Pada tahun 2010, seorang pria asal Texas, Amerika Serikat (AS), mengklaim handset Motorola Droid 2 miliknya meledak saat sedang melakukan panggilan. Telinganya jadi luka berdarah-darah, bahkan sampai mendapat empat jahitan.

Aron Embry, demikian nama pria tersebut, awalnya akan berangkat kerja dan melakukan panggilan telepon. Sialnya, di tengah-tengah perbincangan, Droid 2 itu sekonyong-konyong meledak dan melukai dirinya.

Embry pun panik melihat darah berceceran, lalu dia berkendara menuju tempat kerja istrinya. Di sana, dia menjepret luka tersebut dengan kamera sebagai bukti ledakan yang dialami.

Kaca di bagian speaker Droid 2 tersebut rusak, namun kondisi ponsel masih utuh. Ledakan ini sungguh tidak disangka, karena smartphone Android tersebut baru saja dibeli dua hari sebelumnya.

Mengingat perawatan di rumah sakit menghabiskan USD 4000, Embry pun ingin pihak Motorola mengganti uang medis tersebut. Sementara pihak Motorola menyatakan, keselamatan konsumen adalah prioritas tertinggi dan mereka menghubungi Embry untuk melakukan investigasi.

Beberapa waktu lalu, ponsel Samsung Galaxy S III milik seorang mahasiswa dilaporkan terbakar di Irlandia. Samsung langsung mencari tahu apa penyebabnya, dan hasil investigasi keluar tidak berapa lama kemudian.

Pabrikan Korea Selatan itu menyatakan investigasi yang dibantu lembaga Fire Investigations membuktikan, penyebab kebakaran bukan karena malfungsi handset. Namun terbakar karena tereskpos 'sebuah sumber energi eksternal'.

Samsung menyatakan mereka menghubungi Fire Investigation yang berbasis di Inggris untuk menyelidiki kasus ini. Hasilnya, Galaxy S III terbakar karena kesalahan penggunanya.

"Satu-satunya cara menghasilkan kerusakan seperti itu adalah dengan meletakkan ponsel ke dalam microwave," kata Samsung.

Sang pemilik ponsel itu mengakui bahwa Galaxy S III miliknya sebelumnya tercemplung air. Untuk mengeringkannya dengan cepat, ia memakai pemanas berkekuatan besar. Nah, perlakuan itulah yang dinyatakan membuat S III akhirnya terbakar.

Pada November 2011, para penumpang di sebuah maskapai penerbangan regional Australia dilanda panik ketika mendarat gara-gara sebuah iPhone 4. Handset besutan Apple yang dibawa seorang penumpang itu tiba-tiba terbakar.

iPhone 4 tersebut mengeluarkan cukup banyak asap. Beruntung, awak kabin segera sigap memadamkannya sehingga tidak ada kecelakaan terjadi.

Insiden bersangkutan terjadi dalam penerbangan maskapai Regional Express yang terbang dari Lismore menuju Sydney. Belum jelas apa penyebab iPhone tersebut tiba-tiba saja terbakar dan tidak diidentifikasi apakah handset itu iPhone 4 ataukah iPhone 4S.

Namun kuat dugaan biang keladinya terletak di komponen baterai. Kejadian iPhone terbakar memang bukan pertama kalinya ini terjadi. Di Perancis, pernah ada laporan baterai iPhone 3GS overheat dan rusak.

Adapun insiden di Australia tersebut saat ini masih diinvestigasi. Maskapai Regional Express telah melaporkannya ke lembaga keselamatan transportasi Australian Transport Safety Bureau dan Civil Aviation Safety.

Pertengahan tahun 2012 ini, sebuah ponsel Android dilaporkan terbakar saat berada dalam saku pemiliknya. Beruntung, kejadian tersebut tidak menimbulkan akibat yang serius.

Ponsel yang terbakar itu adalah milik seorang pria yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Saat itu ia tengah menghadiri konferensi para peretas yang diselenggarakan di Las Vegas, Amerika Serikat.

Awalnya pria tersebut tak menyadari bahwa Motorola Droid Bionic yang berada di saku celananya telah terbakar. Ia hanya merasakan adanya rasa panas berlebih dibarengi dengan bau tak sedap.

"Saya mencium bau luka bakar dan asap, dan ketika berdiri saya melihat kobaran api. Saya coba memadamkannya kemudian saya terjatuh ke lantai," jelas pria tersebut.

Saat terjatuh baterai smartphone itu terlepas dari tempatnya dan masih dalam keadaan terbakar di lantai. Untungnya sang pemiliki diselamatkan oleh kartu kamar hotel yang ia taruh di antara ponsel dengan tubuhnya.

Akibat kejadian ini konferensi khusus para hacker itu sempat ditunda. Tidak ada luka serius akibat insiden tersebut, yang ada hanya smartphone dan kartu kamar hotel yang terbakar. Hingga kini belum diketahui penyebab terbakarnya baterai ponsel.

Insiden smartphone Apple iPhone terbakar tanpa sebab yang jelas muncul kembali di akhir tahun 2011. Setelah sebuah iPhone 4 terbakar di pesawat yang terbang di Australia, kasus serupa dilaporkan juga terjadi di Brazil.

Menurut laporan media setempat, iPhone 4 tersebut mengeluarkan asap setelah semalaman baterainya diisi ulang dan ditinggal tidur pemiliknya. Beruntung, si empunya tidak sampai terluka meski tentu saja mengalami shock berat.

Patut dicatat bahwa iPhone 4 baru saja diperkenalkan di Brazil. Ponsel cerdas tersebut dipasarkan dengan harga cukup selangit, yaitu USD 900 atau sekitar Rp 8 juta.

Belum begitu jelas apa yang menyebabkan iPhone 4 tiba-tiba terbakar. Kemungkinan besar, komponen baterai yang menjadi biang keladinya. Selain iPhone, beberapa kali perangkat pemutar musik Apple iPod juga mengalami insiden serupa.