- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hah, Djohar Arifin Jual Rumah Hari Senin?


TS
reirahadian
Hah, Djohar Arifin Jual Rumah Hari Senin?
Quote:
Djohar Arifin Jual Rumah Hari Senin?
Gan ane mau sharing kabar aja nih tentang Djohar Arifin dan pertandingan Indonesia VS Timor Leste, Silahkan dibaca gan! 

Quote:

Quote:
Sepinya jumlah penonton pada saat pertandingan persahabatan Indonesia vs Timor Leste jadi cerita yang banyak dibahas juga oleh pecinta sepakbola Indonesia. Menurut pantauan wartawan dan suporter setia timnas yang hadir di GBK, hanya ada sekira 2000 penonton yang mendukung langsung perjuangan Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Cukup menyedihkan melihat animo masyarakat terhadap olahraga paling populer di dunia ini semakin menyusut. Sebagai perbandingan, sekitar 5 tahun yang lalu jumlah penonton yang hadir setiap timnas bertanding minimal mencapai 50.000 orang.
Memang ada beberapa penjelasan yang coba dibangun. Seperti misalnya ini hanya laga persahabatan, lawan tandingnya yang (maaf) bisa dibilang lemah, juga dipindahkannya venue pertandingan ke Jakarta sesuai permintaan pelatih Nil Maizar yang ingin menjaga kebugaran pemainnya. Tapi tetap saja jumlah 2.000 orang rasanya terlalu sedikit untuk stadion utama sebesar GBK.
Apalagi jika para suporter duduk menyebar seperti kemarin, euforia dan yell-yell bisa jadi langsung menguap tertelan ruang kosong GBK. Hal tersebut tentu membuat dukungan bagi timnas kita jadi kurang terasa. Mungkin itu sebabnya Timor Leste hanya kalah 1-0, sebuah hasil yang langsung dianggap prestasi membanggakan karena negara pecahan Indonesia ini menyebut mereka hadir dengan persiapan untuk dibantai.
Dampak lain dari sepinya penonton adalah pemasukan untuk kas PSSI. Seperti kita ketahui, sempat ada wacana Timnas Garuda gagal berangkat ke piala AFF karena masalah dana. Djohar Arifin sudah melakukan segala cara untuk meluluhkan hati Andi Malarangeng, agar Menpora mau memberi dana agar timnas bisa berangkat. Ada yang menyebut ini adalah buah dari sikap PSSI sebelumnya yang menolak mentah-mentah nasihat dan bantuan Kemenpora soal dualisme liga dengan dalih independensi dan menolak intervensi. Sikap Menpora saat ini seolah berkata: jika memang sudah mandiri, ya sudah sana cari makan sendiri.
Membahas peraturan FIFA yang membuat negara (induk organisasi olahraga) seolah tidak punya kuasa apa-apa terhadap segala peristiwa sepakbola di negaranya sendiri memang tidak ada habisnya. Tapi yang jelas situasi yang berlarut-larut ini sempat membuat ketua PSSI Djohar Arifin berikrar akan menjual rumahnya demi memberangkatkan timnas. Sebuah usaha yang tidak perlu dilakukan sebenarnya jika target penonton pertandingan sahabatan bisa tercapai.
Dari 30.000 lembar tiket yang disediakan, PSSI bisa meraih dana sebesar 1,2 M. Itu dengan hitungan kasar: 2 pertandingan X 30.000 tiket X Rp20.000 (harga tiket paling murah). Silahkan hitung sendiri deh berapa dana yang didapat PSSI dengan distribusi tiket: VVIP sebanyak 500 lembar dengan harga Rp100.000, VIP Barat sebanyak 4.000 lembar dengan harga Rp75.000 , tiket VIP Timur sebanyak 3.000 lembar dengan harga Rp50.000 dan Tiket kategori 1 & 2 sebanyak 22.500 lembar dengan harga Rp20.000.
Ada baiknya PSSI mengevaluasi kembali manajemen keuangannya. PSSI boleh bangga dengan kinerjanya yang anti korupsi (yang sebenarnya baru bisa diklaim seperti itu setelah audit nanti), namun bisa jadi tidak adanya praktik korupsi itu hadir karena tidak ada uang di kas PSSI.
Senin kemarin, Sekjen PSSI Halim Mahfudz menyatakan dana untuk menerbangkan timnas Indonesia ke piala AFF sudah ada. Semoga benar adanya. Sebab jika tidak, Djohar Arifin tampaknya harus benar-benar menjual rumahnya, apalagi jika pertandingan Indonesia vs Kamerun besok kembali sepi penonton. Saran saya jika Djohar Arifin mau jual rumah, tahan sampai hari Senin ya Pak, soalnya kata tante Feni Rose: "hari Senin harga naik."
Memang ada beberapa penjelasan yang coba dibangun. Seperti misalnya ini hanya laga persahabatan, lawan tandingnya yang (maaf) bisa dibilang lemah, juga dipindahkannya venue pertandingan ke Jakarta sesuai permintaan pelatih Nil Maizar yang ingin menjaga kebugaran pemainnya. Tapi tetap saja jumlah 2.000 orang rasanya terlalu sedikit untuk stadion utama sebesar GBK.
Apalagi jika para suporter duduk menyebar seperti kemarin, euforia dan yell-yell bisa jadi langsung menguap tertelan ruang kosong GBK. Hal tersebut tentu membuat dukungan bagi timnas kita jadi kurang terasa. Mungkin itu sebabnya Timor Leste hanya kalah 1-0, sebuah hasil yang langsung dianggap prestasi membanggakan karena negara pecahan Indonesia ini menyebut mereka hadir dengan persiapan untuk dibantai.
Dampak lain dari sepinya penonton adalah pemasukan untuk kas PSSI. Seperti kita ketahui, sempat ada wacana Timnas Garuda gagal berangkat ke piala AFF karena masalah dana. Djohar Arifin sudah melakukan segala cara untuk meluluhkan hati Andi Malarangeng, agar Menpora mau memberi dana agar timnas bisa berangkat. Ada yang menyebut ini adalah buah dari sikap PSSI sebelumnya yang menolak mentah-mentah nasihat dan bantuan Kemenpora soal dualisme liga dengan dalih independensi dan menolak intervensi. Sikap Menpora saat ini seolah berkata: jika memang sudah mandiri, ya sudah sana cari makan sendiri.
Membahas peraturan FIFA yang membuat negara (induk organisasi olahraga) seolah tidak punya kuasa apa-apa terhadap segala peristiwa sepakbola di negaranya sendiri memang tidak ada habisnya. Tapi yang jelas situasi yang berlarut-larut ini sempat membuat ketua PSSI Djohar Arifin berikrar akan menjual rumahnya demi memberangkatkan timnas. Sebuah usaha yang tidak perlu dilakukan sebenarnya jika target penonton pertandingan sahabatan bisa tercapai.
Dari 30.000 lembar tiket yang disediakan, PSSI bisa meraih dana sebesar 1,2 M. Itu dengan hitungan kasar: 2 pertandingan X 30.000 tiket X Rp20.000 (harga tiket paling murah). Silahkan hitung sendiri deh berapa dana yang didapat PSSI dengan distribusi tiket: VVIP sebanyak 500 lembar dengan harga Rp100.000, VIP Barat sebanyak 4.000 lembar dengan harga Rp75.000 , tiket VIP Timur sebanyak 3.000 lembar dengan harga Rp50.000 dan Tiket kategori 1 & 2 sebanyak 22.500 lembar dengan harga Rp20.000.
Ada baiknya PSSI mengevaluasi kembali manajemen keuangannya. PSSI boleh bangga dengan kinerjanya yang anti korupsi (yang sebenarnya baru bisa diklaim seperti itu setelah audit nanti), namun bisa jadi tidak adanya praktik korupsi itu hadir karena tidak ada uang di kas PSSI.
Senin kemarin, Sekjen PSSI Halim Mahfudz menyatakan dana untuk menerbangkan timnas Indonesia ke piala AFF sudah ada. Semoga benar adanya. Sebab jika tidak, Djohar Arifin tampaknya harus benar-benar menjual rumahnya, apalagi jika pertandingan Indonesia vs Kamerun besok kembali sepi penonton. Saran saya jika Djohar Arifin mau jual rumah, tahan sampai hari Senin ya Pak, soalnya kata tante Feni Rose: "hari Senin harga naik."
Sumber:
[KOMPAS] Menpora Tak Biayai Timnas, Djohar Siap Jual Rumah
[SuperSoccer] Indonesia vs Timor Leste Sepi Penonton
[SoloposFM] Uji Coba Timnas VS Kamerun Batal Digelar Hari Ini
[DETIK] Manajemen Keuangan PSSI Lemah
*Foto ilustrasi diambil dari situs [url]http://www.supersoccer.co.id/
[/url][KOMPAS] Menpora Tak Biayai Timnas, Djohar Siap Jual Rumah
[SuperSoccer] Indonesia vs Timor Leste Sepi Penonton
[SoloposFM] Uji Coba Timnas VS Kamerun Batal Digelar Hari Ini
[DETIK] Manajemen Keuangan PSSI Lemah
*Foto ilustrasi diambil dari situs [url]http://www.supersoccer.co.id/
Kaskuser yg baik selalu meninggalkan jejak. 
Jangan lupa
gan kalo berkenan
Ane juga ga nolak kalo dikasih


Jangan lupa

Ane juga ga nolak kalo dikasih


0
1.3K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan