- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Indie Filmmaker
Review Film “Love Man Love Woman” - Screen Below The Wind Festival


TS
bobobladi
Review Film “Love Man Love Woman” - Screen Below The Wind Festival
Quote:
Review Film “Love Man Love Woman” - Screen Below The Wind Festival
Ane mau sharing review film dokumenter yang menarik nih gan, silahkan dibaca! 

Quote:

Film berjudul “Love Man Love Woman” menceritakan mengenai kehidupan keseharian Master Luu Ngoc Duc, seorang tokoh spiritual paling terkenal di Hanoi. Film ini menjadi film dokumenter ketiga yang diputar dalam perhelatan Screen Below The Wind Festivalyang diadakan pada hari kedua dari tiga hari acara yang berlangsung pada tanggal 16-18 Nopember 2012. Sang sutradara Nguyen Thi Trinth – yang sengaja datang ke Ubud untuk sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat Screen Below The Wind Festival – turut juga meliput kehidupan komunitas sang master yang menjalani kehidupan spiritual mereka dengan penuh semangat.
Ternyata yang menjadi pembeda dari tokoh master spiritual yang menjadi pemeran utama dalam film ini adalah sang master merupakan seorang Gay. Sang Master Luu Ngoc Duc mengatakan bahwa dia adalah media yang terdiri dari raga pria dan jiwa wanita. Ada satu kutipan yang menarik, “buat apa saya berpura-pura bahagia dengan tidak mejadi gay, sedang saya bahagia ketika menjadi gay”. Film dengan durasi 50 menit ini juga menggambarkan kehidupan sekitar sang master yang juga tidak pernah jauh dari kehidupan komunitas gay. Sang master kerap dikelilingi oleh para gay. Dan ini tidak mengurangi sedikit pun kadar hormat para pengikutnya ritual-ritual komunitas mereka.
Love Man Love Woman merupakan salah satu film dokumenter yang menyenangkan untuk ditonton, terutama dalam Screen Below The Wind Festival. Penonton sangat antusia karena film yang satu ini penuh dengan tarian dan musik yang tak lepas dari keseharian sang Master dan komunitasnya. ketika masuk waktu diskusi setelah pemutaran film ini, Mas Iwan Setiawan, salah satu orang dibelakang layar festival film documenter ini, menanyakan kepada sang sutradara, apakah ada hubungannya dengan banyaknya gay di Hanoi dengan kesulitannya tokoh utama dalam film kedua (yang berjudul “Marriage Prayer”) dalam mendapatkan suami? Kemudian si sutradara belum berani berasumsi, tetapi dia mengatakan kecil kemungkinan dua hal tersebut terkait satu sama lain.

Festival Layar di Bawah Angin
Festival Layar di Bawah Angin (Screen Below The Wind Festival) adalah ruang pertukaran budaya dan sejarah Asia Tenggara, melalui film dan foto dokumenter. Festival ini tidak hanya untuk peminat dan pelaku film dan foto dokumenter, tapi juga untuk siapapun yang ingin lebih emahami peristiwa yang terjadi di berbagai negara di Asia Tenggara.
Festival ini juga mempertemukan berbagai rekan yang selama ini saling mempengaruhi, yaitu pembuat film & foto dokumenter, publik, pelaku media mainstream dan bisnis melalui berbagai kegiatan seperti Workshop Film dan Foto Dokumenter, Berbagi Bersama Dokumentarian, Sarasehan Dokumenter Asean.
Menarik kan gan, Gimana menurut agan? 



tata604 memberi reputasi
1
933
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan