Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

terabyteAvatar border
TS
terabyte
Waspadai Gejala Bystander Effect / Kitty Syndrome [Ketidak pedulian terhadap orang]
Latar Belakang Cerita

Kasus Pertama :

Quote:


Kasus Kedua :

Quote:



Sebenarnya, apa yang salah dengan manusia-manusia ini?

Pernah dengar Bystander Effect? Ini adalah sebuah sindrom penyakit yang sudah banyak menjangkiti manusia. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di Wikipedia.

Intinya, Bystander Effect ini adalah sindrom fenomena psikologi sosial dimana seseorang tak akan menawarkan bantuan yang dibutuhkan korban pada situasi genting ketika ada orang lain disekitarnya. Akhirnya, tak seorangpun yang memberikan pertolongan.

Contoh kasus: Video yang membuktikan bahwa Bystander Effect juga terjadi di USA:


Dalam percobaan yang diperagakan seorang pria berbadan besar dan gadis cilik yang seolah-olah akan diculik, nampak tak seorang pun yang bersedia menolong si gadis. Seandainya ada yang tahu, mereka hanya melihat dari kejauhan. Ada juga yang malah berpura-pura tak melihat.

Teriakan si gadis yang berkata: “Tolong saya, dia bukan ayah saya.. Tolong saya..” itu hanya seperti raungan radio rusak. Berdasarkan rekaman kamera tersembunyi, hanya ada tiga orang saja yang akhirnya tersentak dengan kejadian penculikan si gadis.

Dua orang remaja berkulit hitam dan seorang berkulit putih menghampiri si pria berbadan besar tersebut dan hendak menghajarnya. Dan ironisnya, butuh waktu berjam-jam untuk menemukan orang berhati mulia seperti mereka.

Saat pejalan kaki yang cuek ditanya kenapa mereka diam saja, rata-rata menjawab bahwa mereka menunggu orang lain yang melakukannya (menolong). Inilah contoh nyata dengan apa yang dimaksud dengan Bystander Effect.

Susah diterima akal sehat? Okey, ini saya berikan satu contoh kasus lagi. Yang ini nyata:



Seorang pasien wanita (saya kurang tahu sakit apa) terjatuh kesakitan (mungkin serangan mendadak) saat sedang menunggu antrian. Orang-orang di sekitarnya cuek saja, bahkan ada yang cuma mengintip.

Selang satu jam kemudian wanita malang itu pun tewas.


Masih susah diterima akal sehat? Berarti Anda masih normal. Lanjut:

Quote:



Bystander Effect Indonesia

Gejala “Bystander Effect”, “Genovese Syndrome”, atau “Diffusion of Responsibility”, termasuk gejala psikologi yang bisa menyerang orang kapan saja dan di mana saja. Teori ini berasumsi bahwa kemungkinan seorang individu untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, ternyata berkaitan juga dengan seberapa banyak orang yang menjadi saksi akan kejadian tersebut pada waktu yang bersamaan. Dengan kata lain, seseorang menjadi merasa lebih kecil keinginannya untuk membantu seseorang jika ia bukan satu-satunya orang yang melihat orang yang membutuhkan pertolongan tersebut.

Begitu pula dengan fenomena yang sering terjadi di Indonesia. Tanpa disadari kita sudah terjangkit “Bystander Effect“ ketika kita melihat sebuah kejadian yang membutuhkan pertolongan kita, namun kita mengabaikannya karena tahu bahwa masih banyak orang lain yang bisa menolong dia yang berada di tempat yang sama. Pemikiran semacam itu seakan-akan mengatakan, “mengapa harus saya?” atau “orang lain lebih mampu menolong dia daripada saya.” Itulah tanda-tanda bahwa kita melemparkan tanggung jawab.

Contoh konkrit yang sering terjadi adalah ketika terjadi kecelakaan motor atau tabrakan. Banyak orang langsung berkumpul. Tapi apakah semua orang yang berkumpul di sana membantu si korban yang tertabrak atau ditabrak? Tidak. Sebagian orang bahkan hanya menonton layaknya itu sebuah “tontonan gratis”. Rasa kasihan timbul, tapi tidak ada aksi dari kita untuk berusaha menelepon polisi, atau ambulans, atau membantu menengahi.

Yang bisa dipelajari dari gejala psikologi ini adalah bagaimana kita sadar dan mau bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekitar kita. Sadar akan kemampuan diri sendiri dan sadar akan kondisi yang ada menjadi poin penting bagi kita untuk melakukan sebuah tindakan pertolongan. Ketika kita tanggap dan percaya bahwa melalui bantuan yang kita berikan maka orang tersebut dapat teringankan, maka kita sudah terbebas dari pengaruh “Bystander Effect” atau “Diffusion of Responsibility”.

Nah, jika kita yang sedang menjadi si korban, maka satu tips yang bisa kita pakai adalah tunjukkan sebuah perhatian pada satu orang saksi. Ketika kita melihat mata seseorang dan menyuruhnya untuk melakukan beberapa hal yang kita perintahkan, maka ia akan terlepas dari “Bystander Effect”. Hal ini disebabkan, si penolong tadi menjadi jelas apa yang harus ia perbuat dan ia merasa bahwa dirinya diberikan kepercayaan untuk menolong orang tersebut. (TT)


Sumber: berbagai media.


salah satu thread kasus dari anak2 kaskuser tentang prilaku tersebut : KLIK DISINI

akan kan kita seperti itu terhadap orang lain dan sekitar ?


PS: Tujuan utama dari penulisan ini ialah agar kita tahu sebenarnya mental manusia kebanyakan sudah merosot hanya karena faktor non-kemanusiaan seperti uang misalnya.

Selain itu agar tidak ada unsur SARA dalam kejadian yang menimpa kejadian di atas, mengingat hal ini juga banyak terjadi di negara lain. Dari info yang saya dapatkan di Kaskus, banyak juga orang Indonesia yang mengalami kejadian serupa (tapi tak sama) di INDONESIA.

Ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri: “Jika saya adalah korban, apa yang saya harapkan dari orang yang melihat saya?” Jawabannya hanya satu: PERTOLONGAN.

Tidak menolah emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Diubah oleh terabyte 31-10-2012 21:11
0
4.8K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan