Puisi karya : Febe Christina
Rabu 13 Juni 2012
Setiap malam adalah waktu yang paling jahat.
Bayang-bayangmu selalu berada di langit-langit rindu.
Terus berada disana, selalu diatas.
Sehingga tak dapat tersentuh olehku.
Sungguh, kini kurasakan begitu sulitnya untuk menggapaimu.
Aku hanya terbaring dengan harapan yang masih kusimpan.
Aku memanggil namamu dalam hatiku.
Disana aku menjerit penuh daya.
Tapi kau juga tak mendengar.
Peluhku berceceran, terurai dan mengalir begitu saja.
Lalu sesak dan nyeri merasuki dalam sanubari.Aku merindukanmu!!! begitu inginku berteriak.
Akulah tanah gersang di gurun yang menanti hujan.
Akulah ranting kering di sisa-sisa hayat yang menantikan datangnya musim semi cepat datang.
Ya, benar, sungguh, aku menantikanmu pula, kekuatanku.
Aku mencintaimu tanpa pernah kuduga.
Perasaan itu begitu mantap.
Memang semula pernah kudapati keraguan atas pilihanku padamu.
Namun aku terus mengalir mengikuti garis perjalanan sang waktu.
Hingga tiba pada suatu detik, keraguan itu berubah menjadi perasaan yang sangat-sangat kental terasa.
Aku tidak pernah berpikir bagaimana aku harus mencintaimu, mulai kapan, atau sampai kapan.
Yang aku ingat hanyalah, aku mencintaimu begitu saja.
Kau pergi, aku masih tetap begini.
Kau meninggalkanku dengan membawa seluruh yang kupunya, aku juga masih tetap begini.
Aku terus begini karena aku tidak tahu harus bagaimana!
Mungkin kau telah lupa soal rasa,
yaitu bagaimana kita saling merengkuh karena kita memiliki perasaan yang sama,
kita begitu takut kehilangan.
Sulit bagiku melukiskan atau menggambarkan bagaimana aku kehilanganmu.
Sesulit aku, melupakan kasihmu yang begitu besar padaku.
Aku rindu saat itu,
saat itu aku merasa bahagia setiap hari.
Seperti kecanduan.
Aku rindu saat itu,
saat itu kumiliki alasan kenapa aku sedih, cemburu, senang, bahkan menangis.
Aku rindu saat itu, saat itu aku merasa bahwa aku cantik sedunia.
Tuhan memang memilikimu,
Tuhan biarkan kau tinggal sebentar bersamaku,
Tuhan punya segalanya.
Sedangkan aku tidak hebat.
Aku hanya memilikimu.
Mungkinkah Tuhan tau?
Aku lebih membutuhkanmu.
Kau tau? Sulit sekali untuk menjadi cantik.
Karena bukan dirimu yang katakan itu.
Dan, kau tau bahwa aku tidak kuat seperti yang terlihat.
Ada luka tertentu yang membuatku begitu rapuh.
Tapi kau tetap pergi.
Kenapa kau berhenti menjadi malaikatku?
Padahal kau mengerti benar, bila aku sungguh membutuhkanmu.
Tapi aku cukup hebat.
Aku tidak menangis ketika kau pergi.
Kau bangga kan? Kau adalah malaikat yang Tuhan kirimkan untukku.
Dan aku percaya, bahwa malaikat selalu berada disisiku.
Kau telah memiliki nilai seratus.
Jadi masuk akal kan kalau aku menolak untuk meninggalkanmu?
Masuk akal juga kan kalau aku tidak mencari yang lebih baik darimu?
Orang lain selalu mengatakan bahwa aku harus melepasmu.
Tapi aku masih membutuhkanmu.
Jadi, aku harus bagaimana?
Suatu hari nanti ketika masa-masa sulit akan mulai terjalani,
aku tidak akan berhenti memikirkanmu dan mengenangmu.
Bukan karena kau telah membuatku kehilangan berkali-kali.
Namun karena melekat dalam ingatanku kebaikanmu, kesantunanmu, serta kesempurnaanmu menempatkan aku di dalam dirimu.
Lalu, masih ada kan, hari esok untuk kita?