- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sentimen Anti-Jepang Melanda China, Mobil Amerika Pesta


TS
sivaruck
Sentimen Anti-Jepang Melanda China, Mobil Amerika Pesta
Quote:
http://forum.indah.web.id/showthread-oto/read/2012/11/06/191633/2083772/1207/sentimen-anti-jepang-melanda-china-mobil-amerika-pesta

Jakarta - Sentimen yang melanda China terhadap produk-produk Jepang membuat produsen Amerika senang. Bila penjualan Toyota, Honda, Nissan dan merek mobil Jepang lain terpukul, merek Amerika kini tengah berpesta pora.
China kini menjadi pasar mobil terbesar di dunia. Di saat itu, hampir semua merek mengalihkan fokusnya dari Amerika dan Eropa ke dataran China. Hampir semua merek menikmati peningkatan penjualan disana, kecuali mobil merek Jepang.
Sentimen keras yang ditunjukkan masyarakat China pada produk Jepang timbul setelah Jepang memutuskan untuk membeli kepulauan yang oleh China disebut kepulauan Diaoyu dan Senkaku oleh Jepang. Pulau itu dibeli dari dana publik senilai 2,05 miliar yen. Langkah Jepang ini ditentang oleh China yang membuat negeri tirai bambu itu mengirimkan kapal patroli ke Laut China Timur.
Akibatnya, China dilanda gelombang Anti-Jepang. Pabrik mobil Jepang seperti Toyota, Honda, Mazda atau Nissan sempat harus membekukan kegiatan produksinya. Penjualan mobil merek Jepang pun anjlok di negara yang memiliki pasar mobil terbesar di dunia itu.
Bahkan banyak diler mobil Jepang seperti Toyota dan Honda yang dibakar. Lebih dari itu, mobil-mobil Jepang pun dibakar di tengah jalan.
Kedutaan Besar Jepang juga sempat dilempari telur dan botol air. Bahkan pendemo sempat melempari kedutaan dengan ponsel asal Jepang, tapi kemudian berlanjut dengan batu.
Bagi wilayah China yang tidak ada kedutaan atau konsulat Jepang, toko merek Jepang menjadi sasaran.
Ada sekitar 20 persen mobil Jepang di jalanan China. Tapi sentimen yang makin kuat membuat mobil Jepang bahkan tidak mendapat parkir. Ada beberapa tempat parkir yang malah dengan terang-terangan hanya menyediakan parkir untuk mobil-mobil merek China, Korea atau Jerman.
Selain sentimen, hal itu kemungkinan untuk menghindarkan sang pemilik lahan dari serangan para pendemo yang ingin menghancurkan mobil Jepang. Selain menyerang aset asal Jepang, para pekerja asal Jepang dilaporkan juga sempat diserang di Shanghai.
Akibat masalah Jepang-China itu, produsen mobil Amerika seperti Ford dan General Motors merasa senang. Sebab peningkatan penjualan mereka, yang kemungkinan disebabkan perpindahan minat masyarakat dari merek Jepang ke merek lain membuat penjualan keduanya naik cukup signifikan.
Ford bulan lalu mengalami peningkatan hingga 48 persen ke angka 60.518 mobil. Sementara itu, General Motors mencetak rekor penjualan mereka disana setelah 250.000 mobil terdistribusi pada bulan lalu, atau naik 14 persen.
Di sisi lain, penjualan Toyota, Honda dan merek Jepang lain terhitung mengalami penurunan.
"Pengaruh (sengketa wilayah itu) pada mentalitas konsumen bisa bertahan lama. Ini berita yang sangat baik bagi Jerman dan Amerika," kata seorang analis berbasis di Shanghai yang dikutip Reuters dan dilansir Left Lane News
.
Jakarta - Sentimen yang melanda China terhadap produk-produk Jepang membuat produsen Amerika senang. Bila penjualan Toyota, Honda, Nissan dan merek mobil Jepang lain terpukul, merek Amerika kini tengah berpesta pora.
China kini menjadi pasar mobil terbesar di dunia. Di saat itu, hampir semua merek mengalihkan fokusnya dari Amerika dan Eropa ke dataran China. Hampir semua merek menikmati peningkatan penjualan disana, kecuali mobil merek Jepang.
Sentimen keras yang ditunjukkan masyarakat China pada produk Jepang timbul setelah Jepang memutuskan untuk membeli kepulauan yang oleh China disebut kepulauan Diaoyu dan Senkaku oleh Jepang. Pulau itu dibeli dari dana publik senilai 2,05 miliar yen. Langkah Jepang ini ditentang oleh China yang membuat negeri tirai bambu itu mengirimkan kapal patroli ke Laut China Timur.
Akibatnya, China dilanda gelombang Anti-Jepang. Pabrik mobil Jepang seperti Toyota, Honda, Mazda atau Nissan sempat harus membekukan kegiatan produksinya. Penjualan mobil merek Jepang pun anjlok di negara yang memiliki pasar mobil terbesar di dunia itu.
Bahkan banyak diler mobil Jepang seperti Toyota dan Honda yang dibakar. Lebih dari itu, mobil-mobil Jepang pun dibakar di tengah jalan.
Kedutaan Besar Jepang juga sempat dilempari telur dan botol air. Bahkan pendemo sempat melempari kedutaan dengan ponsel asal Jepang, tapi kemudian berlanjut dengan batu.
Bagi wilayah China yang tidak ada kedutaan atau konsulat Jepang, toko merek Jepang menjadi sasaran.
Ada sekitar 20 persen mobil Jepang di jalanan China. Tapi sentimen yang makin kuat membuat mobil Jepang bahkan tidak mendapat parkir. Ada beberapa tempat parkir yang malah dengan terang-terangan hanya menyediakan parkir untuk mobil-mobil merek China, Korea atau Jerman.
Selain sentimen, hal itu kemungkinan untuk menghindarkan sang pemilik lahan dari serangan para pendemo yang ingin menghancurkan mobil Jepang. Selain menyerang aset asal Jepang, para pekerja asal Jepang dilaporkan juga sempat diserang di Shanghai.
Akibat masalah Jepang-China itu, produsen mobil Amerika seperti Ford dan General Motors merasa senang. Sebab peningkatan penjualan mereka, yang kemungkinan disebabkan perpindahan minat masyarakat dari merek Jepang ke merek lain membuat penjualan keduanya naik cukup signifikan.
Ford bulan lalu mengalami peningkatan hingga 48 persen ke angka 60.518 mobil. Sementara itu, General Motors mencetak rekor penjualan mereka disana setelah 250.000 mobil terdistribusi pada bulan lalu, atau naik 14 persen.
Di sisi lain, penjualan Toyota, Honda dan merek Jepang lain terhitung mengalami penurunan.
"Pengaruh (sengketa wilayah itu) pada mentalitas konsumen bisa bertahan lama. Ini berita yang sangat baik bagi Jerman dan Amerika," kata seorang analis berbasis di Shanghai yang dikutip Reuters dan dilansir Left Lane News
amerika dapat rejeki dr arogansi PKC

0
11.3K
Kutip
126
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan