-saudaranya di Gaza. Dengan segenap kesungguhan kita bersama, insya Allah akan menjadi washilah dan penyebab tercapainya pembebasan Masjid Al Aqsa dan kemerdekaan Palestina," ucapnya.
"Desain rumah sakitnya sangat indah. Rumah sakit terindah di kota Gaza. Desainnya berkolaborasi dengan Kubah Shakra," tutur Menteri Urusan Wanita, Jamila Shanti.
"Rumah Sakit Indonesia sebagai sebuah amanat dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina akan menjadi salah satu rumah sakit terbesar di Gaza, bahkan di seluruh wilayah Palestina. Rumah Sakit Indonesia juga akan menjadi rumah sakit utama di wilayah Gaza bagian utara," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Dr Naji Sarhan. (adi)
http://m.news.viva.co.id/news/read/3...kyat-indonesia
Semoga para relawan Mer-C selamat dan dapat terus melanjutkan pembangunan masjid Indonesia
0
1.9K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan