Jakarta - Mensos Salim Segaf Al Djufri menjawab soal isu Soeharto akan diberikan gelar pahlawan nasional, setelah Soekarno-Hatta. Salim menegaskan, tidak otomatis mantan presiden menjadi pahlawan nasional. Mesti ada proses.

"Tidak langsung, mantan presiden menjadi pahlawan nasional asal diikuti syarat-syarat, jadi tidak definitif mantan presiden mendapatkan gelar pahlawan," kata Salim di Kemensos, Jl Salemba Raya, Jakarta, Rabu (7/11/2012).

Untuk menjadi pahlawan nasional, tidak serta merta diangkat. Ada penilaian dari Dewan Gelar Pahlawan yang menelitinya.

"Syaratnya jelas, yang pertama harus almarhum dulu. Kemudian perjuangan sepanjang hidup yang juga diakui oleh masyarakat," terangnya.

Untuk tahun ini, selain Soekarno-Hatta, ada 9 nama yang diusulkan namun akhirnya yang lolos 2 yakni Soekarno-Hatta. "Yang memutuskan bukan Kemensos, Kemensos hanya usul," tuturnya.

[url]http://news.detik..com/read/2012/11/07/113924/2084501/10/mensos-mantan-presiden-tak-otomatis-jadi-pahlawan-nasional[/url]

Selain pahlawan seharusnya pemerintah juga memilih dan menetapkan penghianat negara. Misal koruptor dan bandar narkoba, sudah selayaknya diberi gelar penghianat negara. Jadi orang akan berpikir panjang kalau ingin korupsi!