TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis cilik Amel tidak tega melihat kondisi Drs Suyadi atau pemeran Pak Raden dalam serial Si Unyil yang kini terhimpit kemiskinan dan sakit-sakitan.

Amel pun rela menyempatkan waktu mendatangi Pak Raden di kediamannya, Jalan Petamburan 3 No 27 RT 003 RW 04 Petamburan Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (14/4/2012) malam.

Meski tak pernah menyaksikan serial Si Unyil yang sangat fenomenal tahun 1980-1990, namun Amel merasa bangga dengan Pak Raden. Baginya, Pak Raden adalah legendaris yang telah mengharumkan nama bangsa melalui perannya dalam serial Si Unyil.

" Apalagikan Pak Raden kan tokoh legendariskan membawa nama Unyil dari Indonesia sampai keluar Indonesia, jadi patutlah kita membantu," kata Amel, gadis cilik dengan gaya lucu tersebut.

Amel tergerak membantu karena Pak Raden saat ini benar-benar membutuhkan dana. "Amel pasti tergerak hatinya, masa orang butuh bantuan, namanya kita punya hati, makanya kita membantu gitu. Alhamdulilah ada rezeki lebihkan," ujar Amel sambil tersenyum.

Kabar bahwa Pak Raden sedang kesusahan didengar Amel dari kakaknya. Begitu mendengar kabar tersebut, Amel langsung meluncur ke rumah Pak Raden. " Amel membantu Pak Raden itu ada penggalangan danakan. Dari keluarga dari Kakak-Kakak, Ibu, Bapak cerita tentang Pak Raden itu gimana, apa gitu, Pak Raden itu adalah tokoh ," ungkap Amel.

Pak Raden lahir di Jember 28 November 1932. Kondisi kesehatannya dan perekonomiannya kini memprihatinkan. Pak Raden yang kini berkursi roda, menuntut hak cipta si Unyil yang sudah lebih dari 10 tahun lepas dari gengamannya.

Rencananya, seminar yang akan diadakan siang ini, akan dihadiri pula oleh mahasiswa, masyarakat umum, juga wartawan. Dalam acara ini, Pak Raden akan hadir sebagai pembicara. Ia akan membagi pengalamannya selama memperjuangkan hak sebagai pencipta boneka Si Unyil.

"Sebenarnya, dari awal saya tidak minta macam-macam. Saya cuma ingin jika ada seseorang mencipta karya, dia yang mendapat hak ciptanya, bukan orang lain. Sekarang yang terjadi, apa yang saya ciptakan, kok haknya malah tidak di saya? Makanya tujuan dari seminar ini, untuk mengembalikan hak asli kepada sang pencipta seni," ujar lelaki ber-suara berat itu, saat ditemui Koran Jakarta di rumahnya, di daerah Petamburan, Rabu (3/10).

"Saya kecewa, namun bentuk kekecewaan itu harus diungkap dalam bentuk tindakan. Makanya saya membuat tim advokasi Pak Raden. Saya sendiri buta hukum, tapi tim advokasi saya siap memperjuangkan hak saya," katanya berapi- api. Dalam seminar nanti, Pak Raden akan memeri testimoni lengkap, tentang kasus yang menimpanya. "Saya sekadar ingin mengingatkan seniman muda, jangan sampai nanti sama seperti saya. Kalian berkarya, harus mendapat hasil dari karya tersebut," pesannya.