- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ujicoba Gagal Terus, Bagaimana Peluang Timnas Di AFF Cup?


TS
reirahadian
Ujicoba Gagal Terus, Bagaimana Peluang Timnas Di AFF Cup?
Ane mau sharing tulisan ane nih gan, tentang peluang Timnas di AFF Cup. Silahkan langsung dibaca gan... 

Quote:
Persiapan Timnas Indonesia menghadapi Piala AFF terus-menerus menghadapi kendala. Para pemainnya ditahan oleh klub, dan yang sudah bergabung di pelatnas pun tidak bisa menemukan lawan untuk latih tanding.

Kalau urusan pemain yang ditahan oleh klubnya masing-masing sudah tidak perlu dibahas lagi lah ya. Sudah banyak tulisan lain di berbagai blog dan forum yang membahas hal ini dengan detail. Saya pribadi tidak mau menyalahkan para pemain dan ikut-ikutan menganggap mereka sebagai pengkhianat. Urusan perut memang lebih utama, lagipula kalau Timnas sepak bola kita kalah karena tidak diperkuat mereka, negara ini tidak akan hancur lebur dan dijajah asing; paling cuma malu.
Persiapan mencari lawan ujicoba ini yang membuat saya waswas. Dari tiga laga yang dijadwalkan semuanya gagal. Terakhir, Sudan yang digembar-gemborkan menjadi lawan uji coba Tim Garuda pada 14 November mendatang juga batal dilangsungkan. Mungkin, kegagalan melawan Sudan karena ada kesalahan prosedur. Tapi kalau dipikir, sebetulnya ngapain sih kita lawan Sudan? Memangnya karakter/gaya permainan mereka mirip dengan calon lawan-lawan kita di Piala AFF ya?
Ujicoba menjelang ajang kejuaraan sudah seperti kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Timnas setiap negara. Lewat ujicoba, pemain akan menjalin kekompakan sekaligus menguji taktik & strategi yang sudah dipersiapkan oleh pelatih. Kalau tidak ada pertandingan ujicoba, saya tidak yakin Timnas akan memberikan hasil maksimal meskipun diisi seluruh pemain terbaik Indonesia dari ISL dan IPL.
Kenapa Timnas tidak bisa mendapatkan lawan untuk latih tanding?
Saya ingat pada pertandingan persahabatan dengan klub-klub Eropa seperti Valencia, para pengurus PSSI berjanji akan terus menghadirkan lawan tanding berkualitas untuk Timnas kita agar mental bertading pemain Timnas terus ditempa, sehingga siap ketika bertanding di laga internasional. Kini laga internasional yang jadi agenda utama itu tinggal menghitung hari, namun lawan tanding yang berkualitas tidak kunjung tiba.
Rencana tinggal rencana. PSSI memang sudah mengumumkan nama Filipina, Timor Leste, serta Sudan untuk menguji kemampuan Timnas Indonesia. Tapi semuanya batal. Memang faktor luck sajakah atau memang ada yang tidak becus menjalankan tugasnya?
Galatasaray dan Everton juga sebelumnya batal bertanding di ajang Java Cup yang promosinya heboh di mana-mana. Mundurnya Galatasaray bisa dimaklumi, tapi mundurnya Everton dan Nacional (klub Uruguay pengganti Galatasaray) jelas akibat kelalaian panitia. Hal tersebut membuat pertandingan melawan Valencia seolah seperti prestasi besar (karena ternyata bisa digelar dengan lancar).
Kualitas panitia ujicoba yang ditunjuk PSSI terus-menerus mengundang tanda tanya. Dua kali timnas kita berlaga di GBK dan hanya dihadiri segelintir penonton: yakni laga Timnas U-22 vs Malaysia U-22, dan Timnas vs Korut. Bahkan ketika laga Indonesia vs Vietnam dipindahkan ke stadion Gelora Bung Tomo yang sebelumnya penuh sesak ketika menggelar laga Persebaya vs Queens Park Rangers pun, jumlah penonton yang hadir masih jauh di bawah target.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi itu, tapi alasan panitia yang menyebut:
bagi saya tidak menunjukkan profesionalitas. Semua alasan yang disebut adalah buah dari keputusan pantia yang menggelar di waktu dan lokasi tersebut.
Kegagalan demi kegagalan pertandingan ujicoba sepanjang tahun ini sudah selayaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi. Apakah panitia yang selama ini diserahi tanggungjawab memang tidak kompeten? Atau justru PSSI-nya sendiri yang harus dievaluasi: kenapa terus-terusan menunjuk panitia yang gagal?
Piala AFF sudah semakin dekat. Terserah deh kalau ujung-ujungnya hanya melawan klub lokal, sebab biar bagaimanapun juga Timnas harus segera melakukan laga ujicobayang sangat berguna untuk meningkatkan kekompakkan, meningkatkan skill, meningkatkan pemahaman taktik & strategi, meningkatkan peluang Timnas menjadi juara.
Optimis itu harus, dan di atas lapangan hijau semua statistik serta probabilitas bisa saja tidak berarti. Tapi berlaga dalam ajang di mana Timnas Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura sejak jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri demi tampil Piala AFF; peluang Indonesia untuk menjadi juara tampaknya tidak lagi sebesar di beberapa perhelatan sebelumnya.

Kalau urusan pemain yang ditahan oleh klubnya masing-masing sudah tidak perlu dibahas lagi lah ya. Sudah banyak tulisan lain di berbagai blog dan forum yang membahas hal ini dengan detail. Saya pribadi tidak mau menyalahkan para pemain dan ikut-ikutan menganggap mereka sebagai pengkhianat. Urusan perut memang lebih utama, lagipula kalau Timnas sepak bola kita kalah karena tidak diperkuat mereka, negara ini tidak akan hancur lebur dan dijajah asing; paling cuma malu.
Persiapan mencari lawan ujicoba ini yang membuat saya waswas. Dari tiga laga yang dijadwalkan semuanya gagal. Terakhir, Sudan yang digembar-gemborkan menjadi lawan uji coba Tim Garuda pada 14 November mendatang juga batal dilangsungkan. Mungkin, kegagalan melawan Sudan karena ada kesalahan prosedur. Tapi kalau dipikir, sebetulnya ngapain sih kita lawan Sudan? Memangnya karakter/gaya permainan mereka mirip dengan calon lawan-lawan kita di Piala AFF ya?
Ujicoba menjelang ajang kejuaraan sudah seperti kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Timnas setiap negara. Lewat ujicoba, pemain akan menjalin kekompakan sekaligus menguji taktik & strategi yang sudah dipersiapkan oleh pelatih. Kalau tidak ada pertandingan ujicoba, saya tidak yakin Timnas akan memberikan hasil maksimal meskipun diisi seluruh pemain terbaik Indonesia dari ISL dan IPL.
Kenapa Timnas tidak bisa mendapatkan lawan untuk latih tanding?
Saya ingat pada pertandingan persahabatan dengan klub-klub Eropa seperti Valencia, para pengurus PSSI berjanji akan terus menghadirkan lawan tanding berkualitas untuk Timnas kita agar mental bertading pemain Timnas terus ditempa, sehingga siap ketika bertanding di laga internasional. Kini laga internasional yang jadi agenda utama itu tinggal menghitung hari, namun lawan tanding yang berkualitas tidak kunjung tiba.
Rencana tinggal rencana. PSSI memang sudah mengumumkan nama Filipina, Timor Leste, serta Sudan untuk menguji kemampuan Timnas Indonesia. Tapi semuanya batal. Memang faktor luck sajakah atau memang ada yang tidak becus menjalankan tugasnya?
Galatasaray dan Everton juga sebelumnya batal bertanding di ajang Java Cup yang promosinya heboh di mana-mana. Mundurnya Galatasaray bisa dimaklumi, tapi mundurnya Everton dan Nacional (klub Uruguay pengganti Galatasaray) jelas akibat kelalaian panitia. Hal tersebut membuat pertandingan melawan Valencia seolah seperti prestasi besar (karena ternyata bisa digelar dengan lancar).
Kualitas panitia ujicoba yang ditunjuk PSSI terus-menerus mengundang tanda tanya. Dua kali timnas kita berlaga di GBK dan hanya dihadiri segelintir penonton: yakni laga Timnas U-22 vs Malaysia U-22, dan Timnas vs Korut. Bahkan ketika laga Indonesia vs Vietnam dipindahkan ke stadion Gelora Bung Tomo yang sebelumnya penuh sesak ketika menggelar laga Persebaya vs Queens Park Rangers pun, jumlah penonton yang hadir masih jauh di bawah target.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kondisi itu, tapi alasan panitia yang menyebut:
- “mungkin karena pertandingan digelar terlalu siang (pukul 15:00) jadi cuacanya masih panas”,
- “mungkin karena suporter belum pulang kantor/sekolah”, serta
- “mungkin karena lokasi stadion GBT yang terlalu jauh”
bagi saya tidak menunjukkan profesionalitas. Semua alasan yang disebut adalah buah dari keputusan pantia yang menggelar di waktu dan lokasi tersebut.
Kegagalan demi kegagalan pertandingan ujicoba sepanjang tahun ini sudah selayaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi. Apakah panitia yang selama ini diserahi tanggungjawab memang tidak kompeten? Atau justru PSSI-nya sendiri yang harus dievaluasi: kenapa terus-terusan menunjuk panitia yang gagal?
Piala AFF sudah semakin dekat. Terserah deh kalau ujung-ujungnya hanya melawan klub lokal, sebab biar bagaimanapun juga Timnas harus segera melakukan laga ujicobayang sangat berguna untuk meningkatkan kekompakkan, meningkatkan skill, meningkatkan pemahaman taktik & strategi, meningkatkan peluang Timnas menjadi juara.
Optimis itu harus, dan di atas lapangan hijau semua statistik serta probabilitas bisa saja tidak berarti. Tapi berlaga dalam ajang di mana Timnas Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura sejak jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri demi tampil Piala AFF; peluang Indonesia untuk menjadi juara tampaknya tidak lagi sebesar di beberapa perhelatan sebelumnya.
Begitu menurut ane gan, kalo menurut agan gimana? 
Kaskuser yang baik selalu meninggalkan jejak.

Kaskuser yang baik selalu meninggalkan jejak.

0
1.4K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan