- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
{Ganti Rugi Macet, BPLS Tidak Berdaya} Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap


TS
soipon
{Ganti Rugi Macet, BPLS Tidak Berdaya} Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap
Senin, 05 November 2012 | 07:30 WIB
Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap
TEMPO.CO, Sidoarjo -Tanggul penahan luapan lumur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, semakin kritis memasuki musim penghujan ini. Pantauan Tempo, lumpur nyaris meluap di tanggul sisi barat yang berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong dan rel kereta api. Gunung lumpur nyaris setinggi tanggul penahan lumpur yang mencapai 8 meter.
Penjabat humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Hengki Listria Adi mengakui kondisi kritis tanggul lumpur. Dari catatannya, tanggul di sisi barat yaitu P 71-10d, P 21-22 dan P 33 kondisinya mengkhawatirkan karena ketinggian gunung lumpur nyaris sepadan dengan tanggul penahan. "Jika lumpur tidak segera dialirkan ke Kali Porong, jelas mengancam tanggul," ujarnya ketika dihubungi kemarin.
Luberan lumpur di titik P 71-10d dan P 21-22 akan berdampak pada rel kereta api dan Raya Porong. Sementara titik P 33 akan berdampak pada permukiman warga Mindi yang sebagian masih berpenghuni. Adapun tanggul sisi timur yaitu P 88 dan P 82 belum mengkhawatirkan tapi dalam status patut diwaspadai.
Masalahnya, pengaliran lumpur ke Kali Porong terhadang blokade warga yang protes terkait pelunasan ganti rugi. Tiga unit kapal ponton yang biasa mengalirkan lumpur ke Kali Porong pun tidak beroperasi.
Menurut Hengky, sejak 6 bulan lalu tidak ada aktivitas berarti dari BPLS. Kegiatan benar-benar terhenti total pada 6 Oktober 2012 hingga kini. Namun pihaknya tidak menyalahkan warga yang menuntut pelunasan ganti rugi.
Pada awal September lalu, kurang lebih seratus korban kembali menduduki tanggul Porong, Sidoarjo dititik 25 Jatirejo dan titik 42 Renokenongo lantaran pembayaran ganti rugi untuk korban semburan lumpur Lapindo kembali macet sejak Juli 2012.
Anwari, warga terdampak lumpur, mengatakan belum mendapat pelunasan ganti rugi dari Minarak Lapindo Jaya, juru bayar Lapindo Brantas Inc. "Bahno (biarkan saja) mas, sekalian biar jebol (tanggulnya). Kita cuma dijanjikan segera lunas, tapi gak ada realisasinya," kata dia, Ahad 4 November 2012.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Agus T. Suhono, mengatakan hujan diprediksi mulai mengguyur intensif Sidoarjo dan Surabaya sekitar pekan kedua bulan ini. "Sejauh ini termasuk hujan ringan," dia menjelaskan.
Hujan akan mengguyur Sidoarjo dan Surabaya selama 5 bulan. Dalam rentang waktu itu, rata-rata per bulan curah hujan sebesar 400 milimeter. Meski aman, Agus mengingatkan agar BPLS tetap waspada.
Source
Weleh, ternyata ganti rugi Lapindo yang macet membuat korban lumpur Lapindo stres.
Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap
TEMPO.CO, Sidoarjo -Tanggul penahan luapan lumur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, semakin kritis memasuki musim penghujan ini. Pantauan Tempo, lumpur nyaris meluap di tanggul sisi barat yang berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong dan rel kereta api. Gunung lumpur nyaris setinggi tanggul penahan lumpur yang mencapai 8 meter.
Penjabat humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Hengki Listria Adi mengakui kondisi kritis tanggul lumpur. Dari catatannya, tanggul di sisi barat yaitu P 71-10d, P 21-22 dan P 33 kondisinya mengkhawatirkan karena ketinggian gunung lumpur nyaris sepadan dengan tanggul penahan. "Jika lumpur tidak segera dialirkan ke Kali Porong, jelas mengancam tanggul," ujarnya ketika dihubungi kemarin.
Luberan lumpur di titik P 71-10d dan P 21-22 akan berdampak pada rel kereta api dan Raya Porong. Sementara titik P 33 akan berdampak pada permukiman warga Mindi yang sebagian masih berpenghuni. Adapun tanggul sisi timur yaitu P 88 dan P 82 belum mengkhawatirkan tapi dalam status patut diwaspadai.
Masalahnya, pengaliran lumpur ke Kali Porong terhadang blokade warga yang protes terkait pelunasan ganti rugi. Tiga unit kapal ponton yang biasa mengalirkan lumpur ke Kali Porong pun tidak beroperasi.
Menurut Hengky, sejak 6 bulan lalu tidak ada aktivitas berarti dari BPLS. Kegiatan benar-benar terhenti total pada 6 Oktober 2012 hingga kini. Namun pihaknya tidak menyalahkan warga yang menuntut pelunasan ganti rugi.
Pada awal September lalu, kurang lebih seratus korban kembali menduduki tanggul Porong, Sidoarjo dititik 25 Jatirejo dan titik 42 Renokenongo lantaran pembayaran ganti rugi untuk korban semburan lumpur Lapindo kembali macet sejak Juli 2012.
Anwari, warga terdampak lumpur, mengatakan belum mendapat pelunasan ganti rugi dari Minarak Lapindo Jaya, juru bayar Lapindo Brantas Inc. "Bahno (biarkan saja) mas, sekalian biar jebol (tanggulnya). Kita cuma dijanjikan segera lunas, tapi gak ada realisasinya," kata dia, Ahad 4 November 2012.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Agus T. Suhono, mengatakan hujan diprediksi mulai mengguyur intensif Sidoarjo dan Surabaya sekitar pekan kedua bulan ini. "Sejauh ini termasuk hujan ringan," dia menjelaskan.
Hujan akan mengguyur Sidoarjo dan Surabaya selama 5 bulan. Dalam rentang waktu itu, rata-rata per bulan curah hujan sebesar 400 milimeter. Meski aman, Agus mengingatkan agar BPLS tetap waspada.
Source
Weleh, ternyata ganti rugi Lapindo yang macet membuat korban lumpur Lapindo stres.

0
2.7K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan