- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tindakan Indisipliner Kok Sanksinya Ringan Sih PSSI?


TS
ridikdik
Tindakan Indisipliner Kok Sanksinya Ringan Sih PSSI?
Nemu tulisan bagus Gan di Kompasiana, ijin share di Kaskus yaa..






Quote:
Diego Michiels, salah satu pemain Timnas yang dipersiapkan untuk mengikuti piala AFF hari ini ramai diberitakan terlibat kasus perkelahian di sebuah klub malam. Sayangnya hukuman yang diberikan ke pemain ganteng ini terbilang ringan: hanya denda potong gaji selama seminggu.

Ada banyak opini yang kemudian muncul untuk menanggapi berita ini. Sebagian besar membandingkan kasus indisipliner pemain Timnas Perancis Yann M’Vila yang dijatuhi larangan memperkuat timnas sampai akhir kualifikasi Piala Dunia 2014 bulan Juli tahun depan. Alasannya kurang lebih sama: M’Vila ketahuan melanggar jam malam dan pergi ke bar bersama empat pemain lain saat memperkuat timnas Prancis U-21.
Langsung terlihat ya bedanya Indonesia dengan bangsa lain yang mengagungkan kedisiplinan.
Bahkan tindakan indisipliner dari seseorang yang belum menjadi pemain timnas senior saja hukumannya sudah seberat itu; disebut “tidak layak mengenakan seragam Perancis” pula oleh Didier Deschamps, pelatih timnas senior.
Diego Michiels sih sudah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi beneran yakin nih dia gak bakal kabur keluyuran ke klub malam lagi?
Seorang pelanggar peraturan, sejak awal pasti akan menyiapkan beribu alasan agar terhindar dari hukuman berat. Triknya selalu sama: mengaku bersalah namun menyebut tindakannya karena terpaksa atau dia tidak tahu bahwa tindakannya adalah salah. Ditambah janji tidak akan mengulanginya lagi, terhindarlah dia dari keputusan berat; bahkan mungkin dimaafkan. Jika trik ini berhasil dilakukan, dijamin akan ada aksi bandel yang kedua dan seterusnya; baik dilakukan oleh orang yang sama atau orang lain yang mencontohnya.
Dari pemberitaan di Kompas, saya lihat Nil Maizar bersikap melunak dalam menjatuhkan hukuman.Mungkin karena menganggap Diego sebagai salah satu pemain andalannya di posisi kiri pertahan timnas kita. Alasan lain yang disebut media: karena Diego sudah minta ijin ke klub malam untuk merayakan ulang tahun sahabatnya.
What the hell? Beneran tuh pemain diijinkan keluar malam untuk pergi ke party? Enak banget jadi pemain timnas.
Ada contoh lain yang menggambarkan ketegasan seorang pelatih dan federasi sepakbola terhadap pemainnya yang bertindak indisipliner. Roy Keane dan Zlatko Zahovic adalah contoh pemain yang dicoret dari timnas karena sikap indisipliner. Padahal baik Timnas Irlandia Utara dan Slovenia sama-sama membutuhkan jasa mereka di Piala Dunia 2002.
Ronaldinho dan Deco adalah contoh lainnya. Barcelona yang paham kebiasaan dugem mereka, sepakat untuk ‘membuang’ keduanya demi mencegah Messi tertular hobi party mereka (klik gambar untuk baca beritanya).
Dalam membentuk tim, sikap disiplin tidak bisa ditawar-tawar.
Sikap bandel itu seperti candu: awalnya dianggap biasa dan baru terasa dampaknya setelah semuanya hancur. Lebih parahnya lagi, sikap indisipliner ini bisa dengan mudah menular ke pemain lain.
Peraturan bukan dibuat untuk dilanggar. Peraturan dibuat demi kebaikan bersama.
Payah ah PSSI, bertindak tegas ke satu pemain saja sulit. Gimana bisa meraih prestasi? Masih mending jamannya Nurdin Halid deh. Setidaknya PSSI tahun 2007 berani mencoret Zaenal Arif dari timnas setelah bertindak indisipliner, sama persis seperti kelakuan Diego Michiels.
Sumber: [url]http://bit.ly/Uzdltd
[/url]
Ada banyak opini yang kemudian muncul untuk menanggapi berita ini. Sebagian besar membandingkan kasus indisipliner pemain Timnas Perancis Yann M’Vila yang dijatuhi larangan memperkuat timnas sampai akhir kualifikasi Piala Dunia 2014 bulan Juli tahun depan. Alasannya kurang lebih sama: M’Vila ketahuan melanggar jam malam dan pergi ke bar bersama empat pemain lain saat memperkuat timnas Prancis U-21.
Langsung terlihat ya bedanya Indonesia dengan bangsa lain yang mengagungkan kedisiplinan.
Bahkan tindakan indisipliner dari seseorang yang belum menjadi pemain timnas senior saja hukumannya sudah seberat itu; disebut “tidak layak mengenakan seragam Perancis” pula oleh Didier Deschamps, pelatih timnas senior.
Diego Michiels sih sudah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi beneran yakin nih dia gak bakal kabur keluyuran ke klub malam lagi?
Seorang pelanggar peraturan, sejak awal pasti akan menyiapkan beribu alasan agar terhindar dari hukuman berat. Triknya selalu sama: mengaku bersalah namun menyebut tindakannya karena terpaksa atau dia tidak tahu bahwa tindakannya adalah salah. Ditambah janji tidak akan mengulanginya lagi, terhindarlah dia dari keputusan berat; bahkan mungkin dimaafkan. Jika trik ini berhasil dilakukan, dijamin akan ada aksi bandel yang kedua dan seterusnya; baik dilakukan oleh orang yang sama atau orang lain yang mencontohnya.
Dari pemberitaan di Kompas, saya lihat Nil Maizar bersikap melunak dalam menjatuhkan hukuman.Mungkin karena menganggap Diego sebagai salah satu pemain andalannya di posisi kiri pertahan timnas kita. Alasan lain yang disebut media: karena Diego sudah minta ijin ke klub malam untuk merayakan ulang tahun sahabatnya.
What the hell? Beneran tuh pemain diijinkan keluar malam untuk pergi ke party? Enak banget jadi pemain timnas.
Ada contoh lain yang menggambarkan ketegasan seorang pelatih dan federasi sepakbola terhadap pemainnya yang bertindak indisipliner. Roy Keane dan Zlatko Zahovic adalah contoh pemain yang dicoret dari timnas karena sikap indisipliner. Padahal baik Timnas Irlandia Utara dan Slovenia sama-sama membutuhkan jasa mereka di Piala Dunia 2002.
Ronaldinho dan Deco adalah contoh lainnya. Barcelona yang paham kebiasaan dugem mereka, sepakat untuk ‘membuang’ keduanya demi mencegah Messi tertular hobi party mereka (klik gambar untuk baca beritanya).
Dalam membentuk tim, sikap disiplin tidak bisa ditawar-tawar.
Sikap bandel itu seperti candu: awalnya dianggap biasa dan baru terasa dampaknya setelah semuanya hancur. Lebih parahnya lagi, sikap indisipliner ini bisa dengan mudah menular ke pemain lain.
Peraturan bukan dibuat untuk dilanggar. Peraturan dibuat demi kebaikan bersama.
Payah ah PSSI, bertindak tegas ke satu pemain saja sulit. Gimana bisa meraih prestasi? Masih mending jamannya Nurdin Halid deh. Setidaknya PSSI tahun 2007 berani mencoret Zaenal Arif dari timnas setelah bertindak indisipliner, sama persis seperti kelakuan Diego Michiels.
Sumber: [url]http://bit.ly/Uzdltd
Menurut ane si Diego mending dicoret aja dari timnas. Masa hukumannya cuma 500ribu doang? Tibo yang lupa bawa paspor aja hukumannya berat

0
808
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan