donnjuannAvatar border
TS
donnjuann
BEBERAPA PEDEKATE YANG SEBAIKNYA JANGAN DILANJUTIN!
Pedekate.. Hmm.. beribu makna.

Tapi nggak semua pedekate bakal berhasil. Beberapa di antaranya akan berakhir sebagai pembelajaran.

Dan beberapa yang lain SEBAIKNYA nggak dilanjutin.

Iya, sebaiknya nggak dilanjutin.

SCENE 1.

Dulu gue adalah salah satu aktivis (walau lebih sering pasif) di Dewan Mahasiswa kampus. Banyak waktu gue dihabiskan di markas Dewan Mahasiswa. Dari menonton tipi, main capsa, jemur baju, sampai tempat pelarian dari kejaran bapak kosan gara-gara nunggak uang bulanan.

Begitu aktif..

Sampai pada akhirnya menjelang Pemilihan Mahasiswa Raya, gue yang masih muda dan haus akan pengalaman berorganisasi, ingin mendapat sebuah posisi penting dalam kabinet. Gue sadar diri kalau bakal sulit mendapatkan posisi itu karena masih banyak kakak senior gue yang lebih punya kans untuk menggantikan sususan kabinet yang lama.

Hebatnya, Presiden Mahasiswa saat itu adalah seorang cewek. Jelas, dia adalah senior gue. Dan yang lebih jelasnya lagi, gue udah memendam perasaan cinta padanya cukup lama. Separuh usia.

Melihat dia yang tak pernah tertangkap mata jalan bersama cowok lain, gue beranikan diri untuk mengantarnya pulang setelah rapat dari markas. Dari situ gue mulai mengenalnya lebih jauh dan jauh lagi. Pedekate gue bermulai dari situ.

Namun, rasa cinta gue ke dia mulai luntur karena obsesi besar gue yang ingin mendapat posisi di kabinet yang baru. Entah mengapa, perlahan gue mulai merayunya untuk memungkinkan merekomendasikan gue ke dalam kabinet periode selanjutnya.

Dan gue pun mulai menjadikan pedekate itu untuk mendapat hal selain cinta. Ya, untuk sebuah jabatan.

Pesan: Jika kamu pedekate-in seseorang untuk mendapat sesuatu selain dengan apa yang sepakat kita sebut cinta, sebaiknya jangan dilanjutin. Kamu nggak akan mau tahu kelanjutan cerita di atas. Selalu ada Unfinished business untuk hal yang dipaksakan.

SCENE 2.

Sahabat sejati itu memukul dari depan untuk menyadarkan, sahabat musiman itu memeluk dari belakang untuk menikam pelan.


Nggak banyak yang gue punya di dunia ini selain sahabat sejati. Gue udah sama-sama dia sedari awal mengarungi dunia perkuliahan. Banyak yang udah terjadi di antara kami. Ketika gue tertusuk, jantung dia yang tertembus. Ketika dia terjatuh, kepala gue yang bersimbah darah.

Mungkin begitulah cara gue menggambarkan keakraban kami.

Reza, iya dia yang gue ceritakan di atas, adalah seorang yang pemalu. Terutama masalah cinta. Hebatnya, dia selalu menjadikan gue sebagai tempat bertanya keluh-kesahnya akan cinta. Belakangan, gue mendapati bahwa alasan dia selalu bertanya masalah cintanya adalah.. karena gue sering gagal dalam lika-liku dunia percintaan.

“Don, bagaimana caranya terus berjuang dan tetap tegar ketika lo terus bertubi-tubi mengalami kegagalan cinta? Lo hebat banget.”

Begitulah penggalan percakapan terakhir yang keluar dari mulutnya.
Reza emang bangkek.

Dia curhat kalau udah deket sama seorang cewek dalam kurun waktu 7 bulan, hebatnya dia nggak pernah punya nyali untuk sedikit mengutarakan isi hatinya. Bahkan dia nggak mau kasih tau siapa nama cewek yang lagi dia deketin. Dia cuma selalu nanya bagaimana cara mendapatkan hatinya.

Akhirnya, gue maksa Reza untuk ngajak jalan pujaan hatinya. Iya, gue paksa. Mungkin dengan begitu dia jadi lebih bernyali. Dengan penuh canggung, Reza menelpon cewek itu. Gue masih nggak tega ngeliat Reza bunuh diri kalau-kalau ajakan jalan via telponnya ditolak.

Takdir berkata lain, kali ini Tuhan menggerakkan hati cewek itu untuk mau diajak jalan sama cowok macem Reza. Gue jadi kasian sama cewek itu. Reza janjian sama cewek itu hari Sabtu malem. Iya, Sabtu malem. Begitulah cara Reza menyebut malam Minggu.

“Don, makasih banget. Gara-gara lo, gue jadi berani ngajak jalan pujaan hati yang telah lama gue puja. Iya, separuh usia.” Ucap Reza dengan pandangan penuh haru.

Padahal, dia baru kenal deket sama cewek itu 7 bulan, tapi dia telah menyebutnya separuh usia. Disinilah letak kebangkaian Reza. Prêt!

“Don, mending kita nge-date bareng aja. Lo ajak cewek lo dong. Temenin gue..”

“Gue baru putus minggu lalu, njir!”

“Owalah, yaudah, ajak gebetan lo yang baru kek, atau pacar orang kek, atau siapa kek?”

“Yaudah, gue coba ajak jalan cewek yang juga udah lama gue incer. Gue sebenernya demen sama dia, tapi nggak enak aja ngajak jalan.”

“Okesip, sabtu malem ya, Don!”

Kesempatan ini lantas nggak gue sia-siakan. Keberhasilan Reza ngajak gebetannya juga gue jadikan sebagai ajang moveon dengan jalan sama cewek lain. Nggak mau kalah, gue juga nelpon gebetan gue.

“Nia, kamu lagi apa?

“Lagi dikosan aja nih, Don. Kamu mau minjem duit lagi?

*JEDAR!*

“Umm nggak kok nggak, aku mau nonton di XXI sabtu besok, kamu mau ikut?” ucap gue sembari menelan ludah.

“Wahh, cieee aku diajak jalan nih. Eh, tunggu bentar, aku ada acara sama temen juga di XXI sabtu besok. Waduh, gimana ni? Aku udah bilang iya ke temenku.”

“Oh, yaudah, gapapa kok. Mungkin lain kali yaa..”

“Iya sorry ya Don..”

Dengan sedikit rasa kesal, gue pun menyudahi telpon sambil membanting Blackberry ini keras-keras.. ke kasur. Maklum anak kosan.

Daripada gue terlihat lebih jomblo ketimbang Reza, akhirnya gue memutuskan untuk nggak ikut nemenin dia di Sabtu malemnya. Tentu dengan alasan yang tak mungkin bisa disanggah olehnya. Ya, gue ada rapat di Dewan Mahasiswa mendadak. Itu alibi cukup sempurna yang menghindarkan gue dari hinaan keji Reza perihal kesendirian gue di malem Minggu.

Tentu kejadian ini nggak lantas membuat gue diem aja. Kekepoan gue akan keberhasilan Reza ngajak jalan gebetannya, pengin banget gue abadikan menggunakan kamera. Kapan lagi temen baik gue tertangkap basah jalan sama cewek. Gue emang teman yang baik.

Di Sabtu malemnya, gue diem-diem ngikutin Reza dari belakang. Tentu saja dengan motor pinjaman. Anehnya, si Reza ini nggak jemput gebetannya di kediamannya, dia janjian ketemuan langsung di XXI-nya. Reza banget emang..

Gue sengaja parkir agak jauh dari motor Reza. Sambil menggengam kamera yang tentunya juga pinjaman, gue udah siap-siap mengabadikan momen-momen terindah sepanjang masa buat hidup Reza. Iya, jalan sama cewek.
Kamera udah gue nyalain dan semua tertuju pada gerak-gerik Reza.

Dan, ketika ada seorang cewek berjalan menuju ke arah Reza di depan pintu, langsung gue potret.

*JEDARR!!!*

“ANJRITT ITU KAN NIA!” gue kaget-kaget ganteng.

“JADI CEWEK YANG SELAMA INI DIA CERITAKAN KE GUE ITU ADALAH NIA??!?” gue shock.

Bagaimana mungkin gue dan sahabat baik gue sendiri mencintai cewek yang sama..

Nia udah lama banget gue kenal, bahkan melebihi waktu yang Reza punya untuk mengenalinya. Nia yang selalu ada buat gue bahkan ketika di akhir bulan. Dan sekarang ketika gue ingin memacarinya, dia tertangkap kamera pinjaman sedang jalan sama sahabat baik gue sendiri.

Sambil mendorong motor pinjaman yang mogok karena lupa diisi bensin, gue pulang ke kosan dengan perasaan yang carut-marut.

Pesan: Satu-satunya orang yang paling rela melepas, adalah dia yang paling kuat mencintai. Hanya itu yang bisa gue lakuin ketika saingan gue ternyata adalah sahabat baik gue sendiri. Melukai sahabat sendiri itu seperti menyilet luka menganga di tubuh sendiri. Daripada banyak yang terluka karenanya, pedekate seperti ini sebaiknya jangan dilanjutin.

SCENE 3.

Hidup ini indah, namun begitu melihatnya, gue sadar bahwa hidup ini bisa bakalan lebih indah dari sebelumnya. Bukan bermaksud lebay, tapi kalau udah terjebak, terperosok, dan terlunta-lunta dalam lingkaran cinta, semua akan menjadi lebay tepat pada waktunya. Sama kek alay, lebay juga bisa menyerang siapa saja yang berniat untuk jatuh cinta.

Yoshi. Dia adalah biang kerok dari semua kelebay-an ini. Gue dipertemukan dengannya di awal-awal semester. Dia beda kampus sama, tapi kok bisa ketemu gue?

Sebelum gue kepanjangan menceritakan tentangnya menjadi sebuah novel di sini, intinya, gue tergila-gila padanya. Jujur, dia adalah pedekate terlama gue sepanjang masa. Sampai setahun lamanya, gue nggak pernah sanggup memahami sifat dan karakternya.

Sampai pada akhirnya gue sadari bahwa dia hanya tertarik pada cowok cool yang minim ekspresi, cuek, dan dingin.

Na’asnya, gue berkebalikan dari semua hal di atas. Gue yang sangat extrovert, suka jahil, becanda dan meledak-ledak, tak pernah mendapat sedikit tempat di hatinya. Gue yang nggak mau menyerah begitu saja, lantas berusaha memantas-mantaskan diri menjadi seorang cowok yang bisa menarik perhatian Yoshi. Sederhananya, gue belajar menjadi cowok cool. Dan itu bertolak belakang dengan apa yang udah jadi ciri khas gue. Sangat nggak mudah.

Selang 6 bulan kemudian, anehnya, Sikap Yoshi ke gue berubah. Dia seperti tertarik dan lebih merespon gue. Ini bener-bener aneh, gue seperti qualified di hatinya. Semenjak itu, gue pun semakin dekat dengannya.

Ya, dengan sifat dan karakter gue yang berbeda.

Awalnya, gue merasa sebagai salah satu cowok yang hebat perihal mendapatkan hati cewek. Gue juga mengira bahwa cerita di atas bakalan seindah FTV-FTV di tivi. Tapi ada satu hal yang baru gue sadari di akhir cerita.

Pedekate yang menelan waktu cukup lama ini perlahan-lahan mengubah watak, sifat, dan karakter asli gue. Karena berusaha untuk setenang, se-cool, dan secuek mungkin, gue jadi jarang menyapa orang. Gue juga jadi jarang ngumpul sm temen-temen lama gara-gara mereka gue anggep garing.

Jelas, sifat baru yang gue dapatkan ini menurunkan sense of humor dlm diri gue.

Untuk bisa bersama Yoshi, gue harus menjadi seperti ini.

Pesan: Cinta itu mengangkat yang apa yang berkekurangan dan meninggikan apa yang sudah berlebih. Selain itu, cinta juga mampu mengubah sifat dan karakter seseorang. Jika cinta mengubahmu menjadi seseorang yang seharusnya bukanlah dirimu, lepaskanlah. Berbahagialah menjadi diri sendiri. Pedekate yang kek gini sebaiknya jangan dilanjutin.



follow @ThePlayboyID
Kalo sempet, kunjungi ThePlayboyTalks.blogspot.com untuk cerita-cerita YG lainnya emoticon-Big Grin




anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
2.5K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan