- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
TEORI TEORI TENTANG KECERDASAN
TS
demit.ayu
TEORI TEORI TENTANG KECERDASAN
Kebutuhan untuk mengetahui arti dan pentingnya ukuran kecerdasan manusia dapat dikatakan berawal di Paris tahun 1900, ketika Menteri Pendidikan Perancis dan para pemimpin kota Paris berbicara dengan seorang ahli psikologi bernama Alfred Binet tentang sebuah permintaan yang tidak biasa yaitu apakah dia dapat merancang semacam ukuran yang dapat memperkirakan anak muda mana yang sukses dan mana yang akan gagal di sekolah dasar di Paris. Binet berhasil dan lahirlah IQ Test. Sejak saat itu dimulailah perkembangan teori-teori kecerdasan dari ahli-ahli psikologi di dunia.
Beberapa teori kecerdasan yang populer :
Kecerdasan Intelektual / Intelektual Quotient (IQ)
Penemu : Alfred Binet (1857-1911)
Konsep :
Kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang.
Kecerdasan akhirnya dapat dinilai dengan angka konstan
Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan.
Perkembangannya diteruskan oleh Carl Brigham dengan merancang tes IQ yang diperbaharui dengan nama Scholastic Aptitute Test (SAT).
Kecerdasan Umum / General Intelegence (G)
Penemu : Charles Spearman (1863-1945)
Konsep :
Manusia mempunyai kemampuan mental umum (G) yang mendasari semua kemampuannya untuk menangani kesulitan kognitif.
Faktor G ini meliputi kemampuan memecahkan masalah, pemikiran abstrak, dan keahlian dalam pembelajaran.
Kecerdasan Cair dan Kecerdasan Kristal / Fluid and Crystaled Intelligence
Penemu : Raymond Cattel dan John Horn
Konsep :
Manusia mempunyai 2 macam kecerdasan umum, yaitu kecerdasan cair dan kecerdasan kristal.
Kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada kecerdasan biologis. Kecerdasan ini meningkat sesuai dengan perkembangan usia, mencapai puncak saat dewasa dan menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh.
Kecerdasan kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup. Kecerdasan ini dapat terus meningkat tidak ada batas maksimal selama manusia mau dan bisa belajar.
Kecerdasan yang Dapat Dimodifikasi / Modifiable Intelligence
Penemu : Reuven Feurstein
Konsep :
Kecerdasan dapat diukur dari kemampuan berpikir seseorang yang mana kemampuan berpikir manusia tersebut mempunyai tahap-tahap perkembangan.
Kecerdasan Proksimal / Proximal Intelligence
Penemu : Leo Vygotsky
Konsep :
Kecerdasan kognitif seseorang dapat diuji dengan memperhatikan kronologis usia mental orang tersebut dan memperhatikan kapasitas orang tersebut.
Maksud kapasitas seseorang adalah perbandingan kemampuan seseorang menyelesaikan suatu masalah seseorang diri dengan apabila mendapat bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah yang serupa.
Kecerdasan yang Dapat Dipelajari / Learnable Intelligence
Penemu : David Perkins dari Harvard University
Konsep :
Kecerdasan dipengaruhi dan diopersaikan oleh beberapa faktor dalam kehidupan yaitu sistem orak, pengalaman hidup, dan kapasitas untuk pengaturan diri.
Kecerdasan Perilaku / Behaviour Intelligence
Penemu : Arthur Costa dari Institute of Intelligence di Berkeley
Konsep :
Kecerdasan diartikan sebagai suatu kumpulan dari kecenderungan perilaku.
Perilaku tersebut antara lain keuletan, kemampuan mengatur perilaku impulsif, empati, fleksibilitas berpikir, metakognisi, akurasi, kemampuan bertanya, bahasa, kepekaan panca indera, kebijaksaan, rasa ingin tahu, dan kemampuan mengalihkan perasaan.
Kecerdasan Tri Tunggal / Triarchic Intelligence
Penemu : Robert J. Sternberg
Konsep :
Kecerdasan manusia dapat diukur dari keseimbangan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis.
Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan menemukan dan merumuskan ide serta solusi dari masalah.
Kecerdasan analisis digunakan saat secara sadar mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan informasi.
Kecerdasan praktis digunakan untuk bertahan dalam hidup seperti keberhasilan mengatasi perubahan.
Kecerdasan Moral / Moral Intelligence
Penemu : Robert Coles
Konsep :
Kecerdasan yang menitikberatkan pada prinsip dan nilai-nilai hidup.
Kecerdasan Emosional / Emotional Intelligence
Penemu : Daniel Goleman (1995)
Konsep :
Kecerdasan dapat terdiri dari kombinasi 5 komponen, yaitu kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan / relasi.
Kecerdasan Memecahkan Kesulitan / Adversity Intelligence
Penemu : Paul Scholz
Konsep :
Kecerdasan seseorang dapat diukur dari kemampuan orang tersebut mengatasi masalah yang dialami dalam hidup.
Kecerdasan seseorang dapat diklasifikasikan menjadi berbagai ciri dan sifat yaitu : Quitter, Camper, dan Climber.
Kecerdasan Majemuk / Multiple Intelligence
Penemu : Howard Gardner dari Harvard University
Konsep :
Setiap orang mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memiliki delapan kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, intrapersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestestis
Setiap orang memiliki delapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda.
MULTIPLE INTELLIGENCE
LATAR BELAKANG MULTIPLE INTELLIGENCE :
Tahun 1904 Alfred Binet dkk menciptakan tes IQ pertama kali dan memberikan opini kepada masyarakat bahwa kecerdasan itu dapat diukur secara obyektif dan dinyatakan dalam satu angka yaitu nilai IQ.
Pada tahun 1983, Howard Gardner seorang psikolog dari Harvard University mempersoalkan tentang makna ”kecerdasan” dan kevalidan tes IQ.
Kritik Gardner tentang tes IQ adalah sebagai berikut :
Potensi kecerdasan manusia yang dinilai melalui tes IQ terlalu sempit, test IQ tidak mampu untuk menafsirkan kecerdasan sesuai dengan perkembangan kebudayaan.
Kecerdasan bukan didapat dari keturunan (euginics), atau keunggulan budaya atau ras.
Kecerdasan tersebut dapat berkembang, tidak bersifat tetap dalam bentuk nilai konstan.
Test IQ merupakan sebuah test achievement, yang cenderung untuk mengetahui ketidakmampuan seorang anak. Padahal kecerdasan anak adalah sesuatu yang dapat diketahui dengan penglihatan anak tersebut.
Test IQ, test SAT (Scholatic Aptitude Test), test WRAT (Wide Range Achievement Test) dan test Achievement lainnya merupakan jenis test tertutup, test tradisional dan masih belum mampu melihat kecerdasan seseorang.
Kecerdasan seseorang tidak dapat dinilai dari test, yaitu sebagai tindakan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan atau tidak akan pernah dilakukan lagi.
Kecerdasan lebih berkaitan dengan kebiasaan yang mempunyai kemampuan terhadap dua hal, yaitu (1) memecahkan masalah dan (2) menciptakan produk-produk baru bernilai budaya.
POIN-POIN KUNCI MULTIPLE INTELLIGENCE
Setiap orang mempunyai 8 kecerdasan atau lebih.
Pada umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai.
Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks, tidak berdiri sendiri-sendiri.
Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
DELAPAN KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER
1. Kecerdasan linguistik
Komponen inti : kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa.
Berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.
Kondisi akhir terbaik menjadi seorang penulis, wartawan, orator, ahli politik, penyiar radio, presenter, guru, dan pengacara.
2. Kecerdasan Matematis-logis
Komponen inti : kepekaan pada memahami pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.
Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar, dan berfikir logis, memecahkan masalah.
Kondisi akhir menjadi ilmuwan, ahli matematika, ahli fisika, pengacara, psikiater, psikolog, akuntan, dan programmer.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Komponen inti : kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat
Berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, dan mendesain.
Kondisi akhir terbaik menjadi seniman, arsitek, ahli, strategi, pecatur, desainer, sutradara, fotografer, montir profesional.
4. Kecerdasan musikal
Komponen inti : kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada dan warna nada serta apresiasi untuk bentuk ekspresi emosi musikal.
Berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
Kondisi akhir menjadi komposer, penyanyi, pemain musik, pencipta lagu.
5. Kecerdasan kinestetis
Komponen inti : kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek, respon dan reflek.
Berkaitan dengan kemampuan gerak motorik keseimbangan.
Kondisi akhir terbaik menjadi olahragawan, penari, pematung, aktor, dokter bedah.
6. Kecerdasan Interpersonal :
Komponen inti : kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi negosiasi,bekerja sama, mempunyai empati yang tinggi.
Kondisi akhir terbaik menjadi konselor, politikus, pemimpin, inovator.
7. Kecerdasan intrapersonal
Komponen inti : memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
Berkaitan dengan kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.
Kondisi akhir terbaik menjadi psikoterapis, pemimpin agama, penasehat, filosof.
8. Kecerdasan naturalis
Komponen inti : keahlian membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun non formal.
Berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, identisifikasi.
Kondisi akhir terbaik : peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, aktivis binatang dan lingkungan.
SEKIAN DARI ANE GAN.....
MOHON LEMPARAN CENDOLNYA....
HEHE...
sumber; http://trimanjuniarso.wordpress.com/...ri-kecerdasan/
Beberapa teori kecerdasan yang populer :
Kecerdasan Intelektual / Intelektual Quotient (IQ)
Penemu : Alfred Binet (1857-1911)
Konsep :
Kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang.
Kecerdasan akhirnya dapat dinilai dengan angka konstan
Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan.
Perkembangannya diteruskan oleh Carl Brigham dengan merancang tes IQ yang diperbaharui dengan nama Scholastic Aptitute Test (SAT).
Kecerdasan Umum / General Intelegence (G)
Penemu : Charles Spearman (1863-1945)
Konsep :
Manusia mempunyai kemampuan mental umum (G) yang mendasari semua kemampuannya untuk menangani kesulitan kognitif.
Faktor G ini meliputi kemampuan memecahkan masalah, pemikiran abstrak, dan keahlian dalam pembelajaran.
Kecerdasan Cair dan Kecerdasan Kristal / Fluid and Crystaled Intelligence
Penemu : Raymond Cattel dan John Horn
Konsep :
Manusia mempunyai 2 macam kecerdasan umum, yaitu kecerdasan cair dan kecerdasan kristal.
Kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada kecerdasan biologis. Kecerdasan ini meningkat sesuai dengan perkembangan usia, mencapai puncak saat dewasa dan menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh.
Kecerdasan kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan pengalaman hidup. Kecerdasan ini dapat terus meningkat tidak ada batas maksimal selama manusia mau dan bisa belajar.
Kecerdasan yang Dapat Dimodifikasi / Modifiable Intelligence
Penemu : Reuven Feurstein
Konsep :
Kecerdasan dapat diukur dari kemampuan berpikir seseorang yang mana kemampuan berpikir manusia tersebut mempunyai tahap-tahap perkembangan.
Kecerdasan Proksimal / Proximal Intelligence
Penemu : Leo Vygotsky
Konsep :
Kecerdasan kognitif seseorang dapat diuji dengan memperhatikan kronologis usia mental orang tersebut dan memperhatikan kapasitas orang tersebut.
Maksud kapasitas seseorang adalah perbandingan kemampuan seseorang menyelesaikan suatu masalah seseorang diri dengan apabila mendapat bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah yang serupa.
Kecerdasan yang Dapat Dipelajari / Learnable Intelligence
Penemu : David Perkins dari Harvard University
Konsep :
Kecerdasan dipengaruhi dan diopersaikan oleh beberapa faktor dalam kehidupan yaitu sistem orak, pengalaman hidup, dan kapasitas untuk pengaturan diri.
Kecerdasan Perilaku / Behaviour Intelligence
Penemu : Arthur Costa dari Institute of Intelligence di Berkeley
Konsep :
Kecerdasan diartikan sebagai suatu kumpulan dari kecenderungan perilaku.
Perilaku tersebut antara lain keuletan, kemampuan mengatur perilaku impulsif, empati, fleksibilitas berpikir, metakognisi, akurasi, kemampuan bertanya, bahasa, kepekaan panca indera, kebijaksaan, rasa ingin tahu, dan kemampuan mengalihkan perasaan.
Kecerdasan Tri Tunggal / Triarchic Intelligence
Penemu : Robert J. Sternberg
Konsep :
Kecerdasan manusia dapat diukur dari keseimbangan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis.
Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan menemukan dan merumuskan ide serta solusi dari masalah.
Kecerdasan analisis digunakan saat secara sadar mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan informasi.
Kecerdasan praktis digunakan untuk bertahan dalam hidup seperti keberhasilan mengatasi perubahan.
Kecerdasan Moral / Moral Intelligence
Penemu : Robert Coles
Konsep :
Kecerdasan yang menitikberatkan pada prinsip dan nilai-nilai hidup.
Kecerdasan Emosional / Emotional Intelligence
Penemu : Daniel Goleman (1995)
Konsep :
Kecerdasan dapat terdiri dari kombinasi 5 komponen, yaitu kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan / relasi.
Kecerdasan Memecahkan Kesulitan / Adversity Intelligence
Penemu : Paul Scholz
Konsep :
Kecerdasan seseorang dapat diukur dari kemampuan orang tersebut mengatasi masalah yang dialami dalam hidup.
Kecerdasan seseorang dapat diklasifikasikan menjadi berbagai ciri dan sifat yaitu : Quitter, Camper, dan Climber.
Kecerdasan Majemuk / Multiple Intelligence
Penemu : Howard Gardner dari Harvard University
Konsep :
Setiap orang mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memiliki delapan kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, intrapersonal, musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestestis
Setiap orang memiliki delapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda.
MULTIPLE INTELLIGENCE
LATAR BELAKANG MULTIPLE INTELLIGENCE :
Tahun 1904 Alfred Binet dkk menciptakan tes IQ pertama kali dan memberikan opini kepada masyarakat bahwa kecerdasan itu dapat diukur secara obyektif dan dinyatakan dalam satu angka yaitu nilai IQ.
Pada tahun 1983, Howard Gardner seorang psikolog dari Harvard University mempersoalkan tentang makna ”kecerdasan” dan kevalidan tes IQ.
Kritik Gardner tentang tes IQ adalah sebagai berikut :
Potensi kecerdasan manusia yang dinilai melalui tes IQ terlalu sempit, test IQ tidak mampu untuk menafsirkan kecerdasan sesuai dengan perkembangan kebudayaan.
Kecerdasan bukan didapat dari keturunan (euginics), atau keunggulan budaya atau ras.
Kecerdasan tersebut dapat berkembang, tidak bersifat tetap dalam bentuk nilai konstan.
Test IQ merupakan sebuah test achievement, yang cenderung untuk mengetahui ketidakmampuan seorang anak. Padahal kecerdasan anak adalah sesuatu yang dapat diketahui dengan penglihatan anak tersebut.
Test IQ, test SAT (Scholatic Aptitude Test), test WRAT (Wide Range Achievement Test) dan test Achievement lainnya merupakan jenis test tertutup, test tradisional dan masih belum mampu melihat kecerdasan seseorang.
Kecerdasan seseorang tidak dapat dinilai dari test, yaitu sebagai tindakan yang sebelumnya tidak pernah dilakukan atau tidak akan pernah dilakukan lagi.
Kecerdasan lebih berkaitan dengan kebiasaan yang mempunyai kemampuan terhadap dua hal, yaitu (1) memecahkan masalah dan (2) menciptakan produk-produk baru bernilai budaya.
POIN-POIN KUNCI MULTIPLE INTELLIGENCE
Setiap orang mempunyai 8 kecerdasan atau lebih.
Pada umumnya orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai.
Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks, tidak berdiri sendiri-sendiri.
Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
DELAPAN KECERDASAN MENURUT HOWARD GARDNER
1. Kecerdasan linguistik
Komponen inti : kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa.
Berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.
Kondisi akhir terbaik menjadi seorang penulis, wartawan, orator, ahli politik, penyiar radio, presenter, guru, dan pengacara.
2. Kecerdasan Matematis-logis
Komponen inti : kepekaan pada memahami pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah alur pemikiran yang panjang.
Berkaitan dengan kemampuan berhitung, menalar, dan berfikir logis, memecahkan masalah.
Kondisi akhir menjadi ilmuwan, ahli matematika, ahli fisika, pengacara, psikiater, psikolog, akuntan, dan programmer.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
Komponen inti : kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat
Berkaitan dengan kemampuan menggambar, memotret, membuat patung, dan mendesain.
Kondisi akhir terbaik menjadi seniman, arsitek, ahli, strategi, pecatur, desainer, sutradara, fotografer, montir profesional.
4. Kecerdasan musikal
Komponen inti : kepekaan dan kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada dan warna nada serta apresiasi untuk bentuk ekspresi emosi musikal.
Berkaitan dengan kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
Kondisi akhir menjadi komposer, penyanyi, pemain musik, pencipta lagu.
5. Kecerdasan kinestetis
Komponen inti : kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek, respon dan reflek.
Berkaitan dengan kemampuan gerak motorik keseimbangan.
Kondisi akhir terbaik menjadi olahragawan, penari, pematung, aktor, dokter bedah.
6. Kecerdasan Interpersonal :
Komponen inti : kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain.
Berkaitan dengan kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi negosiasi,bekerja sama, mempunyai empati yang tinggi.
Kondisi akhir terbaik menjadi konselor, politikus, pemimpin, inovator.
7. Kecerdasan intrapersonal
Komponen inti : memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.
Berkaitan dengan kemampuan mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.
Kondisi akhir terbaik menjadi psikoterapis, pemimpin agama, penasehat, filosof.
8. Kecerdasan naturalis
Komponen inti : keahlian membedakan anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies baik secara formal maupun non formal.
Berkaitan dengan kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi, identisifikasi.
Kondisi akhir terbaik : peneliti alam, ahli biologi, dokter hewan, aktivis binatang dan lingkungan.
SEKIAN DARI ANE GAN.....
MOHON LEMPARAN CENDOLNYA....
HEHE...
sumber; http://trimanjuniarso.wordpress.com/...ri-kecerdasan/
0
10.1K
5
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan