- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ada Yang Mati-Matian Belain Diego Michel Gan!


TS
ridikdik
Ada Yang Mati-Matian Belain Diego Michel Gan!
Ane nemu tulisan menarik nih gan, ternyata ada yg merhatiin kalo ada pihak-pihak yang belain Diego Michel pas rame ngeroyok pengunjung klub malam beberapa hari yang lalu.
Cekidot gan!
Kira-kira maksudnya ngebelain pemain gak disiplin kayak Diego gitu apa tujuannya ya Gan?
Cekidot gan!

Quote:
Mati-matian bela Diego Michiel, Primata Euroasia Dibayar Siapa?
Barusan saya baca tulisan "Diego Ngaku Ikut Keroyok" dan jadi kepikiran juga. Iya ya, ternyata banyak tulisan yang harus kita cermati secara hati-hati. Saya membaca tulisan dari Primata Euroasia (http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/11/08/diego-michels-pelaku-atau-korban-kriminalisasi-507557.html) dan jujur saja ketika itu saya terseret mengikuti alur pemikiran penulisnya. Kita tahu situasi persepakbolaan nasional kita (khususnya timnas) sedang pelik. Ada banyak pihak yang memperebutkan kekuasaan dan setiap insiden seputar timnas bisa saja tidak sesederhana kelihatannya. Bisa jadi kan, insiden Diego ini sudah direncanakan atau dieplintir pemberitaannya oleh media?
Tapi ternyata tulisan itulah yang memelintir berita.
Insiden Diego Michels murni kejadian sederhana, keributan di klub malam (meski tidak selalu terjadi) tidaklah mengeherankan. Ya, faktanya sesederhana itu. Tapi tulisan-tulisan dari berbagai pihaklah yang mengaburkannya. Akibat disebutnya nama salah satu anggota keluarga "Bakrie" di lokasi kejadian, saya jadi ikut berpikir 'wah ini sih pasti berita di media salah, Bakrie kan yang punya kanal berita TV merah. Pasti gampang dong melintir pemberitaan?'
Tapi ternyata semua media menulis hal yang sama. Tidak hanya Vivanews (yang milik Bakrie), bahkan Detik, Tempo, dan Kompas juga menyebut Diego bersalah dan tidak terdengar tuh kebenaran hadirnya anggota keluarga Bakrie. Padahal Tempo dan Detik hobi sekali memberitakan Bakrie dan keluarganya.
Di situlah saya baru sadar, telah jadi korban.
Tulisan yang soft seolah netral membuat saya mudah menerima tujuan dari tulisan tersebut. Pada momen Diego mengaku mabuk dan ikut mengeroyok korban, baru di situlah saya sadar apa yang saya baca beberapa hari sebelumnya ternyata jebakan betmen.
Saya tidak tahu apa tujuan dari tulisan tersebut. Mungkin murni membela Diego. Tapi lebih mungkin lagi berniat menyeret nama Bakrie ke dalam kisruh ini. Bukan rahasia lagi kan saat ini semua pihak yang mengkritik PSSI maka langsung dicap sebagai 'antek Bakrie'. Kasihan juga, padahal yang mengkritik PSSI itu mungkin saja tidak setuju dengan kehadiran KPSI. Tapi sudahlah, bukan itu fokus tulisan ini.
Saya tidak tahu apa tujuan tulisan itu dan siapa yang menulisnya. Namun jika dilihat dari screenshot CCTV yang ditampilkan, dan beberapa scan surat-surat resmi yang ditampilkan di tulisan-tulisan sebelumnya saya yakin Primata Euroasia dekat dengan salah satu penghuni ring-1 PSSI sehingga bisa mendapat bukti-bukti langka yang mustahil didapat oleh publik. Dan merujuk dari posisi dan kemampuannya menyajikan data dan fakta seperti itu, kita bisa tahu Primata Euroasia bukanlah sekadar sales yang mencintai sepakbola seperti tertera di profil Kompasiana-nya. Saya lebih percaya jika Primata Euroasia adalah corong opini utama dari salah satu pihak yang ikut bersaing memperebutkan kursi kekuasaan PSSI, dengan agenda merusak kepercayaan publik.
Jangan terburu-buru menganggap Primata Euroasia adalah antek PSSI atau KPSI. Sebab dalam peperangan, yang bertarung tidak mesti hanya terdiri dari dua pihak saja. Bisa jadi Primata Euroasia ini berada di kubu ketiga (orang PSSI juga) yang coba memperkeruh suasana dan mengambil keuntungan dari runtuhnya kepercayaan publik yang dia agendakan: menjelek-jelekan KPSI dan PSSI (Djohar Arfin) sekaligus.
Muncul pihak ketiga. Semakin seru saja tampaknya dagelan PSSI ya?
Sumber: [url]http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/11/12/mati-matian-bela-diego-michiel-primata-euroasia-dibayar-siapa-508441.html
[/url]Barusan saya baca tulisan "Diego Ngaku Ikut Keroyok" dan jadi kepikiran juga. Iya ya, ternyata banyak tulisan yang harus kita cermati secara hati-hati. Saya membaca tulisan dari Primata Euroasia (http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/11/08/diego-michels-pelaku-atau-korban-kriminalisasi-507557.html) dan jujur saja ketika itu saya terseret mengikuti alur pemikiran penulisnya. Kita tahu situasi persepakbolaan nasional kita (khususnya timnas) sedang pelik. Ada banyak pihak yang memperebutkan kekuasaan dan setiap insiden seputar timnas bisa saja tidak sesederhana kelihatannya. Bisa jadi kan, insiden Diego ini sudah direncanakan atau dieplintir pemberitaannya oleh media?
Tapi ternyata tulisan itulah yang memelintir berita.
Insiden Diego Michels murni kejadian sederhana, keributan di klub malam (meski tidak selalu terjadi) tidaklah mengeherankan. Ya, faktanya sesederhana itu. Tapi tulisan-tulisan dari berbagai pihaklah yang mengaburkannya. Akibat disebutnya nama salah satu anggota keluarga "Bakrie" di lokasi kejadian, saya jadi ikut berpikir 'wah ini sih pasti berita di media salah, Bakrie kan yang punya kanal berita TV merah. Pasti gampang dong melintir pemberitaan?'
Tapi ternyata semua media menulis hal yang sama. Tidak hanya Vivanews (yang milik Bakrie), bahkan Detik, Tempo, dan Kompas juga menyebut Diego bersalah dan tidak terdengar tuh kebenaran hadirnya anggota keluarga Bakrie. Padahal Tempo dan Detik hobi sekali memberitakan Bakrie dan keluarganya.
Di situlah saya baru sadar, telah jadi korban.
Tulisan yang soft seolah netral membuat saya mudah menerima tujuan dari tulisan tersebut. Pada momen Diego mengaku mabuk dan ikut mengeroyok korban, baru di situlah saya sadar apa yang saya baca beberapa hari sebelumnya ternyata jebakan betmen.
Saya tidak tahu apa tujuan dari tulisan tersebut. Mungkin murni membela Diego. Tapi lebih mungkin lagi berniat menyeret nama Bakrie ke dalam kisruh ini. Bukan rahasia lagi kan saat ini semua pihak yang mengkritik PSSI maka langsung dicap sebagai 'antek Bakrie'. Kasihan juga, padahal yang mengkritik PSSI itu mungkin saja tidak setuju dengan kehadiran KPSI. Tapi sudahlah, bukan itu fokus tulisan ini.
Saya tidak tahu apa tujuan tulisan itu dan siapa yang menulisnya. Namun jika dilihat dari screenshot CCTV yang ditampilkan, dan beberapa scan surat-surat resmi yang ditampilkan di tulisan-tulisan sebelumnya saya yakin Primata Euroasia dekat dengan salah satu penghuni ring-1 PSSI sehingga bisa mendapat bukti-bukti langka yang mustahil didapat oleh publik. Dan merujuk dari posisi dan kemampuannya menyajikan data dan fakta seperti itu, kita bisa tahu Primata Euroasia bukanlah sekadar sales yang mencintai sepakbola seperti tertera di profil Kompasiana-nya. Saya lebih percaya jika Primata Euroasia adalah corong opini utama dari salah satu pihak yang ikut bersaing memperebutkan kursi kekuasaan PSSI, dengan agenda merusak kepercayaan publik.
Jangan terburu-buru menganggap Primata Euroasia adalah antek PSSI atau KPSI. Sebab dalam peperangan, yang bertarung tidak mesti hanya terdiri dari dua pihak saja. Bisa jadi Primata Euroasia ini berada di kubu ketiga (orang PSSI juga) yang coba memperkeruh suasana dan mengambil keuntungan dari runtuhnya kepercayaan publik yang dia agendakan: menjelek-jelekan KPSI dan PSSI (Djohar Arfin) sekaligus.
Muncul pihak ketiga. Semakin seru saja tampaknya dagelan PSSI ya?
Sumber: [url]http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/11/12/mati-matian-bela-diego-michiel-primata-euroasia-dibayar-siapa-508441.html
Kira-kira maksudnya ngebelain pemain gak disiplin kayak Diego gitu apa tujuannya ya Gan?

0
1.4K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan