BALIKPAPAN, KOMPAS.com-Untuk menyuarakan semangat Sumpah Pemuda, Andi M Firzan (45), Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Balikpapan, Kalimantan Timur, berjalan kaki selama 22 hari menyinggahi sejumlah kota. Ia memulai jalan kaki 2 Oktober hingga 25 Oktober lalu, dan masih melanjutkan berjalan kaki.

"Ini untuk menggugah rasa kecintaan pada Tanah Air," ujar Andi, di sela-sela malam refleksi Sumpah Pemuda yang digelar KNPI Balikpapan dan mahasiswa, di Tugu Pemuda KNPI Balikpapan, Sabtu (27/10) malam.

Ia memulai aksi jalan kaki pada 2 Oktober lalu, dari Balikpapan, menuju Bandara Sep inggan Balikpapan. Rute selanjutnya Surabaya, lalu finish di Jakarta, setelah sebelumnya melewati sejumlah kota, seperti Semarang, Cirebon, dan Tangerang. Kemudian, ia lalu pulang ke Balikpapan, 25 Oktober lalu. Warga RT 96 Sepinggan, Balikpapan itupun, ternyata masih melanjutkan jalan kaki kemana-mana. Seperti Sabtu malam ini tadi, untuk menghadiri acara refleksi Sumpah Pemuda di Tugu Pemuda KNPI Balikpapan .

Menurut Andi, nilai-nilai Sumpah Pemuda sangat relevan kalau dihayati dan diamalkan dalam kondisi saat ini, di mana rakyat sangat mudah melakukan tindakan anarkis, walau hanya karena persoalan sepele. Bahkan mahasiswa, pelajar, dan berbagai kelompok sering kali berkelahi hingga merenggut nyawa. Generasi muda dan juga yang tidak muda, sudah saatnya diingatk an lagi tentang 4 pilar bangsa yakni Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Menyinggung aksi jalan kaki ini, bagaimana proses perjalanannya selama 22 hari? "Menyenangkan, karena banyak yang membantu. Saya kira medan terberat di Alas Roban ka rena itu cerita yang saya dapat. Dikatakan juga, di Alas Roban banyak bajing loncat. Ternyata aman-aman saja, dan di kanan-kiri alas roban, ada warung-warung. Yang rawan, menurut saya, hanya hutan di tuban," ujar laki-laki yang profesinya freelance sebuah media ini.

Ini kali kedua Firzan menggelar aksi jalan kaki. Sebelumnya 20 Mei lalu, ia berjalan kaki dari Balikpapan ke Samarinda yang berjarak 125 km, selama 5 hari. Kala itu, ia menyuarakan kebangkitan nasional.