langsung aja gan ini dia invosi terbaru dari negara kita
Quote:
Mereka yakni Ganjar Candra Suminar, mahasiswa Konsentrasi Elektronika Industri/Arus Lemah dan Helmi Wibowo, mahasiswa Konsentrasi Listrik Tenaga/Arus Kuat.
Komnet memiliki cara kerja unik dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik. Komnet sendiri dikendalikan oleh chip mikrokontroler yang memakai energi listrik.
"Motivasi awalnya dilandasi oleh krisis energi di dunia khususnya di Indonesia. Juga karena sering terjadinya kecelakaan yang berasal dari bahan bakar kompor," kata salah salah seorang pencipta Ganjar Candra Sumindar mahasiswa Konsentrasu Elektronika Industri dalam konfresi persya di Universitas Center UPI, Senin (13/8/2012).
Dengan menggunakan induksi elektromagnetik Komnet sendiri tidak seperti kompor pada umumnya yang menimbulkan api. Dengan demikian, Komnet tersebut tidak menghasilkan asap ataupun karbondioksida (CO2) yang berbahaya.
"Daya kompor akan ditentukan oleh frekuensi listrik yang dialirkan ke kumparan induksi. Semakin tinggi daya kompor dan semakin tinggi pula suhu (panas) kompor. Karena itu, tempat memasak harus terbuat dari logam penghantar," tandas Helmi.[ito]
Quote:
inilah..com, Bandung - Munculnya kompor magnetik (Komnet) produksi mahasiswa UPI bias membuat ibu-ibu rumah tangga dapat mengirit biaya dapur. Bagaimana keunggulan Komnet jika dibandingkan dengan kompor gas atau minyak?.
"Jika dalam pemakaian satu hari dengan memakai tabung gas 3kg dapat menghabiskan 0,6kg. Kalau menggunakan minyak tanah dalam sehari dapat menghabiskan 1,5 liter. Sedangkan Komnet, cukup menghabiskan 1.800 watt," kata Helmi Wibowo salah satu pencipta Komnet yang mahasiswa Konsentrasi Elektronika Industri UPI dalam konfrensi presnya di Universitas Center UPI, Senin (13/8/2012).
Helmi mengatakan, dalam perawatannya Komnet relatif mudah tidak seperti halnya kompor yang lainnya. Bahkan Komnet juga tidak membahayakan pada anak-anak.
Tercipatanya Komnet ini, lanjutnya, salah satu tujuannya yakni memecahkan permasalahan untuk mengatasi kekurangan minyak.
"Tidak hanya itu, ledakan-ledakan tabung gas menjadi faktor utama menculnya Komnet ini," ujarnya.
" Kami berharap Komnet ini bisa digunakan seluruh masyarakat sehinggga menjadi solusi pengganti minyak atau gas," ucapnya.
Dia menambahkan untuk peruntukannya kompor itu pada dasarnya bukan hanya untuk ibu-ibu rumah tannga, melainkan laboratorium untuk sterilisasi karbon dan berbagai macam perusahaan.
"Pada intinya Komnet cocok bagi semua kalangan," tandasnya.[ito]
Spoiler for cara kerja komnet:
Quote:
Produk kompor ini dikendalikan oleh sebuah chip mikrokontroler yang memakai energi listrik. Sebenarnya penggunaan kompor ini sangatlah mudah dan efesien, dengan hanya menghubungkan alat ini ke sumber listrik AC maka kompor magnet pun dapat langsung bekerja," kata Helmi Wibowo salah satu pencipta Komnet mahasiswa Konsentrasi Elektronika Industri UPI .
Helmi mengakan, adapun prosedur kerja kompor tersebut menggunakan konverter dan elemen pengontrol dari 50 Hz, menjadi frekuensi tinggi hingga 25 kHz. Selanjutnya, listrik dengan frekuensi tinggi itu dialirkan ke kumparan induksi.
Selanjutnya, kata dia, arus bolak balik inilah yang membangkitkan garis-garis medan magnet yang selalu berubah mengikuti perubahan arusnya.
"Medan magnet ini memotong atau menembus tempat (wadah) untuk memasak yang terbuat dari logam," ujarnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, pada logam akan timbul ggl (tegangan) sesuai dengan hukum Faraday.
"Karena logam tempat memasak merupakan satu kesatuan, maka secara kelistrikan sama seperti dihubungkan secara singkat. Ketika tegangan dihubungkan secara singkat, maka akan timbul arus pusar yang berputar-putar," jelasnya.
Ganjar menambahkan, arus pusar mengalir dalam logam, mengandung resistansi yang walaupun kecil akan menimbulkan panas.
"Panas inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. Panas yang dibangkitkan oleh kompor itu bergantung dari energy listrik yang dikonversikan ke bentuk panas," ujarnya.
Sebagai catatan, lanjutnya, daya kompor akan ditentukan oleh frekuensi listrik yang dialirkan ke kumparan induksi.
"Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin tinggi pula daya kompor, dan semakin tinggi pula suhu (panas) kompor. Karena kerjanya seperti itu maka tempat memasak atau wadah dari masakan harus terbuat dari logam penghantar. Bila tidak maka tidak akan terjadi pemanasan, karena tidak ada efek induksi electromagnet pada tempat memasaknya,” paparnya.
“Inovasi dan kreasi ini tentunya diharapkan dapat diakses oleh masyarakat miskin dan dapat memberikan manfaat bagi mereka terutama dalam meningkatkan kualitas hidupnya," imbuhnya [ito]
ini video nya gan.
nah pak guru ini lagi kompetisi GIST,,, nh salah satunya buat kesempatan dapat investor,, tentu kalo dapet investor buat usaha komnet
bantu vote-nya gan
buka lalu daftat di http://www.younoodle.com/podium_logi...dium%2Faccount