- Beranda
- Komunitas
- Female
- Kids & Parenting
Anak Trisomi 18, Titipan Tuhan Buat Orangtua Terhebat


TS
guatem
Anak Trisomi 18, Titipan Tuhan Buat Orangtua Terhebat
Thread ini saya persembahkan buat seluruh orang tua terhebat yang tak pernah putus asa dan buat membuka wawasan anda bahwa 1 : 3000 kelahiran hidup itu bukan angka yang membuat penyakit ini sangat jarang di Indonesia
R.I.P 

Hari yang dinanti itu tiba, Minggu pagi, 22 Mei 2011 jam 00.12 saat kehamilan saya menginjak usia 38 minggu.
Lahirlah putri cantik kami Devika Mohana Pangestu melalui operasi caesar dengan berat 1.72 kg dan panjang 38 cm .
Dia begitu kecil dengan suara tangis yang begitu lemah.
Dokter tidak mengijinkan saya melihatnya.Saya hanya mendengar sepintas suara dokter Harun berkata “ Kondisinya sangat buruk”.
PERJUANGAN DEVIKA DIMULAI
Minggu siang dokter Gracia datang dan berkata, “ Kondisi Vika sangat buruk”
Ya Tuhan... Tercabik perasaan saya sebagai seorang ibu mendengar putri kami divonis demikian.
Saya ingin melihatnya. Tetapi saya belum diijinkan untuk bangun.
Saya hanya bisa melihat Vika melalui video yang direkam papanya.
SENIN, 23 MEI 2011
Jam 10 pagi Saat saat yang paling mendebarkan. Saat saya bisa mendatanginya ke kamar bayi.
Ya Tuhan.. Dia begitu kecil. Tangisnya begitu pelan .
Saya genggam tangannya dan saya tidak kuasa menahan tangis saya.
Oksigen, selang, kabel, menempel di tubuhnya yang mungil.
Saya tidak tahu harus bicara apa. Saya sungguh merasakan apa yang dirasakan putri kami tercinta. Sakit luar biasa.
Satu hal yang membuat semangat saya timbul. saat saya melihatnya saya bisa merasakan semangatnya yang berkata
” Mama..saya mau hidup..”
SELASA, 24 MEI 2011
Dokter mata dan dokter THT memeriksanya mengingat kondisinya sangat buruk dan dokter mengkhawatirkan terjadi kebutaan di mata Vika.
Kami terus berharap semuanya akan cepat selesai dan Vika baik- baik saja.
RABU, 25 MEI 2011
Saat paling berat karena saya harus meninggalkan Vika di RS sementara saya bisa pulang ke rumah.
Satu semangat yang menenangkan saya, saya harus berjuang memberikan ASI untuk Vika.
Dengan tangis saya titipkan Vika di rumah sakit dan biarlah malaikat Tuhan mendampinginya.
KAMIS, 26 MEI 2011
Kamis pagi 10 Tetes ASI pertama saya yang keluar diantar ke RS.
Saat itu Vika mulai diberi ASI 2 cc. Dan respon positif.
Sementara untuk bertahan hidup, Vika diinfus dengan vitamin dan protein .
SENIN, 31 MEI 2011
Tanpa kompromi sebelumnya pihak RS berinisiatif memindahkan putri kami karena jantungnya harus di echo dan RS HK tidak memiliki alatnya.
Kami sibuk menelepon rumah sakit yang akan dituju yaitu RS. Harapan Kita dan RS Hermina . Semua menolak karena tidak ada kamar NICU yang kosong.
Saya bilang Biarlah BAPA menunjukkan dimana Vika harus pindah.
Akhirnya kami telepon Siloam Hospitals.. Puji Tuhan ada kemudahan untuk kami.
Ada satu kamar yang kosong.
Akhirnya setelah kami mengurus administrasi, kami bawa putri kami Vika dengan ambulans ke Siloam Hospitals
Ya Tuhan, Ternyata bukan perkara mudah bagi kami membawa nya.
Kondisi jalanan sangat macet jam 3 sore. Bahkan kami tidak bisa menembus jalanan.
Saya buka jendela ambulans, Saya keluarkan tangan mohon mereka minggir.
Vika di dalam ambulans menangis lemah dan akhirnya sampailah kami ke Siloam Hospitals
MASA KRITIS KEDUA
Sore itu Vika diperiksa intensif oleh dokter, Kami diminta menunggu di ruang tunggu yang disiapkan untuk pasien NICU.
Saya hanya bisa menangis dan berdoa.
Dan pada tengah malam yang sangat kritis, Vika dipasangi ventilator oleh dokter Musim. Alat bantu terakhir untuk menolongnya tetap hidup. Berat badannya turun menjadi 1.6 kg
Bantuan nafas full mesin karena saturasi Vika sudah turun. Hanya semangatnya yang luar biasa membuat saya terus ingin ikut berjuang bersamanya.
MASA KRITIS LEWAT
Setelah 4 hari menunggunya di rumah sakit dengan tidur beralaskan tikar.Akhirnya Vika dinyatakan melewati masa kritisnya.
Kami boleh pulang dan bebas mengunjunginya kapan saja.
Setiap hari kami mengunjunginya.
Setiap hari kami bertanya “ Apa yang harus kami lakukan hari ini Tuhan “
Dan setiap hari ada saja kabar yang menggembirakan kami.
Saturasi oksigen naik. Ketergantungan terhadap mesin berkurang. Bahkan Vika sudah mulai bisa bernafas sendiri. Puji Tuhan.
Vika juga semakin banyak minum.Vika makin gemuk. Berat badannya semakin bertambah. Dia semakin cantik.
JALAN BUNTU
Sampai pada akhirnya dokter menyatakan mereka menemukan jalan buntu.
Mereka memberitahukan bahwa Vika memang tidak bisa lepas dari ventilator
31 Mei 2011 malam, dokter Rubiana, ahli jantung RSCM didatangkan untuk melakukan echokardiografi.
Ya Tuhan. Jantung Vika bocor. Itu yang menyebabkan Vika sangat sulit lepas dari mesin.
PDA dan VSD adalah 2 kebocoran jantung yang dialami Vika.
Dokter Rubiana masih menenangkan kami bahwa kebocoran itu bisa menutup sendiri.
JALAN MASIH TERTUTUP
6 Juni 2011 dilakukan echokardiografi kedua.
Kami sangat berharap mujizat Tuhan terjadi.
Tapi ternyata jantung Vika tetap bocor.
Ya Tuhan.. Betapa berat perjuangan Vika.
“ Satu satunya jalan adalah operasi jantung,” vonis dokter Rubi dan dokter Naomi.
Tapi tidak semudah itu melakukannya.
Berat badan bayi kurang dari 2 kg sedangkan dibutuhkan berat 2.5 kg untuk bisa operasi
Kami terus berharap.
NEGOSIASI
11 Juni 2011 diusulkan oleh dokter Rubiana Vika dibawa ke RS Abdi Waluyo Jakarta untuk di scan jantungnya.
13 Juni 2011 Vika dipersiapkan dibawa ke RS Abdi Waluyo. Vika harus dibagging karena di ambulans tidak ada ventilator.
Saya bisikkan kepadanya, “ Adik.. Adik yang kuat ya.. Tapi adik tidak usah paksain diri.. Kalau adik tidak kuat, adik cari Tuhan Yesus.”
Saya tatap matanya. Dia mengerti.
Puji Tuhan hal itu tidak jadi dilakukan. Tuhan tidak ijinkan Vika dibawa ke Abdi Waluyo pada detik detik terakhir saat Vika akan diangkut ke ambulans
RENCANA MEMBAWA VIKA PULANG
Jawaban doa masih belum jelas.
Karena biaya yang sudah menembus angka di atas seratus juta. Kami merencanakan membawa Vika PULANG. Apapun yang terjadi. Anak kami harus pulang.
Dokter, perawat NICU, semua menentang keputusan kami...
“Jangan bawa Vika pulang. Biarlah Vika bertambah besar dan siap dioperasi. ”
18 Juni 2011 dokter Rubiana echo Vika ulang.
Jantung masih bocor
Ya Tuhan sampai kapan ini berakhir..Saya mulai putus harapan.
WACANA OPERASI
Hari berlalu dan tanpa diduga Vika tumbuh semakin besar.
Beratnya 2.2 kg
Vika bisa dioperasi!
Dokter Rubi memesankan tempat untuk Vika di perinatologi RSCM
Puji Tuhan semua lancar, karena sangat sulit mendapat tempat di RSCM
VIKA DIBAWA KE RSCM
Pagi buta 28 Juni 2011 bersamaan keberangkatan papanya ke Batam untuk audit.Vika dibawa ke RSCM.
Saya bersama 1 dokter dan 2 perawat berada di ambulans menemani Vika.
Vika hanya mengandalkan bagging. Tanpa ventilator
Perjalanan antara HIDUP dan MATI.
Sampai di RSCM kondisi Vika menurun drastis.
Perjalanan Lippo Cikarang – RSCM serta miss yang terjadi membuat kami menunggu di depan RSCM selama lebih dari 1 jam dengan hanya mengandalkan bagging
Vika Drop.
Akhirnya, Ventilator dipasang dengan kekuatan penuh.
Vika full bernafas dengan mesin.
Ya Tuhan..
Beri kekuatan pada Vika.
VIKA DIDUGA MENDERITA TRISOMI 18
Dan pada hari itu juga, dokter mulai menyadari ada yang berbeda dari Vika.
“ Kemungkinan Vika menderita Trisomi 18,” kata dokter Rubi dan dokter Fransisisca.” Vika harus test kromosom.
Bila positif, kami tidak bisa melakukan apapun karena progressnya memang tidak bagus. Bila negatif, Dr. Jusuf Rachmat, SpBKV, MARS akan operasi jantung Vika hari Jumat 1 Juli 2011.”
Saya masih berharap yang dikatakan dokter SALAH.
FEELING SEORANG IBU
Malam harinya,
Ya Tuhan.. saya menangis sekencang kencangnya setelah saya lihat foto beberapa bayi penderita Edward syndrome di internet sama persis dengan ciri fisik Vika.
Tangan dengan jari overlaping, jantung bocor, dan berat badan rendah.
Vika sepertinya sama dengan Elliot. Penderita Edward Syndrome yang hanya berumur 90 hari.
Vika istimewa. Vika satu dari 5000 bayi yang lahir dengan Edward Syndrome( trisomi 18)
VIKA POSITIF TRISOMI 18
29 Juni 2011 Vika test Kromosom.
1 Juli 2011 jam 12.00 siang hasil test keluar.
Vika positif Trisomi 18
Rencana operasi dibatalkan.
Saya menangis sejadi-jadinya.
“ Saya harus bawa Vika kemana lagi dokter... ”
Ya Tuhan .. Saya harus bagaimana? Dokter Rubi memeluk saya. Vika tidak bisa dioperasi. Tidak bisa dilakukan apa pun untuk Vika.
MEMBAWA VIKA PULANG
Kami bergumul minta petunjuk Tuhan apa yang harus kami lakukan.
Dan jawabannya, PULANG. Membawanya PULANG
Pilihan yang sangat berat. Bila kami bertahan, Paru-paru Vika tidak akan kuat karena sudah lebih dari 20 hari Vika memakai ventilator.
Bukan hal yang mudah bagi kami melihat Vika yang terus berjuang. Dan kami harus menghentikan perjuangannya dengan melepas alat bantu nafasnya.
Ya Tuhan, Ampuni kami.Kami seperti membunuh anak kami sendiri. Maafkan mama Vika.
SEMANGAT VIKA SAMPAI AKHIR
Dengan iringan doa Dokter mewinning Vika.
Sungguh kuat Vika berjuang. Dia tidak mau menyerah.
Vika.. Kalau Vika tidak kuat..cari Tuhan Yesus ya sayang..
Terus kami bisikkan kalimat tersebut kepada Vika.
Saya genggam tangannya dan dia seolah bicara “Ya mama.“
Sekali lagi Vika mengerti.
Keringat mengucur di seluruh tubuhnya.
MENGGENDONG VIKA
Akhirnya dengan sisa kekuatan yang kami miliki kami gendong Vika pulang.
Inilah kali pertama saya gendong Vika.
Ya Tuhan setelah 40 hari Akhirnya saya bisa menggendongnya. Putri cantikku.
‘”Kita pulang ya sayang.Vika belum pernah lihat rumah. Kita pulang.”
Saya dan suami bergantian memeluk dan mencium Vika.
RIP DEVIKA MOHANA PANGESTU
Di mobil nafasnya semakin sulit.
Dan tepat di Jalan Pramuka 1 Juli 2011 Jam 19.10 Vika menghembuskan nafas terakhirnya.
Selamat jalan Devika Mohana Pangestu.
Selamat jalan putriku tercinta.
Mama bangga punya Vika.
Anak yang sangat tangguh berjuang untuk membahagiakan kami.

Quote:



Hari yang dinanti itu tiba, Minggu pagi, 22 Mei 2011 jam 00.12 saat kehamilan saya menginjak usia 38 minggu.
Lahirlah putri cantik kami Devika Mohana Pangestu melalui operasi caesar dengan berat 1.72 kg dan panjang 38 cm .
Dia begitu kecil dengan suara tangis yang begitu lemah.
Dokter tidak mengijinkan saya melihatnya.Saya hanya mendengar sepintas suara dokter Harun berkata “ Kondisinya sangat buruk”.
PERJUANGAN DEVIKA DIMULAI
Minggu siang dokter Gracia datang dan berkata, “ Kondisi Vika sangat buruk”
Ya Tuhan... Tercabik perasaan saya sebagai seorang ibu mendengar putri kami divonis demikian.
Saya ingin melihatnya. Tetapi saya belum diijinkan untuk bangun.
Saya hanya bisa melihat Vika melalui video yang direkam papanya.
SENIN, 23 MEI 2011
Jam 10 pagi Saat saat yang paling mendebarkan. Saat saya bisa mendatanginya ke kamar bayi.
Ya Tuhan.. Dia begitu kecil. Tangisnya begitu pelan .
Saya genggam tangannya dan saya tidak kuasa menahan tangis saya.
Oksigen, selang, kabel, menempel di tubuhnya yang mungil.
Saya tidak tahu harus bicara apa. Saya sungguh merasakan apa yang dirasakan putri kami tercinta. Sakit luar biasa.
Satu hal yang membuat semangat saya timbul. saat saya melihatnya saya bisa merasakan semangatnya yang berkata
” Mama..saya mau hidup..”
SELASA, 24 MEI 2011
Dokter mata dan dokter THT memeriksanya mengingat kondisinya sangat buruk dan dokter mengkhawatirkan terjadi kebutaan di mata Vika.
Kami terus berharap semuanya akan cepat selesai dan Vika baik- baik saja.
RABU, 25 MEI 2011
Saat paling berat karena saya harus meninggalkan Vika di RS sementara saya bisa pulang ke rumah.
Satu semangat yang menenangkan saya, saya harus berjuang memberikan ASI untuk Vika.
Dengan tangis saya titipkan Vika di rumah sakit dan biarlah malaikat Tuhan mendampinginya.
KAMIS, 26 MEI 2011
Kamis pagi 10 Tetes ASI pertama saya yang keluar diantar ke RS.
Saat itu Vika mulai diberi ASI 2 cc. Dan respon positif.
Sementara untuk bertahan hidup, Vika diinfus dengan vitamin dan protein .
SENIN, 31 MEI 2011
Tanpa kompromi sebelumnya pihak RS berinisiatif memindahkan putri kami karena jantungnya harus di echo dan RS HK tidak memiliki alatnya.
Kami sibuk menelepon rumah sakit yang akan dituju yaitu RS. Harapan Kita dan RS Hermina . Semua menolak karena tidak ada kamar NICU yang kosong.
Saya bilang Biarlah BAPA menunjukkan dimana Vika harus pindah.
Akhirnya kami telepon Siloam Hospitals.. Puji Tuhan ada kemudahan untuk kami.
Ada satu kamar yang kosong.
Akhirnya setelah kami mengurus administrasi, kami bawa putri kami Vika dengan ambulans ke Siloam Hospitals
Ya Tuhan, Ternyata bukan perkara mudah bagi kami membawa nya.
Kondisi jalanan sangat macet jam 3 sore. Bahkan kami tidak bisa menembus jalanan.
Saya buka jendela ambulans, Saya keluarkan tangan mohon mereka minggir.
Vika di dalam ambulans menangis lemah dan akhirnya sampailah kami ke Siloam Hospitals
MASA KRITIS KEDUA
Sore itu Vika diperiksa intensif oleh dokter, Kami diminta menunggu di ruang tunggu yang disiapkan untuk pasien NICU.
Saya hanya bisa menangis dan berdoa.
Dan pada tengah malam yang sangat kritis, Vika dipasangi ventilator oleh dokter Musim. Alat bantu terakhir untuk menolongnya tetap hidup. Berat badannya turun menjadi 1.6 kg
Bantuan nafas full mesin karena saturasi Vika sudah turun. Hanya semangatnya yang luar biasa membuat saya terus ingin ikut berjuang bersamanya.
MASA KRITIS LEWAT
Setelah 4 hari menunggunya di rumah sakit dengan tidur beralaskan tikar.Akhirnya Vika dinyatakan melewati masa kritisnya.
Kami boleh pulang dan bebas mengunjunginya kapan saja.
Setiap hari kami mengunjunginya.
Setiap hari kami bertanya “ Apa yang harus kami lakukan hari ini Tuhan “
Dan setiap hari ada saja kabar yang menggembirakan kami.
Saturasi oksigen naik. Ketergantungan terhadap mesin berkurang. Bahkan Vika sudah mulai bisa bernafas sendiri. Puji Tuhan.
Vika juga semakin banyak minum.Vika makin gemuk. Berat badannya semakin bertambah. Dia semakin cantik.
JALAN BUNTU
Sampai pada akhirnya dokter menyatakan mereka menemukan jalan buntu.
Mereka memberitahukan bahwa Vika memang tidak bisa lepas dari ventilator
31 Mei 2011 malam, dokter Rubiana, ahli jantung RSCM didatangkan untuk melakukan echokardiografi.
Ya Tuhan. Jantung Vika bocor. Itu yang menyebabkan Vika sangat sulit lepas dari mesin.
PDA dan VSD adalah 2 kebocoran jantung yang dialami Vika.
Dokter Rubiana masih menenangkan kami bahwa kebocoran itu bisa menutup sendiri.
JALAN MASIH TERTUTUP
6 Juni 2011 dilakukan echokardiografi kedua.
Kami sangat berharap mujizat Tuhan terjadi.
Tapi ternyata jantung Vika tetap bocor.
Ya Tuhan.. Betapa berat perjuangan Vika.
“ Satu satunya jalan adalah operasi jantung,” vonis dokter Rubi dan dokter Naomi.
Tapi tidak semudah itu melakukannya.
Berat badan bayi kurang dari 2 kg sedangkan dibutuhkan berat 2.5 kg untuk bisa operasi
Kami terus berharap.
NEGOSIASI
11 Juni 2011 diusulkan oleh dokter Rubiana Vika dibawa ke RS Abdi Waluyo Jakarta untuk di scan jantungnya.
13 Juni 2011 Vika dipersiapkan dibawa ke RS Abdi Waluyo. Vika harus dibagging karena di ambulans tidak ada ventilator.
Saya bisikkan kepadanya, “ Adik.. Adik yang kuat ya.. Tapi adik tidak usah paksain diri.. Kalau adik tidak kuat, adik cari Tuhan Yesus.”
Saya tatap matanya. Dia mengerti.
Puji Tuhan hal itu tidak jadi dilakukan. Tuhan tidak ijinkan Vika dibawa ke Abdi Waluyo pada detik detik terakhir saat Vika akan diangkut ke ambulans
RENCANA MEMBAWA VIKA PULANG
Jawaban doa masih belum jelas.
Karena biaya yang sudah menembus angka di atas seratus juta. Kami merencanakan membawa Vika PULANG. Apapun yang terjadi. Anak kami harus pulang.
Dokter, perawat NICU, semua menentang keputusan kami...
“Jangan bawa Vika pulang. Biarlah Vika bertambah besar dan siap dioperasi. ”
18 Juni 2011 dokter Rubiana echo Vika ulang.
Jantung masih bocor
Ya Tuhan sampai kapan ini berakhir..Saya mulai putus harapan.
WACANA OPERASI
Hari berlalu dan tanpa diduga Vika tumbuh semakin besar.
Beratnya 2.2 kg
Vika bisa dioperasi!
Dokter Rubi memesankan tempat untuk Vika di perinatologi RSCM
Puji Tuhan semua lancar, karena sangat sulit mendapat tempat di RSCM
VIKA DIBAWA KE RSCM
Pagi buta 28 Juni 2011 bersamaan keberangkatan papanya ke Batam untuk audit.Vika dibawa ke RSCM.
Saya bersama 1 dokter dan 2 perawat berada di ambulans menemani Vika.
Vika hanya mengandalkan bagging. Tanpa ventilator
Perjalanan antara HIDUP dan MATI.
Sampai di RSCM kondisi Vika menurun drastis.
Perjalanan Lippo Cikarang – RSCM serta miss yang terjadi membuat kami menunggu di depan RSCM selama lebih dari 1 jam dengan hanya mengandalkan bagging
Vika Drop.
Akhirnya, Ventilator dipasang dengan kekuatan penuh.
Vika full bernafas dengan mesin.
Ya Tuhan..
Beri kekuatan pada Vika.
VIKA DIDUGA MENDERITA TRISOMI 18
Dan pada hari itu juga, dokter mulai menyadari ada yang berbeda dari Vika.
“ Kemungkinan Vika menderita Trisomi 18,” kata dokter Rubi dan dokter Fransisisca.” Vika harus test kromosom.
Bila positif, kami tidak bisa melakukan apapun karena progressnya memang tidak bagus. Bila negatif, Dr. Jusuf Rachmat, SpBKV, MARS akan operasi jantung Vika hari Jumat 1 Juli 2011.”
Saya masih berharap yang dikatakan dokter SALAH.
FEELING SEORANG IBU
Malam harinya,
Ya Tuhan.. saya menangis sekencang kencangnya setelah saya lihat foto beberapa bayi penderita Edward syndrome di internet sama persis dengan ciri fisik Vika.
Tangan dengan jari overlaping, jantung bocor, dan berat badan rendah.
Vika sepertinya sama dengan Elliot. Penderita Edward Syndrome yang hanya berumur 90 hari.
Vika istimewa. Vika satu dari 5000 bayi yang lahir dengan Edward Syndrome( trisomi 18)
VIKA POSITIF TRISOMI 18
29 Juni 2011 Vika test Kromosom.
1 Juli 2011 jam 12.00 siang hasil test keluar.
Vika positif Trisomi 18
Rencana operasi dibatalkan.
Saya menangis sejadi-jadinya.
“ Saya harus bawa Vika kemana lagi dokter... ”
Ya Tuhan .. Saya harus bagaimana? Dokter Rubi memeluk saya. Vika tidak bisa dioperasi. Tidak bisa dilakukan apa pun untuk Vika.
MEMBAWA VIKA PULANG
Kami bergumul minta petunjuk Tuhan apa yang harus kami lakukan.
Dan jawabannya, PULANG. Membawanya PULANG
Pilihan yang sangat berat. Bila kami bertahan, Paru-paru Vika tidak akan kuat karena sudah lebih dari 20 hari Vika memakai ventilator.
Bukan hal yang mudah bagi kami melihat Vika yang terus berjuang. Dan kami harus menghentikan perjuangannya dengan melepas alat bantu nafasnya.
Ya Tuhan, Ampuni kami.Kami seperti membunuh anak kami sendiri. Maafkan mama Vika.
SEMANGAT VIKA SAMPAI AKHIR
Dengan iringan doa Dokter mewinning Vika.
Sungguh kuat Vika berjuang. Dia tidak mau menyerah.
Vika.. Kalau Vika tidak kuat..cari Tuhan Yesus ya sayang..
Terus kami bisikkan kalimat tersebut kepada Vika.
Saya genggam tangannya dan dia seolah bicara “Ya mama.“
Sekali lagi Vika mengerti.
Keringat mengucur di seluruh tubuhnya.
MENGGENDONG VIKA
Akhirnya dengan sisa kekuatan yang kami miliki kami gendong Vika pulang.
Inilah kali pertama saya gendong Vika.
Ya Tuhan setelah 40 hari Akhirnya saya bisa menggendongnya. Putri cantikku.
‘”Kita pulang ya sayang.Vika belum pernah lihat rumah. Kita pulang.”
Saya dan suami bergantian memeluk dan mencium Vika.
RIP DEVIKA MOHANA PANGESTU
Di mobil nafasnya semakin sulit.
Dan tepat di Jalan Pramuka 1 Juli 2011 Jam 19.10 Vika menghembuskan nafas terakhirnya.
Selamat jalan Devika Mohana Pangestu.
Selamat jalan putriku tercinta.
Mama bangga punya Vika.
Anak yang sangat tangguh berjuang untuk membahagiakan kami.

Diubah oleh guatem 29-10-2012 10:45
0
101.5K
Kutip
32
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan