- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Gedung Sumpah Pemuda || Meperingati Hari Sumpah Pemuda
TS
antak
Sejarah Gedung Sumpah Pemuda || Meperingati Hari Sumpah Pemuda
Sejarah Singkat Gedung
Seiring dengan tumbuhnya sekolah-sekolah pada awal abad ke-20, di Jakarta tumbuh pula pondok pelajar untuk menampung mereka yang tidak tertampung di asrama sekolah atau bagi mereka yang ingin hidup lebih bebas di luar asrama yang ketat. Selain satu diantara pondokan pelajar di Jakarta adalah Gedung Kramat 106. Pemiliknya Sie Kong Liong.
Spoiler for lokasi:
Selain sebagai tempat tinggal, gedung tersebut diguakan juga sebagai tempat latihan kesenian "Langen Siwo" dan diskusi politik. Setelah Perhimpunan Peladjar -Peladjar Indonesia (PPPI), didirikan pada bulan September 1926, Gedung Kramat 106 dijadikan kantor PPPI dan kantor redaksi majalah PPPI, Indonesia Raja. Berbagai organisasi pemuda sering menggunakan tempat ini sebagai tempat kongres. Karena sering dijadikan tempat pertemuan para tokoh pemuda Indonesia, sejak tahun 1928 gedung ini diberi nama Indonesische Clubgebow (IC, Gedung Pertemuan Indonesia). Tokoh-tokoh yang pernah tinggal di gedung ini antara lain adalah Muhammad Yamin, Abu Hanifah, Amir Sjarifudin, A.K. Gani, Setiawan, Soejadi, Mangaraja Pintor dan Assaat.
Pada tahun 1928 itu pula Gedung Kramat 106 dijadikan salah satu tempat penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Gedung ini dijadikan pusat pergerakan mahasiswa sampai tahun 1934.
Sejak tahun 1934 Gedung Kramat 106 disewa Pang Tjem Jam sebagai rumah tinggal. Atas seijin Sie Kong Liong, Pang Tjem Jam merombak dan meninggikan gedung ini. Pada tahun 1937-1948 digunakan sebagai toko bunga dan pada tahun 1948-1951 difungsikan sebagai hotel. Pada masa Revolusi Fisik, Gedung Kramat dijadikan markas pemuda juang. Tahun 1951-1970, disewa Jawatan Bea dan Cukai untuk perkantoran dan penampungan karyawan.
Gedung yang sangat penting artinya bagi Bangsa Indonesia ini kemudian dijadikan museum oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan nama Gedung Sumpah Pemuda pada 1973. Pada 16 Agustus 1979, pengelolaan Gedung Kramat 106 diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan keluarnya SK, Mendikbud No. 029/O/1983, tanggal 7 Februari 1983, Gedung Sumpah Pemuda dijadikan UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan nama Museum Sumpah Pemuda.
Sejak Tahun 2000 Museum Sumpah Pemuda dikelola Departemen Kenudayaan dan Pariwisata.
Sejarah Singkat Sumpah Pemuda
Pendirian Boedi Oetomo (BO) pada tanggal 20 Mei 1908 dapat dianggap titik awal kebangkitan Bangsa Indonesia. Pendirian BO ini diikuti dengan pembentukan organisasi pemuda lainnya seperti Tri Koro Darmo, Jong Sumatrenen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Roekoen, Pemoeda Kaoem Betawi, Perhimpunan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI).
Sejak awal pembentukan organisasi pemuda usaha-usaha membina persatuan sudah dilakukan. Upaya membina persatuan antara lain dilakukan melalui kompetisi olah raga, keikutsertaan dalam kongres organisasi sumpah pemuda lain, dan usaha membentuk federasi yang beranggotaka organisasi pemuda yang ada. gagasan ini mulai digulirkan pada tahun 1921. Pada tahun 1925 diadakan pertemuan di Lux Orientis yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani. Pertemuan tersebut menyepakati menyelenggarakan Kongres Sumpah Pemuda Pertama pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926. Kongres selama tiga hari itu membicarakan gagasan persatuan Indonesia dan kemungkinan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
Cita - cita persatuan Indonesia yang sudah diakui dalam Kongres Pemuda Pertama semakin dikokohkan pada Kongres Pemuda Kedua. Kongres yang diselenggarakan atas inisatif PPPI itu dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di tiga tempat di Jakarta, yaitu Gedung Katholike Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Gedung Indonesische Clubgebow. Kongres dipimpin oleh Sugondo Djojo puspito dengan sekretaris Muhammad Yamin.
Dalam Kongres Pemuda Kedua dibicarakan masalah peranan pendidikan kebangsaan dan kepanduan dalam menumbuhkan semangat kebangsaan. Tampil sebagai pembicara dalam Kongres Pemuda Kedua adalah Muhammad Yamin, Purnamawulan, Sarmidi Mangunkarso, Ramlan, Theo Pengemanan, dan Mr. Soenario. Walaupun mendapat gangguan dari Polisi Rahasia Belanda, Kongres tersebut mebhasilkan keputusan yang fenomenal, yaitu Sumpah Pemuda yang berisi tekad para pemuda untuk menjadi satu nusa, satu bangsa, dan menjunjung bahasa persatuan. Pada saat yang sama juga diperkenalkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman.
Tercapainya sebuah kesepakatan melalui Putusan kongres Pemuda Kedua, Pergerakan Pemuda semakin menemukan arah yang jelas dalam perjuangannya mencapai Indonesia Merdeka.
Koleksi
Museum Sumpah Pemuda menyimpan koleksi yang berkaitan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Koleksi yang disimpan antara lain adalah biola yang dipakai untuk memperkenalkan lagu Indonesia Raya Pada kongres Pemuda Kedua, foto-foto kegiatan berbagai organisasi pemuda yang merupakan dokumentasi sejarah yang sangat berharga, replika peralatan rumah tangga milik Sie Kong Liong, piringan hitam lagu Indonesia Raya, vandel, bendera, dan lain - lain.
biola wr. soepratman
Sebagai museum khusus, koleksi museum ini terdiri dari koleksi yang berhubungan dengan peristiwa Sumpah Pemuda. Pada tahun 2007, keseluruhan koleksi berjumlah 2.867 koleksi, dimana koleksi utamanya adalah Gedung Kramat 106 yang merupakan tempat direncanakan dan dilaksanakannya Kongres Pemuda Kedua, 27 – 28 Oktober, 1928. Gedung ini terbagi atas bangunan utama dan paviliun. Bangunan utama terdiri atas serambi depan, satu ruang tamu, 5 kamar, dan satu ruang terbuka atau ruang rapat. Sedangkan bangunan paviliun memiliki 2 kamar.
Koleksi dari museum ini antara lain:
Foto kegiatan organisasi pemuda, sebanyak 2.117 koleksi.
Bendera organisasi, sebanyak 35 koleksi.
Stempel, sebanyak 11 koleksi
Biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi
Patung dada tokoh pemuda, sebanyak 8 koleksi.
Patung tokoh pemuda, sebanyak 11 koleksi.
Perlengkapan pandu, sebanyak 9 koleksi.
Jaket angkatan 1966, sebanyak 2 koleksi.
Kursi, sebanyak 5 koleksi.
Lukisan, sebanyak 4 koleksi.
Vespa, sebanyak 1 koleksi.
Diorama, sebanyak 1 koleksi.
Pahatan marmer, sebanyak 3 koleksi.
Monumen persatuan pemuda, sebanyak 1 koleksi.
Lampu gantung, sebanyak 2 koleksi.
Maket gedung museum sumpah pemuda, sebanyak 1 koleksi.
Duratran, sebanyak 3 koleksi.
Buku saku KBI, sebanyak 1 koleksi.
Pewarta IPINDO, sebanyak 4 koleksi.
Naskah statemen perjuangan 66, sebanyak 90 koleksi.
Statemen perjuangan 66, sebanyak 50 koleksi.
Dokumen perjuangan 66, sebannyak 18 koleksi.
Buletin KAPPI, sebanyak 60 koleksi.
Dokumen Brigade Ade Irma, sebanyak 104 koleksi.
Proses persiapan dan pelaksanaan musyawarah luar biasa dan up-grrading se-Indonesia, sebanyak 23 koleksi.
KAPPI Djaja Menteng Radja, Djakarta, sebanyak 23 koleksi.
KAPI Komisariat Diponegoro 80, Djakarta Raya, sebanyak 8 koleksi.
Sambutan gubernur kepala daerah khusus ibukota Djakarta dalam memperingat “Brigadi Merah” Ade Irma, sebanyak 17 koleksi.
KAPI Jaya Salemba Raya Djakarta, sebanyak 62 koleksi.
KAMI pusat Djakarta, sebanyak 43 koleksi.
Statemen angkatan 66 kesatuan AKSI di Jakarta, sebanyak 8 koleksi.
Kesatuan AKSI "KAPPI" pusat Djakarta Utara, sebanyak 20 koleksi.
Kesatuan AKSI buruh PN Sabang Merauke Djakarta, sebanyak 16 koleksi.
Buletin KAMI kons Bandung dan Bogor Djakarta 1967, sebanyak 13 koleksi.
KAMI Medan – Sumatera Utara, sebanyak 8 koleksi.
KAMI konsultan – Yogyakarta, sebanyak 5 koleksi.
Anggaran dasar KAMI, sebanyak 24 koleksi.
Inventarisasi statemen angkatan 66, sebanyak 13 koleksi.
Piringan hitam, sebanyak 1 koleksi.
Piagam penghargaan Wage Rudolf Supratman, sebanyak 2 koleksi.
Atlas sekolah zaman Belanda, sebanyak 1 koleksi.
Sabuk Hizbul Wathan, sebanyak 1 koleksi.
Bintang Mahaputra, sebanyak 1 koleksi.
Replika biola Wage Rudolf Supratman, sebanyak 1 koleksi.
Tata pameran
Koleksi yang dimiliki oleh museum ini dipamerkan dalam ruang pameran tetap dengan penataan yang mengikuti kronologis peristiwa Sumpah Pemuda dengan harapan dapat menggambarkan untaian peristiwa Sumpah Pemuda.
Penataan pamerannya adalah sebagai berikut:
Ruang pengenalan
Ruangan ini terletak di bagian depan gedung, persis di pintu masuk utama. Di ruangan ini dipamerkan
Peta Indonesia tempat kedudukan dari organisasi-organisasi-organisasi pemuda kedaerahan
Peta Jakarta yang menunjukkan tempat-tempat dilaksanakannya kongres pemuda kedua dan kondisinya saat ini.
Panitia Kongres Pemuda Kedua
Patung dada Muhammad Yamin dan Sugondo Djojopuspito
Organisasi peserta kongres pemuda
Maket Gedung Sumpah Pemuda
Di ruangan depan ini juga masih mempergunakan lantai ubin asli yang berasal dari zaman Belanda yang sekarang sudah cukup jarang ditemui di Jakarta.
foto lainnya :
Spoiler for :
Spoiler for :
sumber:
1. Museum Sumpah Pemuda
2. Booklet Museum Sumpah Pemuda
3. Wikipedia
Di rate 5 ya gan
Juga ga nolak
0
4.4K
4
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan