Dalam buku terbarunya, Yoshiaki Ishizawa, mantan Rektor Universitas Sophia yang juga peneliti dan penemu komplek candi Angkor Wat, telah memberikan jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana komplek candi yang berada di wilayah utara Kamboja ini dibangun pertama kali.

Ishizawa yang telah bekerja dan mempelajari situs warisan dunia itu selama lebih dari lima puluh tahun, baru-baru ini mempublikasikan hasil penelitiannya dalam buku yang berjudul "Challenging the Mystery of the Angkor Empire: Realizing the Mission of Sophia University in the Asian World".

Menurut Ishizawa, kawasan peradaban Angkor diketahui menghilang selama lebih dari 800 tahun diawal abad kesembilan, namun bagaimana kawasan tersebut bisa bertahan masih merupakan sebuah misteri.

Ishizawa kemudian menemukan fakta, bahwa luas kekuasaan kerajaan Angkor telah menyebar ke kawasan semenanjung Indochina, yang didasari atas penelusuran peninggalan tertulis dalam bahasa Sansekerta dan Khmer kuno.

Dia menyimpulkan bahwa jalur perdagangan dan logistik yang ada di masa itu telah menunjukan adanya sebuah peradaban yang cukup besar dan modern.

Pada tahun 2001, misi penelitian yang dilakukan Ishizawa bersama tim dari universitas dan sejumlah peneliti Kamboja, berhasil menemukan 274 patung Budha yang terkubur di candi Banteay Kdei, sekitar 30 kilometer dari kawasan Angkor Wat.

"Penemuan ini menjadi awal dari penulisan ulang sejarah kerajaan Angkor dan bagaimana cara dan masa kejayaan dari kerajaan tersebut berakhir," kata Ishizawa.

Menurut dia, suksesi kerajaan selalu dilakukan lewat cara kekuatan pasaukan atau perang, dan bukan berdasarkan atas suksesi dengan model garis keturunan seperti yang dianut oleh sistem kerajaan di jepang.

Konflik dan perebutan kekuasaan tersebut terus berlangsung lama, sampai akhirnya memicuk masa akhir kejayaan kerajaan itu.

"Penemuan tersebut telah memberikan kepercayaan untuk kalangan peneliti di Kamboja tentang bagaimana cara pandang mereka dalam melestarikan dan merawat peninggalan sejarah yang terkenal kesluruh dunia ini," tambah dia.
Penulis: asiaone/Feriawan Hidayat