- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
MRT Tertunda, Pemerintah Didenda Rp 15 juta Sehari


TS
weeshnoe
MRT Tertunda, Pemerintah Didenda Rp 15 juta Sehari
Di tempo denda 15 juta sehari di kompas 800 juta sehari...beda urusan, salah ketik berita apa gimana?
Yang penting mah komen nya si nurdin petot, beda biaya per km antara MRT Cina & Jakarta sampe $ 28 juta, itung2lah kasaran 250 milyar....pasti diitungnya total biaya, anggap aja panjang total MRT 10 km, berarti ada beda biaya 2.5 trilyun.
Semahal itu kah ongkos bikin sinyal, sampe 2.5 trilyun?
oh iya, termasuk gerbong juga katanya....OK lah anggap ongkos pasang sinyal 1 trilyun, sisanya 1.5 trilyun buat gerbong, dapet berapa rangkaian kereta itu ya? 10, 20, 30?
Panjang jalur 10 km bisa kah menampung 10 rangkaian kereta sekaligus?
si nurdin ini bodoh atau dia emang lagi "memperkenalkan diri" ke gubernur baru?
MRT Tertunda, Pemerintah Didenda Rp 15 juta Sehari
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mengatakan pemerintah harus membayar denda penalti bila proyek mass rapid transport (MRT) tertunda dari jadwal yang ditentukan. “Denda penalti sudah pasti ada,” kata Selamat ketika dihubungi Tempo, Selasa, 23 Oktober 2012.
Menurut Selamat, denda itu mencapai Rp 5,5 miliar per tahun atau Rp 452 juta per bulan dan Rp 15 juta per hari.
Selamat berharap Gubernur DKI Jakarta tidak membatalkan proyek yang saat ini tengah menunggu pengumuman proses lelang. “Untuk studi saja, kita sudah keluarkan Rp 1,7 triliun,” katanya. Adapun pengumuman proses lelang yang seharusnya 14 Oktober 2012 lalu, tertunda karena pergantian Gubernur.
Dia mengusulkan agar Gubernur Joko menerbitkan Instruksi Gubernur untuk menahan semua proyek yang tengah berjalan. “Setiap hari isu baru muncul dari monorel, hibah peremajaan bus, dan MRT. Kami di DPRD enggak pernah di-sounding,” kata Selamat.
Menurut dia, dengan menahan aktivitas semua proyek selama 1-2 bulan mendatang, Gubernur Joko dapat memahami manajemen proyek transportasi di Jakarta.
“Kalau Gubernur ragu dengan proyek yang ada, dia bisa bentuk tim independen untuk membandingkan semua proyek yang ada di Jakarta dengan di negara lain. Kalau perlu, silahkan kaji lagi pola transportasi makro di Jakarta,” katanya.
Selamat mengusulkan agar Gubernur Joko mempertimbangkan perkembangan selama lima tahun ke depan selama menahan dan mengkaji ulang proyek. “Simulasikan dulu berapa banyak yang akan ditransfer dari angkutan private ke angkutan publik lima tahun ke depan, dimana titik penumpukan, berapa market share-nya, pembiayaannya bagaimana. Baru tentukan moda-nya busway, monorel atau MRT,” katanya.
Menurut Selamat, Proyek MRT Jakarta kerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) merupakan proyek yang paling feasible (layak) ketika kontrak diteken dengan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Fauzi Bowo.
“Ini sudah di komparasi dengan 9 negara lain yang punya MRT,” katanya.
Keraguan Jokowi terkait nilai proyek yang dinilai terlalu tinggi, kata dia, bisa dijelaskan oleh PT MRT Jakarta.
Selamat menjelaskan biaya pembangunan proyek MRT hasil kerja sama dengan JICA mencapai US$ 94 juta per kilometer. “Kalau dibandingkan Cina yang US$ 66 juta per kilometer, memang kelihatan mahal. Tapi MRT JICA yang US$ 94 juta per kilometer ini sudah mencakup pengadaan gerbong dan persinyalan. Kalau yang cina, baru konstruksi saja,” katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2012/1...15-juta-Sehari
Yang penting mah komen nya si nurdin petot, beda biaya per km antara MRT Cina & Jakarta sampe $ 28 juta, itung2lah kasaran 250 milyar....pasti diitungnya total biaya, anggap aja panjang total MRT 10 km, berarti ada beda biaya 2.5 trilyun.
Semahal itu kah ongkos bikin sinyal, sampe 2.5 trilyun?
oh iya, termasuk gerbong juga katanya....OK lah anggap ongkos pasang sinyal 1 trilyun, sisanya 1.5 trilyun buat gerbong, dapet berapa rangkaian kereta itu ya? 10, 20, 30?
Panjang jalur 10 km bisa kah menampung 10 rangkaian kereta sekaligus?
si nurdin ini bodoh atau dia emang lagi "memperkenalkan diri" ke gubernur baru?
MRT Tertunda, Pemerintah Didenda Rp 15 juta Sehari
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mengatakan pemerintah harus membayar denda penalti bila proyek mass rapid transport (MRT) tertunda dari jadwal yang ditentukan. “Denda penalti sudah pasti ada,” kata Selamat ketika dihubungi Tempo, Selasa, 23 Oktober 2012.
Menurut Selamat, denda itu mencapai Rp 5,5 miliar per tahun atau Rp 452 juta per bulan dan Rp 15 juta per hari.
Selamat berharap Gubernur DKI Jakarta tidak membatalkan proyek yang saat ini tengah menunggu pengumuman proses lelang. “Untuk studi saja, kita sudah keluarkan Rp 1,7 triliun,” katanya. Adapun pengumuman proses lelang yang seharusnya 14 Oktober 2012 lalu, tertunda karena pergantian Gubernur.
Dia mengusulkan agar Gubernur Joko menerbitkan Instruksi Gubernur untuk menahan semua proyek yang tengah berjalan. “Setiap hari isu baru muncul dari monorel, hibah peremajaan bus, dan MRT. Kami di DPRD enggak pernah di-sounding,” kata Selamat.
Menurut dia, dengan menahan aktivitas semua proyek selama 1-2 bulan mendatang, Gubernur Joko dapat memahami manajemen proyek transportasi di Jakarta.
“Kalau Gubernur ragu dengan proyek yang ada, dia bisa bentuk tim independen untuk membandingkan semua proyek yang ada di Jakarta dengan di negara lain. Kalau perlu, silahkan kaji lagi pola transportasi makro di Jakarta,” katanya.
Selamat mengusulkan agar Gubernur Joko mempertimbangkan perkembangan selama lima tahun ke depan selama menahan dan mengkaji ulang proyek. “Simulasikan dulu berapa banyak yang akan ditransfer dari angkutan private ke angkutan publik lima tahun ke depan, dimana titik penumpukan, berapa market share-nya, pembiayaannya bagaimana. Baru tentukan moda-nya busway, monorel atau MRT,” katanya.
Menurut Selamat, Proyek MRT Jakarta kerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) merupakan proyek yang paling feasible (layak) ketika kontrak diteken dengan Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Fauzi Bowo.
“Ini sudah di komparasi dengan 9 negara lain yang punya MRT,” katanya.
Keraguan Jokowi terkait nilai proyek yang dinilai terlalu tinggi, kata dia, bisa dijelaskan oleh PT MRT Jakarta.
Selamat menjelaskan biaya pembangunan proyek MRT hasil kerja sama dengan JICA mencapai US$ 94 juta per kilometer. “Kalau dibandingkan Cina yang US$ 66 juta per kilometer, memang kelihatan mahal. Tapi MRT JICA yang US$ 94 juta per kilometer ini sudah mencakup pengadaan gerbong dan persinyalan. Kalau yang cina, baru konstruksi saja,” katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2012/1...15-juta-Sehari
Diubah oleh weeshnoe 23-10-2012 20:20
0
892
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan