- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mendengar "Encik dan Puan" di Perbatasan Indonesia...


TS
Datuk4Suku
Mendengar "Encik dan Puan" di Perbatasan Indonesia...
Quote:
RIAU.SR - Komisi A, DPRD Riau kaget mendengar laporan ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau, Zainul Ikhwan bahwa sebagian besar Riau pesisir dikuasai oleh siaran radio Malaysia. Bahkan, di Bagan Siapi-Siapi, pusat kabupaten Rokan Hilir, tidak ditemukan satupun siaran radio Indonesia. Sebetulnya, penguasaan ini sudah berjalan sangat lama bahkan, daerah Rohil ini pun punya sejarah bahwa penguasaan negara tetangga diberbagai bidang publik pernah terjadi.
"Kita menangkap 63 siaran radio Malaysia di Rohil dan tak satupun ada radio Indonesia. Sedangkan di Kabupaten Bengkalis, kita bisa menangkap 28 siaran radio Malaysia dan kabupaten Kepulauan Meranti ada 14 siaran radio Malaysia," ungkap Zainul Ikhwan dalam rapat dengar pendapat bersama komisi A, DPRD Riau, Senin (8/10).
Dikatakan Zainul, pihaknya sangat prihatin dengan keadaan penyiaran di wilayah perbatasan, bahkan dia meminta agar semua stake holder di Riau mendorong pertumbuhan radio komunitas yang berbasis budaya lokal atau nasional Indonesia.
"Harapan agar kita bersama-sama membantu, Kabupaten/kota terhadap pentingnya penyiaran di wilayah perbatasan ini,"tambahnya. Bahkan, KPID sangat membantu kalau ada masyarakat yang mendirikan radio komunitas. KPID sangat membuka peluang untuk mempermudah prosedur perizinan. Tidak hanya itu, KPID juga berjanji untuk menghadiahi beberapa perangkat atas keperluan pendirian radio komunitas.
Menanggapi hal tersebut, anggota komisi A, DPRD Riau, Tengku Azuwir mengatakan KPID Riau perlu kerja ekstra untuk menumbuh-kembangan kepenyiaran radio komunitas daerah tersebut. Bahkan, dia merasa sangat kaget dengan informasi yang disampaikan KPID berdasarkan deteksi siaran sejak tahun 2010 lalu.
Tengku Azuwir mengakui hal tersebut dapat membuat pudarnya patriotisme masyarakat terkait siaran negara tetangga tersebut, meski Riau punya rumpun budaya yang mengakar dengan Malaysia.
"Sangat perlu KPID bekerja ekstra keras. Maka kita akan mendukung dan menyokongnya. Karena, tak boleh ada invansi siaran negara lain terhadap daerah kita,"ungkapnya.
Selain membahas masalah radio Malaysia KPID juga menyebutkan TV kabel marak Pekanbaru Selain itu, KPID Riau juga menyampaikan bahwa saat ini sangat marak TV Kabel di Pekanbaru. Bahkan, TV kabel tersebut juga banyak memuat siaran berbau pornografi.
Dijelaskan Zainul Ikhwan, TV Kabel tersebut tidak memberikan kontribusi kepada daerah Riau, kecuali kepada Perusahaan Listrik Negara. Pasalnya, Pengusaha TV kabel tersebut meminta jasa PLN padahal seharusnya lembaga penyiaran harus memberikan kontribusi atas perizinan ke daerah.
"Kita menangkap 63 siaran radio Malaysia di Rohil dan tak satupun ada radio Indonesia. Sedangkan di Kabupaten Bengkalis, kita bisa menangkap 28 siaran radio Malaysia dan kabupaten Kepulauan Meranti ada 14 siaran radio Malaysia," ungkap Zainul Ikhwan dalam rapat dengar pendapat bersama komisi A, DPRD Riau, Senin (8/10).
Dikatakan Zainul, pihaknya sangat prihatin dengan keadaan penyiaran di wilayah perbatasan, bahkan dia meminta agar semua stake holder di Riau mendorong pertumbuhan radio komunitas yang berbasis budaya lokal atau nasional Indonesia.
"Harapan agar kita bersama-sama membantu, Kabupaten/kota terhadap pentingnya penyiaran di wilayah perbatasan ini,"tambahnya. Bahkan, KPID sangat membantu kalau ada masyarakat yang mendirikan radio komunitas. KPID sangat membuka peluang untuk mempermudah prosedur perizinan. Tidak hanya itu, KPID juga berjanji untuk menghadiahi beberapa perangkat atas keperluan pendirian radio komunitas.
Menanggapi hal tersebut, anggota komisi A, DPRD Riau, Tengku Azuwir mengatakan KPID Riau perlu kerja ekstra untuk menumbuh-kembangan kepenyiaran radio komunitas daerah tersebut. Bahkan, dia merasa sangat kaget dengan informasi yang disampaikan KPID berdasarkan deteksi siaran sejak tahun 2010 lalu.
Tengku Azuwir mengakui hal tersebut dapat membuat pudarnya patriotisme masyarakat terkait siaran negara tetangga tersebut, meski Riau punya rumpun budaya yang mengakar dengan Malaysia.
"Sangat perlu KPID bekerja ekstra keras. Maka kita akan mendukung dan menyokongnya. Karena, tak boleh ada invansi siaran negara lain terhadap daerah kita,"ungkapnya.
Selain membahas masalah radio Malaysia KPID juga menyebutkan TV kabel marak Pekanbaru Selain itu, KPID Riau juga menyampaikan bahwa saat ini sangat marak TV Kabel di Pekanbaru. Bahkan, TV kabel tersebut juga banyak memuat siaran berbau pornografi.
Dijelaskan Zainul Ikhwan, TV Kabel tersebut tidak memberikan kontribusi kepada daerah Riau, kecuali kepada Perusahaan Listrik Negara. Pasalnya, Pengusaha TV kabel tersebut meminta jasa PLN padahal seharusnya lembaga penyiaran harus memberikan kontribusi atas perizinan ke daerah.
http://www.suarariau.com/legislatif/...adio-malaysia-
seharusnyalah diubah, diganti tuan dan puan, sebagaimana bahasa indonesia baku...
0
1.1K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan