- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Football] 10 Comeback Terbaik Sepanjang Masa.


TS
.wb.
[Football] 10 Comeback Terbaik Sepanjang Masa.
Quote:
Berikanlah Komentar yang Bermutu
dan
Bersifat Membangun
dan
Bersifat Membangun
Quote:
Quote:
10 Comeback Terbaik Sepanjang Masa
Banyak orang yang putus asa ketika team mereka sudah tertinggal jauh, tapi itu tidak berlaku kepada team-team berikut. Tekad pantang menyerahmembuat mereka mampu bangkit dan menjadi Pemenang. Berikut 10 Comeback terbaik sepanjang masa :
Quote:
10. Korea Utara 3 – 5 Portugal (1966)
Sukses membekuk Italia 1-0 di partai pamungkas grup memastikan nama Korea Utara terukir dalam sejarah Piala Dunia sebagai negara pertama dari luar Benua Eropa dan Amerika yang mampu melewati fase pertama turnamen.
Kejutan Chollima seakan bakal berlanjut ketika di babak berikutnya (perempat-final) mereka sudah mengantungi keunggulan 3-0 atas Portugal dalam kurun 25 menit pertama.
Ogah mengalami nasib seperti Azzurri, Seleccao das Quinas cepat-cepat bangkit. Hanya sesaat setelah Korut melesakkan gol ketiga lewat Yang Seung-Kook, Portugal menipiskan skor berkat torehan Eusebio (27’). Sosok yang kini menjadi legenda itu kemudian mencetak tiga gol lagi (43’, 56’, dan 59’) guna mengantar Portugal berbalik unggul 4-3. Kemenangan Brasil-nya Eropa itu lantas dilengkapi gol Jose Augusto sepuluh menit jelang peluit panjang.
Spoiler for Pict:
Sukses membekuk Italia 1-0 di partai pamungkas grup memastikan nama Korea Utara terukir dalam sejarah Piala Dunia sebagai negara pertama dari luar Benua Eropa dan Amerika yang mampu melewati fase pertama turnamen.
Kejutan Chollima seakan bakal berlanjut ketika di babak berikutnya (perempat-final) mereka sudah mengantungi keunggulan 3-0 atas Portugal dalam kurun 25 menit pertama.
Ogah mengalami nasib seperti Azzurri, Seleccao das Quinas cepat-cepat bangkit. Hanya sesaat setelah Korut melesakkan gol ketiga lewat Yang Seung-Kook, Portugal menipiskan skor berkat torehan Eusebio (27’). Sosok yang kini menjadi legenda itu kemudian mencetak tiga gol lagi (43’, 56’, dan 59’) guna mengantar Portugal berbalik unggul 4-3. Kemenangan Brasil-nya Eropa itu lantas dilengkapi gol Jose Augusto sepuluh menit jelang peluit panjang.
Quote:
9. Werder Bremen 5 – 3 Anderlecth (1993)
Sebelum membawa klub promosi Kaiserslautern menjuarai Bundesliga 1997/98 dan mengarsiteki kiprah mencengangkan Yunani menjadi kampiun Euro 2004, Otto Rehhagel telah memperlihatkan kemampuan menghasilkan mirakel bersama Werder Bremen.
Pada fase grup Liga Champions 1993/94, Die Werderaner terlihat bakal dipermalukan tamunya asal Belgia, Anderlecht, yang langsung memimpin tiga gol dalam tempo setengah jam.
Skor itu bertahan hingga menit ke-66, saat Wynton Rufer memperkecil ketertinggalan menjadi 3-1. Hanya gol konsolasi? Tidak juga. Dalam 17 menit pamungkas laga, Bremen menyarangkan empat gol lagi melalui Rune Bratseth, Bernd Hobsch, Marco Bode, dan torehan kedua Rufer untuk memastikan kemenangan 5-3!
Spoiler for Pict:
Sebelum membawa klub promosi Kaiserslautern menjuarai Bundesliga 1997/98 dan mengarsiteki kiprah mencengangkan Yunani menjadi kampiun Euro 2004, Otto Rehhagel telah memperlihatkan kemampuan menghasilkan mirakel bersama Werder Bremen.
Pada fase grup Liga Champions 1993/94, Die Werderaner terlihat bakal dipermalukan tamunya asal Belgia, Anderlecht, yang langsung memimpin tiga gol dalam tempo setengah jam.
Skor itu bertahan hingga menit ke-66, saat Wynton Rufer memperkecil ketertinggalan menjadi 3-1. Hanya gol konsolasi? Tidak juga. Dalam 17 menit pamungkas laga, Bremen menyarangkan empat gol lagi melalui Rune Bratseth, Bernd Hobsch, Marco Bode, dan torehan kedua Rufer untuk memastikan kemenangan 5-3!
Quote:
8. Prancis 4 – 5 Yugoslavia (1960)
Harapan tuan rumah Prancis untuk menjadi kampiun edisi perdana Piala Eropa kandas setelah langkah mereka dijegal Yugoslavia di semi-final.
Tampil tanpa striker legendaris Just Fontaine yang dibekap cedera, Tim Ayam Jantan tetap tampil trengginas. Mereka dua kali memimpin dengan selisih dua gol, 3-1 dan 4-2.
Dengan waktu tinggal tersisa seperempat jam, publik Parc des Princes, venue laga, bersiap menyambut keberhasilan Les Blues menjadi finalis. Namun, secara luar biasa Yugoslavia memutarbalik skor cuma dalam rentang empat menit melalui Tomislav Knez (75’) plus dwigol Drazan Jerkovic (78’ dan 79’) guna memastikan tiket partai pamungkas.
Spoiler for Pict:
Maaf gan No pict

Harapan tuan rumah Prancis untuk menjadi kampiun edisi perdana Piala Eropa kandas setelah langkah mereka dijegal Yugoslavia di semi-final.
Tampil tanpa striker legendaris Just Fontaine yang dibekap cedera, Tim Ayam Jantan tetap tampil trengginas. Mereka dua kali memimpin dengan selisih dua gol, 3-1 dan 4-2.
Dengan waktu tinggal tersisa seperempat jam, publik Parc des Princes, venue laga, bersiap menyambut keberhasilan Les Blues menjadi finalis. Namun, secara luar biasa Yugoslavia memutarbalik skor cuma dalam rentang empat menit melalui Tomislav Knez (75’) plus dwigol Drazan Jerkovic (78’ dan 79’) guna memastikan tiket partai pamungkas.
Quote:
7. FC Internazionale 3 – 2 Sampdoria (2005)
Sebelum duel giornata 18 Serie A 2004/05 ini digelar, kedua tim beriringan di posisi keempat dan lima klasifika dengan nilai identik, 27. La Beneamata belum terkalahkan, tapi terlalu banyak menuai hasil seri.
Bagaimanapun, mereka tetap dijagokan menundukkan Blucerchiati. Dipimpin duet Adriano serta Christian Vieri di lini depan, sang tuan rumah bermain dominan tapi selalu gagal dalam penyelesaian akhir.
Buruknya finishing mesti dibayar mahal oleh Inter. Il Samp membuka skor via Max Tonetto di ujung paruh pertama sebelum menambah angka lewat Vitaliy Kutuzo di menit ke-83. Ya, tujuh menit sebelum waktu normal habis.
Kemenangan sudah pasti menjadi milik kubu tamu? Sepertinya demikian. Para Interisti pun berduyun-duyun meninggalkan stadion seolah pasrah menerima kekalahan pertama Nerazzurri.
Namun, faktanya drama baru akan dimulai. Alvaro Recoba, yang membuat permainan Inter kian hidup setelah masuk menggantikan Adriano, mengirim assist untuk dituntaskan pemain pengganti lain, Obafemi Martins (88’).
Memasuki injury time, Bobo Vieri membawa Inter menyeimbangkan kedudukan sebelum Recoba ikut mengoyak jala Sampdoria kawalan Francesco Antonioli melalui tembakan drive sempurna dengan kaki kiri andalannya.
“Incredibile!” teriak sang komentator laga berulang-ulang setelah El Chino memastikan comeback Inter.
Spoiler for Pict:
Sebelum duel giornata 18 Serie A 2004/05 ini digelar, kedua tim beriringan di posisi keempat dan lima klasifika dengan nilai identik, 27. La Beneamata belum terkalahkan, tapi terlalu banyak menuai hasil seri.
Bagaimanapun, mereka tetap dijagokan menundukkan Blucerchiati. Dipimpin duet Adriano serta Christian Vieri di lini depan, sang tuan rumah bermain dominan tapi selalu gagal dalam penyelesaian akhir.
Buruknya finishing mesti dibayar mahal oleh Inter. Il Samp membuka skor via Max Tonetto di ujung paruh pertama sebelum menambah angka lewat Vitaliy Kutuzo di menit ke-83. Ya, tujuh menit sebelum waktu normal habis.
Kemenangan sudah pasti menjadi milik kubu tamu? Sepertinya demikian. Para Interisti pun berduyun-duyun meninggalkan stadion seolah pasrah menerima kekalahan pertama Nerazzurri.
Namun, faktanya drama baru akan dimulai. Alvaro Recoba, yang membuat permainan Inter kian hidup setelah masuk menggantikan Adriano, mengirim assist untuk dituntaskan pemain pengganti lain, Obafemi Martins (88’).
Memasuki injury time, Bobo Vieri membawa Inter menyeimbangkan kedudukan sebelum Recoba ikut mengoyak jala Sampdoria kawalan Francesco Antonioli melalui tembakan drive sempurna dengan kaki kiri andalannya.
“Incredibile!” teriak sang komentator laga berulang-ulang setelah El Chino memastikan comeback Inter.
Quote:
6. Jerman Barat 3 – 2 Inggris (1970)
Tumbang 4-2 di final Piala Dunia 1966, Jerman Barat siap menuntut balas saat kembali bersua Inggris pada perempat-final PD berikutnya di Meksiko.
Tapi niatan itu sepertinya bakal gagal terwujud setelah The Three Lions menggenggam keunggulan 2-0 hingga paruh akhir babak kedua. Der Panzer toh ogah menyerah. Diawali gol Franz Beckenbauer (68’), mereka kemudian memaksakan laga dilanjutkan ke perpanjangan waktu berkat torehan penyama kedudukan Uwe Seeler (76’).
Pada babak extra time ini, pasukan Helmut Schoen akhirnya menuntaskan comeback dramatis lewat tendangan voli Gerd Muller dari jarak dekat. Dendam empat tahun sebelumnya pun terbalaskan.
Spoiler for Pict:
Tumbang 4-2 di final Piala Dunia 1966, Jerman Barat siap menuntut balas saat kembali bersua Inggris pada perempat-final PD berikutnya di Meksiko.
Tapi niatan itu sepertinya bakal gagal terwujud setelah The Three Lions menggenggam keunggulan 2-0 hingga paruh akhir babak kedua. Der Panzer toh ogah menyerah. Diawali gol Franz Beckenbauer (68’), mereka kemudian memaksakan laga dilanjutkan ke perpanjangan waktu berkat torehan penyama kedudukan Uwe Seeler (76’).
Pada babak extra time ini, pasukan Helmut Schoen akhirnya menuntaskan comeback dramatis lewat tendangan voli Gerd Muller dari jarak dekat. Dendam empat tahun sebelumnya pun terbalaskan.
Quote:


0
2.9K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan