- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Masih Ada Transaksi Seks ABG


TS
GPO2A
Masih Ada Transaksi Seks ABG
Pemasangan kamera pengintai atau CCTV dan penambahan lampu penerangan di Taman Bungkul cukup efektif menekan aksi mesum. Namun, kebijakan itu tak menyurutkan adanya transaksi seksual yang dilakukan makelar cewek yang menjual ABG (anak baru gede). Seperti apa bentuk transaksinya? Berikut ini laporannya.
Hingga kini, Taman Bungkul masih menjadi icon menarik kota Surabaya. Setiap malam, taman berlokasi di Jalan Raya Darmo ini selalu dipadati warga oleh berbagai lapisan. Mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Mereka datang ke taman ini dengan beragam tujuan. Mulai dari sekedar jalan-jalan, bermain, mencari jodoh sampai perburuan ABG “nakal” bagi pria hidung belang.
Parno (bukan nama sebenarnya), salah seorang juru parkir di Taman Bungkul, mengungkapkan, ada beberapa penghubung (makelar) yang bertugas mencari sasaran. Para makelar ini sangat berhati-hati dalam beraksi. Sebab, makelar-makelar lainnya sudah terjaring operasi aparat.
Kata Parno, makelar ini tidak akan langsung menawarkan para ABG-nya ke pria yang berada di Bungkul. Tapi, ia memulai aksi jualnya dengan obrolan basa-basi yang lumayan lama. Untuk memastikan pria yang didekati itu bukan polisi, si makelar ini pura-pura pamitan buang air di toilet umum. Padahal ia mencari keberadaan salah satu momongannya (ABG). Setelah ketemu, biasanya menyuruh ABG itu untuk mendekat agar terlihat oleh sasaran.
Tidak hanya sekali mereka berpamitan buang air, tetapi dilakukan dua hingga tiga kali yang sebenarnya untuk mengawasi gerak gerik sasaran, mencurigakan atau tidak. Kalau menurut mereka situasi dan kondisi aman, barulah mereka akan menawarkan cewek ABG-nya tadi. “Setiap makelar punya 2-3 ABG sebagai alternatif pilihan,” jelasnya.
Sesaat setelah mendapat penjelasan tersebut, Surabaya Pagi duduk di pinggir lapangan di Taman Bungkul. Sekitar 30 menit kemudian datang seseorang mendekat dengan pakaian yang tidak terlalu mencolok. Bergaya sok kenal dan sok akrab, ia mengawali obrolan dengan basa-basi sekitar satu jam. Proses pendekatan sesuai dengan apa yang di jelaskan Parno.
Sambil senda gurau, mereka menunjukkan posisi ketiga ABG dan penjelasan promo service para ABG “mesum” tersebut. Makelar tafi menawarkan dengan harga variatif, tergantung usia cewek tersebut. Tarifnya dari Rp 300 sampai Rp 700 ribu untuk short time (3 jam). “Jika belum cocok, saya carikan yang lainnya, anak-anak pada jalan-jalan di sekitar sini aja,” ujar sang makelar.
Informasinya, selain menjajakan di Taman Bungkul, para ABG ini juga mencari pelanggan lewat dunia maya. Paling gampang melalui Facebook atau Blackberry Messenger (BBM). “Biasanya kenalannya di FB, terus lanjut tukar-tukaran PIN BB,” tukasnya. n cw2
http://www.surabayapagi.com/index.ph...21999baeef589c
CCTV
lewat



Hingga kini, Taman Bungkul masih menjadi icon menarik kota Surabaya. Setiap malam, taman berlokasi di Jalan Raya Darmo ini selalu dipadati warga oleh berbagai lapisan. Mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Mereka datang ke taman ini dengan beragam tujuan. Mulai dari sekedar jalan-jalan, bermain, mencari jodoh sampai perburuan ABG “nakal” bagi pria hidung belang.
Parno (bukan nama sebenarnya), salah seorang juru parkir di Taman Bungkul, mengungkapkan, ada beberapa penghubung (makelar) yang bertugas mencari sasaran. Para makelar ini sangat berhati-hati dalam beraksi. Sebab, makelar-makelar lainnya sudah terjaring operasi aparat.
Kata Parno, makelar ini tidak akan langsung menawarkan para ABG-nya ke pria yang berada di Bungkul. Tapi, ia memulai aksi jualnya dengan obrolan basa-basi yang lumayan lama. Untuk memastikan pria yang didekati itu bukan polisi, si makelar ini pura-pura pamitan buang air di toilet umum. Padahal ia mencari keberadaan salah satu momongannya (ABG). Setelah ketemu, biasanya menyuruh ABG itu untuk mendekat agar terlihat oleh sasaran.
Tidak hanya sekali mereka berpamitan buang air, tetapi dilakukan dua hingga tiga kali yang sebenarnya untuk mengawasi gerak gerik sasaran, mencurigakan atau tidak. Kalau menurut mereka situasi dan kondisi aman, barulah mereka akan menawarkan cewek ABG-nya tadi. “Setiap makelar punya 2-3 ABG sebagai alternatif pilihan,” jelasnya.
Sesaat setelah mendapat penjelasan tersebut, Surabaya Pagi duduk di pinggir lapangan di Taman Bungkul. Sekitar 30 menit kemudian datang seseorang mendekat dengan pakaian yang tidak terlalu mencolok. Bergaya sok kenal dan sok akrab, ia mengawali obrolan dengan basa-basi sekitar satu jam. Proses pendekatan sesuai dengan apa yang di jelaskan Parno.
Sambil senda gurau, mereka menunjukkan posisi ketiga ABG dan penjelasan promo service para ABG “mesum” tersebut. Makelar tafi menawarkan dengan harga variatif, tergantung usia cewek tersebut. Tarifnya dari Rp 300 sampai Rp 700 ribu untuk short time (3 jam). “Jika belum cocok, saya carikan yang lainnya, anak-anak pada jalan-jalan di sekitar sini aja,” ujar sang makelar.
Informasinya, selain menjajakan di Taman Bungkul, para ABG ini juga mencari pelanggan lewat dunia maya. Paling gampang melalui Facebook atau Blackberry Messenger (BBM). “Biasanya kenalannya di FB, terus lanjut tukar-tukaran PIN BB,” tukasnya. n cw2
http://www.surabayapagi.com/index.ph...21999baeef589c
CCTV




0
9.9K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan