Puluhan sopir angkot KWK 17 nyaris bentrok dengan sejumlah preman di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Keributan dipicu aksi pemaksaan oleh preman terhadap sopir angkot untuk membeli air mineral dalam kemasan botol seharga Rp 5 ribu.

"Tidak ada bentrok, hanya keributan adu mulut saja. Saat ini situasi sudah kondusif," kata Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Sutoyo saat dikonfirmasi detikcom, Senin (5/11/2012).

Keributan itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Petugas Polsek Kebon Jeruk menerima laporan adanya keributan antara sekelompok preman dengan sopir di lokasi tepatnya di samping Apartemen Kedoya Elok, Jakarta Barat.

"Intinya sopir ini kesal karena kelompok preman menawarkan air minum kemasan di luar harga yang sewajarnya," kata Sutoyo.

Sutoyo mengatakan, harga normal air minum ukuran 500 ml adalah Rp 2-3 ribu. Namun, kelompok preman ini menjual minuman tersebut dengan harga yang lebih tinggi yakni Rp 5 ribu.

"Dijualnya dengan cara memaksa pula. Ditaruh di dashboard kemudian sopir dipaksa harus membayar," katanya.

Aksi tersebut, lanjut Sutoyo, sudah terjadi sekitar 2 minggu belakangan ini. Para sopir angkot merasa kesal atas aksi yang dilakukan kelompok preman ini. Puncaknya, sore tadi para sopir angkot ini melakukan perlawanan.

"Tidak ada korban jiwa," tegas Sutoyo.

Polisi yang mendatangi lokasi berhasil melerai keributan tersebut. Sementara kelompok preman berhasil melarikan diri. Sempat terjadi kemacetan saat keributan berlangsung.

"Situasi sudah kondusif tetapi kita tetap lakukan penjagaan dikhawatirkan adanya aksi susulan dan sopir juga sudah kita imbau untuk cooling down," jelas dia.

Guna menghindari aksi pemerasan serupa, para sopir angkot meminta perlindungan dari aparat polisi. Kapolsek berjanji, pihaknya akan melakukan patroli setiap saat agar aksi tersebut tidak terulang kembali.

"Kalau besok beraksi lagi, akan kita comot pelakunya. Tindakan ini sudah termasuk pemaksaan dan ujung-ujungnya pemerasan, itu sudah merupakan bentuk pidana," tukasnya.

(mei/van) detik..com