- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Wasit Chelsea vs MU: ‘No Reverse Angle’ dan ‘No Replay’ (Wasit juga manuasia)


TS
dr_jie
Wasit Chelsea vs MU: ‘No Reverse Angle’ dan ‘No Replay’ (Wasit juga manuasia)
Pertandingan yang luar biasa ditampilkan di Stamford Bridge, kandang Chelsea. Namun sayang Chelsea harus menelan kekalahan ‘kontroversial’ dari pesaing beratnya musim ini, Manchester United dengan skor tipis 2-3.
Kontroversi karena wasit Mark Clattenburg memberikan kartu kuning kedua untuk Torres yang dinilai melakukan diving setelah di-tackle oleh Evans beberapa meter di depan kotak enam belas.
Dari tayangan ulang yang diperlambat dan sangat diperlambat nampak jelas kaki kanan Evans mengenai lulut Torres. Tapi itu kan dari tayangan super lambat dan dari sekian banyak angle replay. Sangat jelas. Setelah menyaksikan tayangan itu, semuanya sangat jelas dan mengatakan Torres tidak pantas mendapatkan kartu kuning kedua karena dinilai diving.
Apakah Clattenburg menyaksikan replay tersebut sebelum mengeluarkan kartu kuning untuk Torres? Sayang sekali tidak. Dan peraturan pun menyatakan tidak menggunakan teknologi replay sebagai dasar seorang wasit mengambil keputusan.
Wasit hanya punya dua mata dengan sudut pandang sangat terbatas. Juga tidak ada reverse angle untuk bisa melihat kejadian dari segala penjuru sudut.
Kontroversi yang terjadi bukan hanya itu saja. Gol Chicharito di menit 75 dianggap offside. Lagi-lagi, ini setelah kita semua melihat tayangan ulangnya dan semua terlihat sangat jelas.
Lalu bagaimana tanggapan Chicharito mengenai golnya yang dianggap offside? Dia bilang, “Mungkin saja.”
Itu dari sisi yang menguntungkan Manchester United. Chelsea pun juga diuntungkan dengan kontroversi. Luiz yang handball di kotak penalti saat menghadang laju bola dari Valencia di sisi kiri pertahanan MU, dari tayangan lambat terlihat jelas kalau tangan kanan Luiz menyentuh bola. Tapi wasit dan hakim garis tidak melihat. Atau mungkin melihat, tapi tidak mau memberikan penalti?
Inilah menariknya sepak bola, sisi manusiawi masih sangat kental dalam setiap pertandingan. Semua elemen yang terlibat dalam sebuah pertandingan adalah manusia, yang mempunyai keterbatasan.
Pun demikian dengan wasit dan hakim garis. Mereka mempunyai berbagai keterbatasan yang saya kira juga dimiliki oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia. Yang paling nampak jelas adalah keterbatasan penglihatan. Karena mata manusia hanya terbatas memiliki satu sudut pandang yang fokus, sementara sudut pandang unfocus hanya sekitar 45 derajat ke kanan dan ke kiri.
Belum lagi ketebatasan lain seperti, kemampuan analisa kejadian, asumsi atau penilaian terhadap situasi kejadian, kecepatan berlari yang mungkin bisa saja kalah cepat dengan para pemain sepak bola, bisa jadi juga ada ‘tipuan mata’ semacam fatamorgana yang dapat ‘menipu’ mata sehingga keputusan pun menjadi kontroversi. Dan masih banyak lainnya keterbatasan wasit sebagai manusia biasa.
Bagi pendukung tim yang dirugikan, pasti langsung menuduh wasit berat sebelah. Bahkan mungkin ada yang menuduh ini adalah pengaturan skor. Macam-macam alasan diutarakan untuk membela tim yang kalah di hadapan pendukung tim yang menang (menurut meraka diuntungkan wasit).
Dalam hal ini pendukung Chelsea pun pasti merasa tidak terima dengan kekalahan ini. Tapi sepak bola adalah tetap sepak bola. Yang bikin menarik bukan hanya melulu soal gol indah yang tercipta, tapi juga kisah kontroversi yang indah, yang menjadi buah bibir seluruh penggemar sepak bola. Dan kontroversi Chelsea versus Manchester United ini adalah salah satunya.
Sampai bertemu di kontroversi pertandingan sepak bola selanjutnya.
Kontroversi karena wasit Mark Clattenburg memberikan kartu kuning kedua untuk Torres yang dinilai melakukan diving setelah di-tackle oleh Evans beberapa meter di depan kotak enam belas.
Dari tayangan ulang yang diperlambat dan sangat diperlambat nampak jelas kaki kanan Evans mengenai lulut Torres. Tapi itu kan dari tayangan super lambat dan dari sekian banyak angle replay. Sangat jelas. Setelah menyaksikan tayangan itu, semuanya sangat jelas dan mengatakan Torres tidak pantas mendapatkan kartu kuning kedua karena dinilai diving.
Apakah Clattenburg menyaksikan replay tersebut sebelum mengeluarkan kartu kuning untuk Torres? Sayang sekali tidak. Dan peraturan pun menyatakan tidak menggunakan teknologi replay sebagai dasar seorang wasit mengambil keputusan.
Wasit hanya punya dua mata dengan sudut pandang sangat terbatas. Juga tidak ada reverse angle untuk bisa melihat kejadian dari segala penjuru sudut.
Kontroversi yang terjadi bukan hanya itu saja. Gol Chicharito di menit 75 dianggap offside. Lagi-lagi, ini setelah kita semua melihat tayangan ulangnya dan semua terlihat sangat jelas.
Lalu bagaimana tanggapan Chicharito mengenai golnya yang dianggap offside? Dia bilang, “Mungkin saja.”
Itu dari sisi yang menguntungkan Manchester United. Chelsea pun juga diuntungkan dengan kontroversi. Luiz yang handball di kotak penalti saat menghadang laju bola dari Valencia di sisi kiri pertahanan MU, dari tayangan lambat terlihat jelas kalau tangan kanan Luiz menyentuh bola. Tapi wasit dan hakim garis tidak melihat. Atau mungkin melihat, tapi tidak mau memberikan penalti?
Inilah menariknya sepak bola, sisi manusiawi masih sangat kental dalam setiap pertandingan. Semua elemen yang terlibat dalam sebuah pertandingan adalah manusia, yang mempunyai keterbatasan.
Pun demikian dengan wasit dan hakim garis. Mereka mempunyai berbagai keterbatasan yang saya kira juga dimiliki oleh penggemar sepak bola di seluruh dunia. Yang paling nampak jelas adalah keterbatasan penglihatan. Karena mata manusia hanya terbatas memiliki satu sudut pandang yang fokus, sementara sudut pandang unfocus hanya sekitar 45 derajat ke kanan dan ke kiri.
Belum lagi ketebatasan lain seperti, kemampuan analisa kejadian, asumsi atau penilaian terhadap situasi kejadian, kecepatan berlari yang mungkin bisa saja kalah cepat dengan para pemain sepak bola, bisa jadi juga ada ‘tipuan mata’ semacam fatamorgana yang dapat ‘menipu’ mata sehingga keputusan pun menjadi kontroversi. Dan masih banyak lainnya keterbatasan wasit sebagai manusia biasa.
Bagi pendukung tim yang dirugikan, pasti langsung menuduh wasit berat sebelah. Bahkan mungkin ada yang menuduh ini adalah pengaturan skor. Macam-macam alasan diutarakan untuk membela tim yang kalah di hadapan pendukung tim yang menang (menurut meraka diuntungkan wasit).
Dalam hal ini pendukung Chelsea pun pasti merasa tidak terima dengan kekalahan ini. Tapi sepak bola adalah tetap sepak bola. Yang bikin menarik bukan hanya melulu soal gol indah yang tercipta, tapi juga kisah kontroversi yang indah, yang menjadi buah bibir seluruh penggemar sepak bola. Dan kontroversi Chelsea versus Manchester United ini adalah salah satunya.
Sampai bertemu di kontroversi pertandingan sepak bola selanjutnya.
Diubah oleh dr_jie 31-10-2012 05:48
0
1K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan