budakkulonAvatar border
TS
budakkulon
[FR] Solo and Short Trip to Makassar
Rencana awal sih pengen ke Baluran, kebetulan ane udah dapet tiket promo Jakarta – Surabaya PP tapi gagal gara-gara rayuan maut dari maskapai lain dengan tiket promo Surabaya – Makassar nya di pertengahan tahun lalu. Alhamdulillah dapet harga lumayan murah buat Surabaya – Makassar PP. Langsung terbayang deh asyiknya menjelajahi kota para Daeng.

Kebetulan ini bakal jadi solo trip ane yg kesekian kali, gak tau kenapa ane menikmati setiap perjalanan seorang diri. Rasanya serba bebas aja sih, dan jiwa petualangnya lebih keluar, suka-suka ane mau kemana kaki ini melangkah, mata ini memandang, dan dimana badan ini akan di rebahkan hehe....kurang lebih itu sukanya, dukanya?? Banyak !! Tapi yang pasti akan lebih menyenangkan jika kita gak pergi sendiri, terutama jika kita pergi bersama dia yang kita sayangi #ehm #kode

Kamis, 27 September 2012
Jam 3 pagi ane udeh keluar dari kos-an, rencananya ane akan naik Damri dari Gambir menuju bandara, mudah-mudahan keburu mengingat nanti ane akan naik pesawat yang jam 6.10 dari Soekarno-Hatta.

Semua proses berjalan dengan baik dan lancar, terutama saat bayar pajak bandara sebesar Rp. 40.000, huh…lancar buanget emoticon-I Love Indonesia ane baru sadar kalau ane duduk di bangku nomor 1B =) wah pengalaman baru nih naik pesawat duduk paling depan diantara penumpang lain hehehe… pesawat QG 811 ini rupanya memang khusus kelas ekonomi, mereka tidak memiliki kelas bisnis, jadinya memungkinkan bagi penumpang ekonomi untuk duduk sangat depan, dekat dengan kokpit. Dan yang pasti, dengan posisi ini, ane bisa sangat jelas dan leluasa melihat aktivitas mbak-mbak pramugarinya bekerja emoticon-Matabelo

Berat juga rupanya pekerjaan mbak pramugari ini, yang paling berat menurut ane adalah ketika mereka harus menutup pintu pesawat dan menarik tuas handle kunci pintu, wanita-wanita yang perkasa, keren =))

Sekitar pukul 7.30 Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat di Bandara Djuanda, Surabaya. Keluar bandara ane langsung naik damri trayek Bandara Djuanda – Bungurasih, tarif damri trayek ini adalah Rp. 15.000. Sekitar satu jam perjalanan, tibalah di terminal. Ketika semua orang turun, ane agak bingung, mengingat yang tertulis di pintu masuk terminal itu adalah Terminal Purbaya, makanya ane tetap di bis, tidak turun, karena tujuan ane adalah terminal Bungurasih, melihat ane yang tetap di dalam bis, sopir bis damri itu pun nanya, “Kok gak turun, dek??” | “Iya pak, saya mau ke terminal Bungurasih” jawab ane mantap | “Lah ini terminal bungurasih!!!” | Okeyyyy….ternyata terminal Bungurasih dan terminal Purbaya itu adalah sama, nama terminal sebenarnya adalah Purbaya, sedangkan Bungurasih itu adalah nama jalan dimana terminal itu terletak emoticon-Cape d... (S)

Rehat sejenak sambil sarapan di salah satu warung di terminal Purbaya, gak lupa kopi pagi turut menghiasi pagi hari di terminal itu. Okey, udah di Surabaya, waktu ane gak banyak disini, kemana kita??? Ahaa…kita ke suramadu saja, banyak yang ngomongin tentang jembatan ini, jadi penasaran, iya gak??

Ane naik bis AC tujuan Madura, tanya-tanya penumpang lain, tarifnya sekitar Rp. 20.000 – Rp. 30.000. Gak lama menunggu di dalam bis, ane ketiduran, trus bangun, ketiduran lagi dan akhirnya dibangunkan karena semua penumpang di oper ke bis yang dibelakang….dan….ternyata bis masih belum jalan, alias masih di terminal bis purbaya…pppfuuuhhh emoticon-Mad (S) emoticon-Mad (S)….Dengan jengkel ane segera pergi dari lokasi itu, ane akhirnya naik bis kota jurusan terminal purbaya – Pelabuhan Tanjung Perak, tarifnya Rp. 4000,- saja. Begitu tiba di terminal pelabuhan, ane lihat ada bis damri yang ke bandara di situ, hadeeehhhh…tau gitu langsung aja ya tadi.

Nyampe di loket penyeberangan tanya-tanya petugasnya, tarif kapal penyeberangan ke Madura Rp. 3.700 lama penyeberangan kurang lebih 20 menit, hitung-hitungan sih keburu banget bulak balik Surabaya – Madura

Setelah di atas kapal baru sadar ada yang salah disini, ya, ane salah menghitung waktunya, mungkin penyeberangan memang 20 menit, tapi sandar dan bongkar muat penumpang juga butuh waktu bukan…nah itu yang gak ane perhitungkan emoticon-Hammer2 Yasudah, mudah-mudahan gak lama.

Kurang lebih 20 menit kemudian kapal akhirnya berangkat, cihuyyy….baru keluar dermaga, ane bisa lihat di sebelah kanan adalah monumen Jalesveva Jayamahe dan beberapa Kapal Perang RI yang sedang sandar di Markas TNI-AL Armada Timur (Armatim) Indonesia. Dibelakangnya adalah jembatan Suramadu, woooooo…..keren cuyyy….kalau bawa kamera yang canggih mungkin nyampe buar motret suramadu dari view ini….

Spoiler for Monumen Jalesveva Jayamahe dan Suramadu:


Gak lama, kapal pun bersandar di pelabuhan Kamal – Bangkalan, Madura. Ude di Madure tak iyee, sayang gak bisa lama-lama di sini, tujuan selanjutnya adalah terminal tempat bis Bisnis/VIP yang ke arah Surabaya, tanya bapak dishub di sana, terminal terdekat ya terminal bangkalan. Kita bisa naik bis ekonomi yang Surabaya – Madura yang baru saja nyebrang, Rp. 5.000 tiket untuk ke Bangkalan. Ahh…Madura, dampak musim kemarau terasa sekali disini, kanan kiri jalan tampak menguning, bukan bersiap untuk panen tetapi terbakar oleh terik matahari.

Terminal Bangkalan sudah lama lewat, ane sudah kasih tau kondektur bahwa ane akan turun di terminal Bangkalan, jadi kalau tidak ada kode dari dia, ya ane belum akan turun….setelah jauh melewati terminal Bangkalan, kondektur bis malah menanyakan ane akan turun di mana di bangkalannya, WHAT???
“Bapak turun dimana??” tanya kondektur bus | “Terminal bangkalan, pak” jawabku | “Wah…terminal sudah lewat dari tadi” | “Loh?? Kan saya tadi bilang saya turun di terminal bangkalan” | “Iya tapi sudah lewat” | “Trus gimana pak??” | “Yasudah, turun disini saja ya!!” | “MAKSUDNYA??” | Dan ane pun turun, entah dimana =(

Ane turun di sebuah pertigaan lampu merah, ada pos polisi di sana, beberapa warung makan dan masjid, ahh…ane akan baik-baik saja. Ane pun singgah di mesjid untuk melepas lelah dan ibadah dzuhur, selepas itu ane makan nasi bebek di salah satu warung makan samping kantor polisi, nasi bebek asli Madura yesss…..

Setelah ngobrol dengan ibu warung, ane baru tau kalo daerah itu namanya adalah Junok, dan ane tinggal naik angkutan kecil untuk menuju terminal bangkalan, tarifnya Rp. 3.000 sajah…angkot ini berputar ke alun-alun Bangkalan sebelum menuju terminal, lumayan bisa liat-liat Bangkalan hehehe…

Sampai di terminal ane langsung tanya kalau bis AC ke Surabaya berhenti di mana, dan ternyata….bis AC tujuan Surabaya gak lewat terminal Bangkalan…MASALAH INIH!!! Yang lewat terminal Bangkalan hanya bus ekonomi non-AC dan mereka menyeberang naik kapal via pelabuhan Kamal, ngak ah…ane kan pengen melintasi Suramadu, tanya lagi ke mereka dan ane di tunjukkan cara menuju Suramadu. Jadi dari seberang terminal Bangkalan, kita naik mobil Elf yang orang sana menyebutnya Minibus, bilang kalau kita berhenti di Suramadu, Karena minibus itu tidak lewat suramadu. Begitu sampai kita harus menyeberang jalan, kita akan jumpai pos polisi, jalan sedikit ke belakang pos, akan ketemu beberapa warung makan, nah, disitu kita tunggu bis yang mau ke Surabaya.

Gak lama lewat bis tujuan Surabaya, sayang ane lupa namanya, tapi yang pasti bis itu tujuan Denpasar – Surabaya, entah mengapa sampai ada di Madura, jadi itu bukan bis resmi, maka tidak ada tarif, tarifnya ya suka-suka mereka, untung gak kebablasan, mereka minta Rp. 25.000, kayaknya agak lebih mahal Rp. 5000 dari yang seharusnya, tapi tak apalah =)
Suramadu pun ane lintasi….ajiiibbbb gannnnn

Hari pun sudah senja ketika ane tiba di terminal Purbaya, ngeteh sore dulu ahhh, sambil istirahat, bus damri terakhir dari terminal purbaya ke bandara adalah pukul 20.00, jadi insya allah masih keburu.

Ane tiba di bandara sekitar pukul 20.00, tarif Damri dari Surabaya ke Bandara masih sama Rp. 15.000, salah satu yang menyenangkan dari Bandara Djuanda ini adalah adanya tempat nge-charge handphone gratis, bentuk nya seperti loker gitu, udah ada chargernya lagi, tinggal colok, kunci, pergi deh…ini salah satu fasilitas yang harus dimiliki setiap tempat publik di tanah air, khususnya bandara.

Spoiler for Charger Locker di Bandara Djuanda:


Jam 24-an ane sudah di pesawat, tujuan selanjutnya adalah Makassar, kotanya pak Jusuf Kalla emoticon-Ngacir2ada kejadian unik nih hehe, jadi kebetulan ane dapat kursi di sisi lorong, dan ketika ane sampai di sana sudah ada ibu dengan anak balitanya duduk disana, “Ibu maaf, saya duduk disini” tegur ane | “Owh tidak, tidak bisa, saya bawa anak kecil jadi saya harus duduk di sini. Kalau saya di tengah nanti repot kalau anak saya rewel” tolak ibu itu | dan ane pun cuma bisa nyengir kuda sambil duduk di kursi tengah….Entah akan seperti apa penerbangan nanti

Satu jam kemudian ane tiba di Bandara Sultan Hasanuddin – Makassar. Wohooooo…..bandaranya keren cuyyy…masih baru sih memang, mirip-mirip terminal 3 Soekarno-Hatta lah….okey, saat nya cari bangku kosong……buat tiduurrrr

Salah satu yang tidak menyenangkan ketika berpergian seorang diri adalah kita tidak bisa tidur nyenyak di bandara, selalu ada rasa was-was akan barang bawaan kita, kewaspadaan sangat di perlukan, jika terlalu lelap, bukan gak mungkin barang kita telah raib ketika bangun hehehehhe...

Rincian pengeluaran Hari – 1
Taksi ke Gambir 12.000
Damri Gambir – Bandara 20.000
Pajak Bandara 40.000
Tiket Pesawat Jakarta – Surabaya 79.000
Damri Bandara Djuanda – Purbaya 15.000
Bis kota Purbaya – Tanjung Perak 4.000
Feri Tanjung perak – Kamal Madura 3.700
Bis Kamal Madura – Bangkalan 5.000
Minibus Bangkalan – Suramadu 5.000
Bis Suramadu – Purbaya\t 25.000
Damri Purbaya – Djuanda 15.000
Pajak Bandara 35.000
Tiket Pesawat Surabaya – Makassar 170.000
TOTAL 428.700
(Biaya tersebut diatas, belum termasuk pengeluaran pribadi seperti biaya makan)

Bersambung.....
0
4.6K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan