- Beranda
- Komunitas
- News
- Melek Hukum
Mohon Pencerahan, Legalitas Teknik Fotografi yang Didaftarkan Hak Ciptanya
TS
b13ahead
Mohon Pencerahan, Legalitas Teknik Fotografi yang Didaftarkan Hak Ciptanya
Permisi bung mimin, momod, dan agan2 sekalian. Ane mohon bantuannya nih dari temen2 yg Melek Hukum. Ane mau menanyakan tentang peraturan dan legalitas yang menyangkut teknik fotografi yang didaftarkan hak ciptanya. Kasusnya seperti ini:
Topik ini ane ambil dari thread di room Photography Kaskus, bikinan agan dkv96:
http://www.kaskus.co.id/thread/5098b...1-2012-hal43/1
Dan karena bbrp dari kami berpikir ini sudah menyangkut tentang hukum, mungkin agan2 disini ada yg bisa membantu menjelaskan tentang kasus tsb diatas.
Benarkah seorang fotografer bisa mematenkan tekniknya seperti itu? Padahal pada prakteknya teknik itu sendiri sudah ada sebelumnya di bidang lain (seni lukis) jadi bukan teknik yang benar2 baru, hanya penyajiannya saja yg memang berbeda dari yg lainnya.
Terima kasih sebelumnya, agan2 sekalian
Spoiler for Kompas 11 November 2012:
Quote:
Original Posted By dkv96►
SEMARANG, 17/6 - FOTOGRAFI TIGA DIMENSI. Fotografer Andreas Satrio Wibowo (kanan), bersama Senior Manager Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), Paulus Pangka, memperlihatkan piagam yang diberikan MURI kepadanya sebagai Pelopor Karya Seni Fotografi Tiga Dimensi, di Semarang, Jateng, Kamis (17/6). Andreas yang merupakan lulusan dari jurusan fotografi RMIT University Melbourne Australia itu menambahkan berbagai aksesoris pada karya fotonya yang kebanyakan berukuran lebih dari 1 meter untuk lebih memunculkan efek tiga dimensi. FOTO ANTARA/R. Rekotomo/ed/mes/10.
Andreas Satrio Wibowo, Fotografer Tiga Dimensi
[Nusantara]
Satu-satunya di Dunia
Andreas Satrio Wibowo, Fotografer Tiga Dimensi
SEORANG fotografer wajib berjiwa besar dengan menunjukkan bahwa dirinya bukanlah hanya sebagai tukang jepret sembarangan dan tidak bertumpu pada uang atau mementingkan bisnis belaka.
Andreas Satrio Wibowo, 32, pria kelahiran Jakarta ini menganggap proses sebuah karya fotografi yang baik tidak ubahnya seperti proses sebuah karya lukis.
Perjalanan hidupnya sebagai fotografer profesional dimulai ketika dirinya yang hobi dengan dunia fotografi harus mengakhiri kuliah pilihan orangtuanya di salah satu Fakultas Ekonomi di salah satu universitas di Jakarta.
Karena merasa Fakultas Ekonomi adalah bukan bidangnya, dalam proses pencarian jatidiri dia terus mengikuti kursus-kursus di bidang seni fotografi bahkan sampai mengikuti seminar-seminar fotografi di luar kota.
Dalam catatan hidupnya dia pernah belajar pada fotografer beken, seperti Darwis Triadi, Tigor Siahaan, dan beberapa tokoh fotografi lainnya. Selain itu, dia juga mengambil praktik-praktik untuk pematangan jiwa sekaligus menambah keahliannya dibidang fotografi.
Ternyata Tuhan memang benar-benar telah memberikan kecintaan dan talenta kepada saya di bidang yang satu ini. Saya berangkat ke RMIT University Melbourne, Australia untuk belajar di Sekolah Tinggi Fotografi di Negeri Kanguru ini, ujar Andreas kepada Pelita, di ruang kerjanya, beberapa pekan lalu.
***
DENGAN kesungguhannya, Andreas lulus dalam waktu lima tahun dan mampu tampil menjadi fotografer profesional mulai dari mengabadikan obyek hingga mengolah pewarnaan dimensi cetak foto.
Karena kecintaan, ketekunan, dan ketelatenan dirinya inilah sosok Andreas yang masih sangat muda telah mampu tampil sebagai penemu teknik fotografi tiga dimensi satu-satunya di dunia.
Keahlian dan kehebatan karya-karya dari Andreas saat ini dipadukan di Klinik Kecantikan Helena Beauty House, di Jalan Melawai Raya, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Di tempat ini calon-calon pasangan pengantin yang akan menyelenggarakan perkimpoian selain bisa mendapatkan perawatan kecantikan, tatarias wajah, dan perawatan tubuh pranikah; juga akan mendapatkan foto-foto pranikah. Sehingga konsep-konsep obyek dan konsep-konsep sang fotografer bisa direalisasikan di satu tempat ini.
Menurut anak pertama dari pemilik Helena Beuty House, Ritha Helena; seorang fotografer dan pelukis andal sudah paham betul apa-apa yang akan tampil di atas kertas foto atau kanvasnya. Fotografer dan pelukis harus konsekuen terhadap konsep-konsep yang dia pikirkan jauh sebelum berkarya.
Sang fotografer tidak boleh menyerahkan begitu saja akhir sebuah karya pada hasil pewarnaan proses kimiawi mesin cetak foto. Demikian halnya pelukis tidak boleh menyerahkan begitu saja pada keinginan-keinginan warna campuran kimiawi cat yang dipakainya.
Mulai persiapan memilih asesoris, tata rias wajah, saat menjepret sampai pada proses pewarnaan dalam mesin cetak; saya turun sendiri. Apalagi fotografi tiga dimensi yang saya tekuni ini adalah bidang baru di dunia fotografi, katanya.
Menurut Andreas, dalam proses akhir penambahan asesoris di setiap obyek fotonya, dirinya selalu melakukannya sendiri. Sementara untuk mempertanggungjawabkan hasil karya foto bridal tiga dimensi ini, dirinya sudah memikirkan sebelumnya konsep-konsep yang akan ditampilkan agar konsep-konsep tersebut benar-benar tampil terwujud di atas kertas foto atau di atas kanvas foto.
***
HASIL akhir jepretan foto Andreas di beberapa bagian obyek sangat terlihat pewarnaannya yang indah dengan pernak-pernik asesoris yang tampil seperti sesungguhnya. Seperti contoh jika obyek foto memakai cincin atau kalung berlian saat difoto maka dengan sentuhan tangan seninya gambar foto pada bagian cincin atau kalung tadi akan ditempel asesoris berlian, mirip dengan aslinya.
Pada sudut-sudut kertas atau kanvas foto Andreas masih memberikan sedikit sentuhan dengan tempelan bunga atau pernak-pernik memikat sehingga tampilan fotografi tiga dimensinya memberikan nuansa tersendiri pasa setiap orang yang memandangnya.
Bagi yang melihat hasil karya fotonya tentunya akan bingung dan terkesima apakah Andreas sedang menampilkan hasil sebuah fotografi atau lukisan.
Saat ini saya menggunakan kamera paling canggih di dunia dengan besaran 60 mega-pixel yang dilengkapi dengan peralatan lighting, mesin cetak dengan teknologi paling canggih dan mutakhir di dunia, katanya.
Untuk satu karya fotografi tiga dimensinya Andreas memasang harga Rp15 juta hingga Rp30 juta, dan Rp200.000 untuk satu foto (bukan tiga dimensi) hasil karyanya dengan ukuran 4R atau A4 tanpa make up atau asesoris.(evi)
Tertarik dengan pemberitaan tentang teknik foto yang mendapat anugerah Museum Rekor Indonesia beberapa bulan lalu, Klinik Fotografi Kompas kemudian berusaha mencari info tentang Andreas Satrio Wibowo (32), sang pemilik rekor. Dalam pertemuan selama sekitar dua jam di studio Andreas di bilangan Melawai pada bulan lalu, KFK menyimpulkan bahwa teknik Andreas adalah montase dengan ketekunan dan ketelitian tinggi, dikuatkan dengan kamera berkapasitas rekam 60 megapiksel.
Jadi, yang membuat foto karya Andreas dianugerahi sebagai perintis foto tiga dimensi adalah kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
Foto dicetak nyaris seukuran manusia aslinya dan, dengan PhaseOne P60 yang berkemampuan rekam 60 megapiksel yang dipakai, rekaman fotonya sangat halus dan sangat mendetail.
Aneka aksesori yang ada di model asli diusahakan ditempelkan pula di fotonya. Untuk ornamen yang tidak awet, seperti bunga, digantikan dengan tiruannya. Untuk kain, Andreas mengusahakan sesuai aslinya. Berlian dan permata juga digantikan tiruannya.
Sudut pemotretan yang dilakukan Andreas adalah sudut yang memberikan kesan tiga dimensi setinggi mungkin.
”Dalam menempelkan aneka ornamen, saya merancang dan mengerjakannya sendiri. Ini penting karena saya ingin pendekatan personal dan ketelitian yang bisa saya percaya sepenuhnya. Untuk mutu, saya tidak mau main-main,” tutur Andreas yang lulusan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT, Australia) ini.
Teknik foto tiga dimensi Andreas memang bukan sama sekali baru. Akan tetapi, bagaimanapun, pendekatan yang dilakukannya memang orisinal. Arbain Rambey
Spoiler for http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1276762509/fotografi-tiga-dimensi:
SEMARANG, 17/6 - FOTOGRAFI TIGA DIMENSI. Fotografer Andreas Satrio Wibowo (kanan), bersama Senior Manager Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), Paulus Pangka, memperlihatkan piagam yang diberikan MURI kepadanya sebagai Pelopor Karya Seni Fotografi Tiga Dimensi, di Semarang, Jateng, Kamis (17/6). Andreas yang merupakan lulusan dari jurusan fotografi RMIT University Melbourne Australia itu menambahkan berbagai aksesoris pada karya fotonya yang kebanyakan berukuran lebih dari 1 meter untuk lebih memunculkan efek tiga dimensi. FOTO ANTARA/R. Rekotomo/ed/mes/10.
Spoiler for http://www.pelita.or.id/baca.php?id=92919:
Andreas Satrio Wibowo, Fotografer Tiga Dimensi
[Nusantara]
Satu-satunya di Dunia
Andreas Satrio Wibowo, Fotografer Tiga Dimensi
SEORANG fotografer wajib berjiwa besar dengan menunjukkan bahwa dirinya bukanlah hanya sebagai tukang jepret sembarangan dan tidak bertumpu pada uang atau mementingkan bisnis belaka.
Andreas Satrio Wibowo, 32, pria kelahiran Jakarta ini menganggap proses sebuah karya fotografi yang baik tidak ubahnya seperti proses sebuah karya lukis.
Perjalanan hidupnya sebagai fotografer profesional dimulai ketika dirinya yang hobi dengan dunia fotografi harus mengakhiri kuliah pilihan orangtuanya di salah satu Fakultas Ekonomi di salah satu universitas di Jakarta.
Karena merasa Fakultas Ekonomi adalah bukan bidangnya, dalam proses pencarian jatidiri dia terus mengikuti kursus-kursus di bidang seni fotografi bahkan sampai mengikuti seminar-seminar fotografi di luar kota.
Dalam catatan hidupnya dia pernah belajar pada fotografer beken, seperti Darwis Triadi, Tigor Siahaan, dan beberapa tokoh fotografi lainnya. Selain itu, dia juga mengambil praktik-praktik untuk pematangan jiwa sekaligus menambah keahliannya dibidang fotografi.
Ternyata Tuhan memang benar-benar telah memberikan kecintaan dan talenta kepada saya di bidang yang satu ini. Saya berangkat ke RMIT University Melbourne, Australia untuk belajar di Sekolah Tinggi Fotografi di Negeri Kanguru ini, ujar Andreas kepada Pelita, di ruang kerjanya, beberapa pekan lalu.
***
DENGAN kesungguhannya, Andreas lulus dalam waktu lima tahun dan mampu tampil menjadi fotografer profesional mulai dari mengabadikan obyek hingga mengolah pewarnaan dimensi cetak foto.
Karena kecintaan, ketekunan, dan ketelatenan dirinya inilah sosok Andreas yang masih sangat muda telah mampu tampil sebagai penemu teknik fotografi tiga dimensi satu-satunya di dunia.
Keahlian dan kehebatan karya-karya dari Andreas saat ini dipadukan di Klinik Kecantikan Helena Beauty House, di Jalan Melawai Raya, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Di tempat ini calon-calon pasangan pengantin yang akan menyelenggarakan perkimpoian selain bisa mendapatkan perawatan kecantikan, tatarias wajah, dan perawatan tubuh pranikah; juga akan mendapatkan foto-foto pranikah. Sehingga konsep-konsep obyek dan konsep-konsep sang fotografer bisa direalisasikan di satu tempat ini.
Menurut anak pertama dari pemilik Helena Beuty House, Ritha Helena; seorang fotografer dan pelukis andal sudah paham betul apa-apa yang akan tampil di atas kertas foto atau kanvasnya. Fotografer dan pelukis harus konsekuen terhadap konsep-konsep yang dia pikirkan jauh sebelum berkarya.
Sang fotografer tidak boleh menyerahkan begitu saja akhir sebuah karya pada hasil pewarnaan proses kimiawi mesin cetak foto. Demikian halnya pelukis tidak boleh menyerahkan begitu saja pada keinginan-keinginan warna campuran kimiawi cat yang dipakainya.
Mulai persiapan memilih asesoris, tata rias wajah, saat menjepret sampai pada proses pewarnaan dalam mesin cetak; saya turun sendiri. Apalagi fotografi tiga dimensi yang saya tekuni ini adalah bidang baru di dunia fotografi, katanya.
Menurut Andreas, dalam proses akhir penambahan asesoris di setiap obyek fotonya, dirinya selalu melakukannya sendiri. Sementara untuk mempertanggungjawabkan hasil karya foto bridal tiga dimensi ini, dirinya sudah memikirkan sebelumnya konsep-konsep yang akan ditampilkan agar konsep-konsep tersebut benar-benar tampil terwujud di atas kertas foto atau di atas kanvas foto.
***
HASIL akhir jepretan foto Andreas di beberapa bagian obyek sangat terlihat pewarnaannya yang indah dengan pernak-pernik asesoris yang tampil seperti sesungguhnya. Seperti contoh jika obyek foto memakai cincin atau kalung berlian saat difoto maka dengan sentuhan tangan seninya gambar foto pada bagian cincin atau kalung tadi akan ditempel asesoris berlian, mirip dengan aslinya.
Pada sudut-sudut kertas atau kanvas foto Andreas masih memberikan sedikit sentuhan dengan tempelan bunga atau pernak-pernik memikat sehingga tampilan fotografi tiga dimensinya memberikan nuansa tersendiri pasa setiap orang yang memandangnya.
Bagi yang melihat hasil karya fotonya tentunya akan bingung dan terkesima apakah Andreas sedang menampilkan hasil sebuah fotografi atau lukisan.
Saat ini saya menggunakan kamera paling canggih di dunia dengan besaran 60 mega-pixel yang dilengkapi dengan peralatan lighting, mesin cetak dengan teknologi paling canggih dan mutakhir di dunia, katanya.
Untuk satu karya fotografi tiga dimensinya Andreas memasang harga Rp15 juta hingga Rp30 juta, dan Rp200.000 untuk satu foto (bukan tiga dimensi) hasil karyanya dengan ukuran 4R atau A4 tanpa make up atau asesoris.(evi)
Spoiler for http://kfk.kompas.com/blog/view/76157:
Tertarik dengan pemberitaan tentang teknik foto yang mendapat anugerah Museum Rekor Indonesia beberapa bulan lalu, Klinik Fotografi Kompas kemudian berusaha mencari info tentang Andreas Satrio Wibowo (32), sang pemilik rekor. Dalam pertemuan selama sekitar dua jam di studio Andreas di bilangan Melawai pada bulan lalu, KFK menyimpulkan bahwa teknik Andreas adalah montase dengan ketekunan dan ketelitian tinggi, dikuatkan dengan kamera berkapasitas rekam 60 megapiksel.
Jadi, yang membuat foto karya Andreas dianugerahi sebagai perintis foto tiga dimensi adalah kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
Foto dicetak nyaris seukuran manusia aslinya dan, dengan PhaseOne P60 yang berkemampuan rekam 60 megapiksel yang dipakai, rekaman fotonya sangat halus dan sangat mendetail.
Aneka aksesori yang ada di model asli diusahakan ditempelkan pula di fotonya. Untuk ornamen yang tidak awet, seperti bunga, digantikan dengan tiruannya. Untuk kain, Andreas mengusahakan sesuai aslinya. Berlian dan permata juga digantikan tiruannya.
Sudut pemotretan yang dilakukan Andreas adalah sudut yang memberikan kesan tiga dimensi setinggi mungkin.
”Dalam menempelkan aneka ornamen, saya merancang dan mengerjakannya sendiri. Ini penting karena saya ingin pendekatan personal dan ketelitian yang bisa saya percaya sepenuhnya. Untuk mutu, saya tidak mau main-main,” tutur Andreas yang lulusan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT, Australia) ini.
Teknik foto tiga dimensi Andreas memang bukan sama sekali baru. Akan tetapi, bagaimanapun, pendekatan yang dilakukannya memang orisinal. Arbain Rambey
Topik ini ane ambil dari thread di room Photography Kaskus, bikinan agan dkv96:
http://www.kaskus.co.id/thread/5098b...1-2012-hal43/1
Dan karena bbrp dari kami berpikir ini sudah menyangkut tentang hukum, mungkin agan2 disini ada yg bisa membantu menjelaskan tentang kasus tsb diatas.
Benarkah seorang fotografer bisa mematenkan tekniknya seperti itu? Padahal pada prakteknya teknik itu sendiri sudah ada sebelumnya di bidang lain (seni lukis) jadi bukan teknik yang benar2 baru, hanya penyajiannya saja yg memang berbeda dari yg lainnya.
Terima kasih sebelumnya, agan2 sekalian
0
2K
Kutip
3
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan