Aksi Dahlan Iskan cuma ingin pukul lawan Demokrat?
Cuplikan Komentar Mantan Deputi KPK ttg BUMN
Reporter : Laurencius Simanjuntak
Rabu, 7 November 2012
Tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang hanya menyerahkan dua nama anggota DPR terduga pemeras perusahaan negara, disesalkan banyak pihak. Sebab, Dahlan sebelumnya menyebut-nyebut ada 10 legislator yang mencoba memalak BUMN.
Kepada Badan Kehormatan (BK) DPR yang memeriksanya Senin (5/11), Dahlan memang tidak menyebut nama dua anggota DPR. Namun, inisial dua anggota itu cepat menyebar dan terungkap di media. Mereka adalah Sumaryoto dari PDIP dan Idris Leana dari Partai Golkar. Kedua orang ini pun langsung membantah.
Karena Dahlan cuma mengungkap dua nama, kemudian muncul spekulasi aksi bos Jawapos Grup itu memiliki kepentingan di 2014. Berada dalam kekuasaan, Dahlan dinilai sedang berupaya menjatuhkan lawan politik partai penguasa, Demokrat.
Misbakhun
"Saya melihat ada upaya menjatuhkan dua parpol besar di luar Partai Demokrat dalam isu pemerasan oleh anggota DPR yang diungkap oleh Dahlan Iskan karena anggota DPR yang diungkap hanya dari Partai Golkar dan PDI Perjuangan," kata mantan anggota DPR dari PKS, Mukhamad Misbakhun, di Jakarta, Rabu (7/11).
Terlebih, kata Misbakhun, saat memenuhi panggilan BK DPR, Dahlan Iskan tidak membawa bukti yang valid dan mempunyai kekuatan secara legal. "Yang disampaikan pun hanya bersifat dugaan," ujar dia.
Misbakhun menilai,
Partai Demokrat adalah pihak yang paling diuntungkan oleh isu pemerasan yang dibawa Dahlan. Bukan hanya tidak ada anggotanya yang disebut, namun isu korupsi Wisma Atlet dan Hambalang yang sedang melanda Demokrat jadi tertutupi.
"Karena kalau masih dugaan dan menyebutkan dua orang nama anggota DPR apalagi itu dari partai besar saingan demokrat yang sedang terpuruk karena kasus korupsi Hambalang dan Wisma Atlet maka kecurigaan bahwa isu pemerasan oleh anggota DPR ini dipakai sebagai alat pukul untuk menjatuhkan menjelang pemilu 2014," ujar dia.
http://www.merdeka.com/politik/aksi-...-demokrat.html
Quote:
Mungkin Pak Dahlan Iskan lupa dgn berita2 yg sempat menghebohkan mengenai BUMN dibawah ini.
Atau apakah nanti juga akan kejutan dilaporan ke BK DPR??? Khan katanya Pak Dahlan Mau bersih-bersih semua BUMN ....Bantu dong KPK untuk mengungkap kasus yg diduga tersangkut dgn BUMN, yg SUDAH dlm Penyidikan dan Penyelidikan KPK.
Satu lagi pak, contoh cara Pak Antasari menangkap koruptor, Diam2...tidak banyak gembar gembor ke media
Kalau mau tangkap tikus sembari teriak2....keburu tikusnya mabur pak
Quote:
Anas Enggan Tanggapi Toyota Harrier dari Adhi Karya dan Wika
Rabu, 27 Juni 2012
JAKARTA, KOMPAS.com -Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum enggan menjawab soal
kepemilikan mobil Toyota Harrier yang diduga dibelikan PT Adhi Karya dan Wijaya Karya untuknya seperti dituduhkan Nazaruddin.
Seusai diperiksa penyidik KPK selama kurang lebih tujuh jam terkait penyelidikan proyek Hambalang, Anas mengaku tidak hafal apakah soal kepemilikan mobil tersebut ditanyakan penyidik kepadanya atau tidak.
"Saya tidak hafal," kata Anas di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (27/6/2012).
Saat kembali ditanya apakah dirinya benar menerima pemberian Toyota Harrier dari dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi rekanan proyek Hambalang itu, Anas menjawab, "Ada-ada saja sampeyan (kamu) ini."
Seperti diberitakan sebelumnya, KPK memiliki bukti indikasi dugaan keterlibatan Anas di proyek Hambalang. Bukti itu berita pembelian Toyota Harrier, November 2009 di dealer mobil Duta Motor, Pacenongan, Jakarta Pusat. Mobil mewah itu berplat nomor polisi B 15 AUD.
Seorang penyidik KPK yang tidak mau disebutkan namanya membenarkan soal bukti tersebut.
Namun, hari ini Anas kembali membantah keterlibatan dirinya dalam proyek Hambalang. Meskipun pernah menjadi anggota Komisi X DPR, komisi yang bermitra dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Anas mengaku tidak tahu soal proyek Hambalang.
Dia juga membantah menerima uang dari PT Adhi Karya terkait proyek senilai Rp 2,5 triliun tersebut. "Tidak ada itu, itu cerita mati, halusinasi," ujar Anas.
KPK memeriksa Anas terkait penyelidikan Hambalang untuk mengklarifikasi sejumlah hal. Keterlibatan Anas dalam proyek Hambalang pertama kali diungkapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dalam sejumlah kesempatan. Nazaruddin mengatakan kalau Anas yang mengatur proyek tersebut.
Mantan anggota DPR itu bahkan menyebut hasil korupsi proyek itu digunakan Anas untuk biaya pemenangannya dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010.
http://nasional.kompas.com/read/2012...Karya.dan.Wika
Quote:
Anggota DPR Bantah Jadi Calo Anggaran
Rabu, 18 Mei 2011
Metrotvnews.com, Jakarta:Ketua Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang (RUU) Mata Uang DPR Achsanul Qosasih (Partai Demokrat) membantah tudingan telah melakukan jual-beli pasal. Pertemuan dengan Direktur Utama Peruri Junino Jahja, menurut Achsanul, demi negara.
"Saya dan semua pimpinan Poksi Fraksi bertemu dengan Pak Junino karena dalam pasal RUU mata uang ada pasal yang menyatakan bahwa percetakan uang di dalam negeri dilakukan di BUMN. Berarti satu-satunya BUMN adalah Peruri," kata Achsanul di gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (18/5).
Achsanul berpendapat, pemberitaan di majalah Tempo edisi 16-22 Mei sangat gila. Ia merasa dideskreditkan sebagai anggota DPR. Padahal selama ini, dirinya bekerja mati-matian. "Kalau saya mau nego pasal, enggak rame-rame, tapi sendiri," jelas dia.
Achsanul heran dengan pemberitaan bahwa para anggota DPR yang ikut bertemu Junino kaget begitu mengetahui Dirut Peruri tersebut mantan Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK. Ia menegaskan dirinya sudah mengetahui itu. "Saya kaget foto berbicara," kata dia.
Bagi politikus Partai Demokrat ini, pertemuan dengan Junino diperlukan untuk menanyakan kesiapan Peruri. Jangan sampai RUU Mata Uang sudah diketok palu, tapi Peruri tidak siap. "Yang saya sesalkan kita disamain dengan calo Badan Anggaran. Kita kerja, apa urusannya. Kita ini niatnya baik. Tapi kenapa seperti itu," jelas Achsanul.
Anggota Panja RUU Mata Uang dari PDI Perjuangan I Gusti Agung Rai mengaku heran dengan pemberitaan tersebut. Namun, ia senang karena menjadi terkenal. "Saya ketawa. Berita apa kok diangkat. Saya malah terkenal," ucapnya.
Sementara itu, anggota Panja RUU Mata Uang dari Fraksi Partai Golkar Edison Betaubun mengaku prihatin dengan pemberitaan Tempo tersebut. Baginya wartawan dari media bersangkutan sangat kampungan. "Kalau jelas, minta KPK proses dong. Ada foto bersama lagi," tandas Edison.
(Andhini)
http://www.metrotvnews.com/read/news...-Calo-Anggaran
Quote:
My Signature
Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku boss eksekutif
Tokoh papan atas atas segalanya
Asyik
Wajahku ganteng banyak simpanan
Sekali lirik oke sajalah
Bisnisku menjagal jagal apa saja
Yang penting aku senang aku menang
Persetan orang susah karena aku
Yang penting asyik sekali lagi
Asyik
Khotbah soal moral omong keadilan
Sarapan pagiku
Aksi tipu tipu lobying dan upeti
Woow jagonya
Maling kelas teri bandit kelas coro
Itu kantong sampah
Siapa yang mau berguru datang padaku
Sebut tiga kali namaku
Bento Bento Bento
Asyik