Transportasi kereta api di Indonesia terus berkembang sebagai sarana angkut masyarakat dan barang. Namun, hingga saat ini jumlah tenaga perkeretaapian terutama masinis masih kurang sekitar 2.000 orang.

Itulah sebabnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan Pemkot Madiun mendirikan Akademi Perkeretaapian di Madiun. Inilah sekolah khusus mendidik tenaga perkeretaapian yang pertama di Asia. Direncanakan, pembangunannya sudah selesai tahun 2013, dan langsung dioperasikan.

“Kebutuhan tenaga perkeretaapian semakin meningkat. Saat ini jumlah masinis ada sekitar 3000 orang, dan masih dibutuhkan lagi sekitar 2000 orang. Sekolah ini akan mendidik tenaga-tenaga, seperti tenaga persinyalan, petugas perjalanan kereta api, dan masinis, ahli mesin, pengontrol Menara Sinyal, Pemimpin Perjalanan Kereta Apim, dan lainnya,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Tundjung Inderawan kepada Harian Terbit, belum lama ini.

Menurutnya, selama ini Indonesia belum punya lembaga pendidikan perkeretaapian. Tenaga-tenaga sektor itu dipenuhi sendiri oleh PT Kereta Api Indonesia sebagai operator.

Dikatakan, pendirian lembaga itu juga salah satu antisipasi perubahan aturan dalam perkeretapian. Dahulu, operator hanya PT KAI. Saat ini, pihak lain dimungkinkan menjadi operator. Penambahan operator itu akan membutuhkan pasokan tenaga yang antara lain akan dipenuhi oleh sekolah tinggi perkeretapian di Madiun.

Wali Kota Madiun, Bambang Irianto, mengatakan sekolah ini merupakan kerja sama Pemkot Madiun dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. “Sekolah Tinggi Kereta Api ini merupakan yang pertama di Asia,” papar Bambang.

Kebutuhan tenaga perkeretaapian, terutama masinis dan asisten masinis berjalan seiring dengan perkembangan transportasi kereta api di Indonesia dan pembatasan waktu kerja masinis, yakni dari 8 jam kerja menjadi 4 jam sehari.

Apalagi, pemerintah terutama Ditjen Perkeretaapian secara terus menerus menambah sarana perkeretaapian. Selain menambah 160 kereta rel listrik (KRL) untuk kebutuhan transportasi di Jabodetabek, juga menambah 50 rangkaian kereta K3 ekonomi AC untuk memenuhi kebutuhan layanan transportasi jarak dekat dan jarak jauh.

“Pengurangan jam kerja masinis, penambahan operator menyusul adanya perubahan aturan dalam perkeretaapian, dan penambahan sarana tentu akan membutuhkan masinis maupun tenaga PPKA. Itulah sebabnya kami sangat concern dengan keberadaan sekolah ini,” ujar Tundjung.

Tundjung memang sangat concern dengan hadirnya sekolah yang berlokasi di Jalan Nambangan Raya No 99, Manguharjo, Madiun, Jawa Timur itu. Dalam berbagai kesempatan ia secara terus menerus menjelaskan pentingnya sekolah tersebut bagi masa depan perkeretaapian di negeri ini. Ia juga terus mengawal dan memantau melakukan langsung agar sekolah tersebut bisa beroperasi tahun depan.

Menurutnya, Sekolah Tinggi Kereta Api sangat strategis karena di Madiun terdapat pabrik pembuatan kereta api yang dikelola PT. Industri Kereta Api (INKA). Sekolah ini dibangun tiga lantai di atas lahan seluas 864 meter persegi, dilengkapi fasilitas ruang belajar, asrama taruna, poliklinik, laboratorium dan stasiun simulasi.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, kampus tersebut nantinya akan menjadi pusat pengembangan tenaga ahli yang akan memberikan kontribusi terhadap industri perkeretaapian nasional.

“Kampus ini adalah jawaban atas pertumbuhan penumpang kereta api di tanah air, yang sampai 2030 mendatang dipediksi jumlahnya mencapai 929 juta orang dan 995 juta ton angkutan barang,” kata Mangindaan.