Daerah Ancol meliputi sebelah timur Kota Tua Jakarta hingga Pelabuhan Tanjungpriuk. Nama Ancol sendiri mempunyai makna ‘tanah menididh berpaya-paya’ Orang-orang Belanda pada jaman VOC menyebut kawasan Ancol sebagai Zoutelande atau ‘tanah asin’. Karena apabila laut sedang pasang, air payau kali Ancol berbalik ke darat menggenangi tanah di sekitarnya sehingga terasa asin.
Di kawasan Ancol terdapat kubu pertahanan yang dibangun pada tahun 1656. Untuk menghubungkan Batavia dengan kubu pertahanan itu maka dibangunlah sebuah terusan, yakni terusan Ancol. Hingga kini terusan Ancol masih dapat dilayari perahu. Tidak hanya itu, Belanda juga membangun jalan yang sejajar dengan terusan itu. Belanda menyadari bahwa kawasan Ancol sangat strategis dalam rangka pertahanan kota Batavia.
Sifat strategis Ancol juga dirasakan pada saat penyebaran agama Islam mulai berkembang di Kerajaan Sunda. Sejarah mencatat Ancol menjadi salah satu medan pertempuran di samping Kalapa Tanjung Wahanten (Banten) dan tempat-tempat lainnya.