IYAA.com : Jakarta, sebagai Ibukota negara masih terbelakang dalam mengelola sampah. Dibandingkan dengan kota-kota maju di Asia, Jakarta baru bisa mengelola 2% limbah rumah tangganya.


Jakarta belum mampu mengelola limbah rumah tangga secara maksimal. Data Wahana Lingkungan Hidup menyebut, Jakarta baru mampu mengelola limbah rumah tangga sebesar 2,3%. Kondisi ini diperparah karena sebagai Ibukota Negara, Jakarta tidak memiliki pangkalan untuk pengolahan limbah rumah tangga.

Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Ubaidillah mengatakan, sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu belum optimal dalam memgelola sampah di lingkungannya.

"Dari total produksi sampah Jakarta 6500 ton setiap hari. Itu hanya sekitar enam persen yang masuk ke sektor informal. Sektor informal itu macam macam, ya, yang di lapak lapak, trus yang di jalan jalan yang tidak tertangani. Nha yang masuk ke berada di tingkat perumahan, yang dari rumah itu mengurai sendiri, itu masih sangat kecil sekali. Saya kira tidak sampai dua persen. Kalau dari total enam persen saja itu, termasuk sektor informal termasuk di dalamnya komunitas yang mengurai skala rumah tangga itu, saya kira satu persen ada itu," jelasnya.

Sederet masalah turut menyumbang rendahnya angka pengelolahan industri rumah tangga di Jakarta.Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu di kawasan Rawasari memiliki catatan sendiri soal rendahnya partisipasi masyarakat.

Pengurus TPST Rawasari Sri Bebasari mengungkapkan, bila tiap rumah tangga dapat melakukan pemilahan ataupun komposting terhadap limbahnya masing-masing, maka jumlah sampah yang masuk ke Pembuangan Akhir akan berkurang.

Jadi tidak bisa disumber saja, atau diakhir saja. Kalau untuk emergency kita harus pakai yang ribuan ton. Nah kalau pengurangan sampah di sumber itu tidak mudah ya, itu kemajuannya landai. Karena ini perlu pendidikan bukan hanya teknologi. Makanya pendidikan itu kan pembangunan manusia. Butuh waktu, jadi kalau pengurangan sampah disumber itu jangka panjang. Mungkin setiap tahun itu nambahnya hanya berapa RW gitu, paparnya.

Masyarakat tidak sepenuhnya disalahkan dalam persoalan ini. Meski sudah melakukan sosialisasi, namun Pemrov belum bisa berbuat banyak untuk menumbuhkan kesadaran mengelola sampah. Pasalnya menurut Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan, Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Ajang Pinem, sarana dan prasarana juga masih minim.

Itu yang kita dorong terus menerus. Tapi kan kita tidak bisa menunggu masyarakat sadar terus kita tidak melakukan apa-apa, berarti Jakartanya jadi lautan sampah, kan gitu. Karena itu kita tetap melakukan penanggulangan yang sifatnya seperti itu tadi, bagaimana mengangkutnya dengan baik, bagaimana menyapu jalan dengan baik, bagaimana dari TPS itu kita angkut setiap hari, itu yang kita upayakan. Padahal disisi lain kita mendorong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ini melalui aparat-aparat wilayah, kelurahan, termasuk melalui pak RT, pak RW dan sebagainya, jelasnya.

Kementerian Lingkungan Hidup mengeluarkan aturan baru untuk mendukung pengelolaan industri rumah tangga di Indonesia. Yaitu, Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.

Deputi bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup, Masnellyarti menyatakan para produsen industri wajib mendaur ulang kembali hasil sampah kemasannya.

"Di undang-undangnya ada dua alternatif. Satu, dia mengganti kemasan ramah lingkungan di alam, kedua kalau dia menggunakan kemasan yang tidak bisa terurai maka dia wajib melakukan penarikan kembali. Jadi yang nanti akan kita lakukan didalam aturan pelaksana atau roadmapnya, ini terkait kesediaannya produsen sendiri," katanya.

Suara dukungan disampaikan pemrov DKI Jakarta. Kepala Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan, Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Ajang Pinem menyarankan jika setiap rumah tangga dapat lebih tertib terhadap penanganan limbah indutri rumnah tangga. Dengan demikian,limbah sampah di Jakarta akan berkurang

KLIK :



_________
Buanglah limbah pada tempatnya