LegionAssaultAvatar border
TS
LegionAssault
La Légion Etrangère / French Foreign Legion
First to say, I'm sorry to repost emoticon-Frown
tapi trit ini juga dari trit ane sendiri di Old Kaskus emoticon-Big Grin
I hope you enjoy this reborned thread emoticon-Embarrassment



Myth and Reality




Tak kurang dari raksasa hiburan Hollywood, beberapa kali menjadikan Legion sebagai latar belakang utama film unggulannya. Walau kadang terlalu menonjolkan sisi negatifnya dan jauh dari akurat. Namun seiring waktu dan mulai meluasnya informasi ttg Legion, semua mitos itu pelan namun pasti, mulai tergerus.

Yang utama utk menyebut Foreign Legion, bahwa mereka bukanlah tempat yg romantis seperti dimunculkan dlm film Beau Geste. Ada tiga persepsi yg mesti diluruskan dari Legion. Pertama, Legionnaire adalah prajurit profesional, bkn pemimpi. Kedua, Legion bukanlah pangkalannya org-org brutal seperti Rambo atau jagoan kung fu layaknya diperankan Jean-Claude Van Damme.

Pendapat ketiga, Legion bukanlah tentara bayaran (mercenaries). Siapa saja yg bergabung dgn Foreign Legion harus menentukan pilihan utk mengabdi di lingkungan AD. Mereka bukanlah pejuang utk para panglima perang di Afrika atau yg ingin menjadi presiden, serta melindungi industri dan kepentingan keuangan.

Mereka adalah kumpulang org-org berani yg membuat keputusan utk mematuhi sejumlah aturan yg dikeluarkan AD Perancis. Legionnaire bergabung dgn banyak alasan, tak semata soal uang.

Akhirnya, Legion biasa disebut sebagai sebuah korps yg di dalamnya termasuk para prajurit berpengalaman (experienced) dan kenyang asam garam pertempuran. Sebaliknya bukan prajurit bodoh yg berlari menyongsong serangan seperti di film We Were Soldiers.

Film ini jadi ledekan ketika memperlihatkan aksi tentara Perancis. Moga-moga hanya didasarkan krn lemahnya pengetahuan sutradara ttg detail kemiliteran Perancis. Di film terlihat perwira Legion mengenakan kepi putih, padahal sesungguhnya perwira dan bintara (NCO) mengenakan kepi hitam. Masih di film, diperlihatkan ia memimpin sekelompok pasukan dgn baret merah, yg tdk pernah dikenakan Legion. Begitu pula cara mereka bergerak ke medan tempur, menggelikan. Di Indochina, hampir semua Legion yg dikirim pernah bertempur dlm PD II di berbagai kesatuan. Mereka lebih berpengalaman dari prajurit AS yg dikirim ke Vietnam yg rata2 wamil.

Sebenarnya ide mempersenjatai prajurit asing utk mengabdi demi Perancis bukanlah hal baru. Dari Abad Pertengahan hingga Revolusi Perancis, byk raja memanfaatkan unit2 prajurit asing. Sering kali prajurit di satu unit tsb berasal dari satu negara. King Charles VII memiliki Scottish Guard, King Francois I memiliki unit Swiss Guards yg melindungi raja2 setelah itu hingga Revolusi.

Beberapa raja mengaktifkan Royal German Regiment atau Royal Swedish Regiment. King Louis XVI punya French Guard dan Swiss Guard utk melindungi dirinya dan keluarganya. Tragisnya, nasib Swiss Guard mengalami nasib mengenaskan dgn dibunuh secara keji selama Revolusi setelah massa merangsek Istana Tuileries di Paris pd 1792.

Unit Swiss terakhir adalah Garde Suisse, yg bertugas melindungi Vatican. Napoleon's Grande Armee yg telah bertempur di sepanjang Eropa, jg melibatkan banyak resimen asing. Ketika King Louis Phillipe membentuk French Foreign Legion lewat titah pd 30 Mei 1831, ia melanjutkan tradisi lama para pejuang asing demi Perancis.

Alhasil dgn melihat perkembangannya dari masa awal hingga saat ini, Foreign Legion tak ubahnya cermin dari huru-hara politik di Eropa. Ketika dibentuk pd 1831, kebanyakan dari sukarelawan pertama adalah pengungsi yg dikejar-kejar negaranya krn aksi revolusioner yg mengguncang Eropa pd 1830.

Setelah PD I, Eropa diguncang bbrp konflik kecil, khususnya di Eropa Timur dgn yg terbesar Revolusi Rusia. Akibatnya, kembali para pengungsi membanjiri Perancis, kebanyakan White Russians yg memerangi Bolsheviks. Mereka akhirnya bergabung dgn Foreign Legion pd 1920. Di antaranya membawa pengalaman ketika bertempur sebagai pasukan kavaleri.

Setelah Spanish Civil War pecah pd 1930, dlm jumlah besar kelompok Republik anti-Franco menyeberang ke Perancis. Kebanyakan dari anak mudanya bergabung dgn Foreign Legion. Begitu Perang Dunia dimulai, para serdadu asing ini dgn semangat melanjukan perjuangannya melawan fasih di bawah bendera Free French Forces. Pada akhir PD II banyak terlihat para veteran dari pasukan Axis dgn sukarela mengenakan kepi blanc. Dalam jumlah besar veteran Jerman bergabung dgn Legion. Kebanyakan dari mereka tewas di Indochina dan Algeria. Masalah di Balkan dan runtuhnya Pakta Warsawa baru lalu, seperti kembali mengulang sejarah. Banyak sukarelawan ingin mengadu nasib di Legion.

Umumnya para pendaftar pernah melewati masa-masa sulit dlm hidup mereka. Alhasil, ketika mereka bergabung dgn Legion, mereka terlihat lebih matang. Di Legion, mereka seperti menemukan rumah baru atau keluarga baru sesuai motto: "Legio Patria Nostra".

Sering disebut kenapa menjadi Legion begitu menantang, adalah karena setelah mengabdi selama tiga tahun, Legionnaire boleh mengajukan permintaan menjadi WN Perancis. Baru-baru ini jg ditetapkan aturan baru bagi setiap Legionnaire yg terluka di medan perang, bisa langsung menjadi warga negara Perancis. Untuk ini ada ungkapannya: "mereka menjadi orang Perancis, bukan atas garis darah yg mereka terima, tapi lewat darah yg mereka tumpahkan!"

Dgn melihat catatan pertempurannya, bisa ditkata Legion telah meraih reputasi sebagai korps dari sesuatu yg hebat. Mengutip Marechal Lyautey saat membawa para Legion dlm perang di Maroko, "sebagai Legionnaire, kalian siap utk mati, dan sara mengirim kalian ke tempat di mana org menemui kematian".

Profil French Foreign Legion

Spoiler for Profil:
0
13K
26
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan