Mohon maaf sebelumnya kepada agan-agan jika saya tidak menyertakan sumber karena ini adalah tulisan saya sendiri yang berkaitan denga 84 tahun sumpah pemuda.

Kami Poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertumpah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami Poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami Poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Itu adalah rumusan dari dari deklarasi Sumpah Pemuda pada 84 Tahun silam. Ikrar tersebut digemakan oleh kelompok – kelompok pemuda dari berbagai daerah tanah air dengan dasar kesadaran kolektif dan semangat kebersamaan demi satu tekad yang bulat yaitu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sebentar lagi tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2012 kita akan memperingati momen 84 tahun sumpah pemuda. Ada nya sebuah peringatan bertujuan untuk mengingat kembali seluruh rentetan-rentetan sejarah yang terkadang bisa lupa dari ingatan kita (walaupun sebenarnya kini hampir dilupakan pemuda ). Akan tetapi apapun ceritanya bahwa sebuah peringatan apalagi bertajuk dengan peringatan sumpah pemuda Indonesia dulunya janganlah tinggal menjadi sebuah nostalagia dan pelengkap pengetahuan atau tinggal romantisme belaka.
Mungkin jika masih ada para tokoh pemuda yang iktu dalam deklarasi 84 tahun silam yang masih hidup mungkin dia akan menangis melihat kondisi pemuda-pemudi di tengah bangsa dan negara saat ini. Mari kita melihat dalam konteks bicara negara pemuda pun sudah mulai apatis dalam mengawal pergerakan kemerdekaan, dimana para pemuda saat ini sudah terjebak alam kondisi pragmatisme,hedonisme, materaliasme sinobisme dan krisis multi dimensi lainnya. Dari sisi kebudayaan arus budaya impor semakin memudarkan kecintaan pemuda-pemudi melestarikan budaya nasional, contoh yang paling nyata saat ini menggunakan bahasa alay yang secara langsung merusak tatanan bahasa kita. Seharusnya kita bisa menyadari bahwa tidak sedikit orang asing yang mempelajari dan membawa warisan budaya leluhur bangsa ini ke pentas Internasional. Negara ini juga saat ini seperti mengalami dilema karena sudah mulai berkurangnya jiwa nasionalisme pemuda untuk mengawal negeri ini. Lihat juga bahwa ketika masyarakat sudah mulai pasrah tentang sosok kepemimpinan seharusnya pemudalah yang harus nya berdiri ditengah rakyat untuk paling sedikit bisa mengatakan bahwa negara ini masih bisa bangkit, tapi apa kini yang terjadi pemuda lebih memilih asyik untuk tawuran, ikut genk motor atau habisi duit di diskotik. Dimana pemuda-pemudi yang dicita-citakan itu sekarang?
Melalui tulisan saya ingin mengajak pemuda Indonesia mulai dari diri masing- masing untuk merefleksikan diri di hari sumpah pemuda, seharusnya buat apa kita ditengah-tengah negara ini?
Tapi apapun ceritanya kita harus yakin dan percaya bahwa kelak dari pemudalah akan lahir sosok pemimpin yang bisa menjadi GARAM DAN TERANG di tengah – tengah bangsa.


Jika agan-agan punya unek-unek dan harapan kepada pemuda mari sampaikan dalam Thread saya gan, agar bisa menjadi refleksi pemuda saat ini.

Bantu gan
Jika ada yang berkenan terima kasih
Dan jika sekedar membaca Thread saya dan berbagi saya mengucapkan terima kasih juga
Tapi ane gak berharap ditimpukin