Kaskus

News

blackleastAvatar border
TS
blackleast
GAra-gara selingkuh Karir diektur CIa USA hancur
GAra-gara selingkuh Karir diektur CIa USA hancur

Direktur Badan intelijen Amerika Serikat (CIA), David Petraeus, Jumat (9/11), mengundurkan diri. Masalah perselingkuhan memaksanya mengakhiri karir cemerlang sebagai komandan militer pada perang Irak dan Afganistan.

Pengakuan itu sontak mengejutkan Washington. Apalagi, pengakuan muncul hanya tiga hari setelah Presiden AS Barack Obama terpilih kembali. Dan tak lama sebelum Petraeus dijadwalkan untuk bersaksi atas tuduhan kegagalan melindungi konsulat AS di Libya.

"Setelah menikah selama lebih dari 37 tahun, saya bersikap tidak baik dengan melakukan perselingkuhan," kata Petraeus dalam pesannya kepada staf CIA seperti yang disebarkan ke media.

"Tindakan itu tidak bisa diterima, baik sebagai seorang suami maupun pemimpin organisasi kita ini," kata Petraeus. Petraeus ataupun CIA tidak menerangkan mengapa harus mundur karena masalah itu.

Juga tidak ada keterangan apakah penghubungnya menyampaikan masalah pribadi murni atau menyebut masalah keamanan menyangkut tugas sensitif yang diembannya sebagai Kepala Badan Intelijen.

NBC News dan media lain melaporkan Biro Investigasi Federal (FBI) sedang menyelidiki Paula Broadwell, yang menerbitkan biografi Petraeus berjudul "All In: The Education of David Petraeus." Bisa saja ia diselidiki menyangkut kemungkinan akses yang tidak wajar terhadap informasi rahasia.

Para pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times, Broadwell tak lain adalah selingkuhan Petraeus. Broadwell merupakan mantan mayor Angkatan Darat yang menghabiskan waktu berjam-jam mewawancarai Petraeus untuk bukunya. Tidak ada pernyataan dari Broadwell tentang pengakuan Petraeus tersebut.

Petraeus, 60 tahun, memulai jabatannya sebagai direktur CIA hanya satu tahun setelah ia pensiun sebagai jenderal berbintang empat. Ia mendapatkan pujian dari berbagai pihak karena menyelamatkan kegagalan perang AS di Irak tahun 2007, setelah presiden AS saat itu, George W. Bush, memerintahkan mengirim pasukan ke sana.
emoticon-Toast
"Di CIA, Petraeus membawa lembaga itu dengan pendekatan yang lebih "berimbang" dalam mengumpulkan informasi intelijen setelah memusatkan perhatian secara ketat terhadap ancaman-ancaman teror pasca peristiwa serangan 11 September 2001, kata Bruce Riedel, mantan pejabat CIA dan anggota lembaga kajian Brookings Institution. (ant/DOR)


memang repot emoticon-Ngakak
0
689
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan