- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pemulung Ini Akhirnya Sampai di Mekkah


TS
indahanya
Pemulung Ini Akhirnya Sampai di Mekkah

Madri (65) warga Palembang (kiri) yang berprofesi sebagai pemulung berhasil meninginjakan kakinya ke Tanah Suci dan menjadi tamu istimewa Kloter 4 di Mekkah.
Quote:
TRIBUNNEWS.COM - SOSOK Madri (65), warga Rumah Susun (Rusun) Blok 1 Palembang dikenal sehari-harinya berprofesi sebagai pemulung (pencari buruk-an) di kawasan Pasar 16 Ilir, Sekanak Palembang dan sekitarnya.
Namun, dengan kegigihan mengumpulkan uang selama belasan tahun, kini ia berada di Kota Mekkah melaksanakan ibadah haji dan tergabung di Kloter 19. Semalam Madri menjadi tamu istimewa jemaah haji Kloter 4 Palembang yang sengaja dijemput Pembimbing Ibadah (TPIHI) dari penginapan di Maktab 37 Nomor Rumah 625 Jarwal.
Usai salat Isya, Madri yang baru dua hari masuk kota Mekkah tampak syok karena mengalami jetlag setelah sembilan jam dalam perjalanan Palembang-Jeddah dan ke Mekkah 1,5 jam.
Di hadapan jemaah haji Kloter 4, Madri terlebih dahulu berulang kali mengucapkan permohonan maaf dan ia mengungkapkan kondisi diri dan keluarganya yang secara ekonomi sangat jauh berbeda dengan keseluruhan jemaah haji.
"Setiap pagi, saya mendorong gerobak kayu keliling kota mencari kardus bekas dan barang buruk-an. Setiap hari, saya dapat uang terkadang Rp 40 ribu. Kalau ada rejeki, bisa dapat Rp 100 ribu," tuturnya.
Dari pendapatan itu, ungkap Madri, ia sisihkan penghasilannya Rp 15-20 ribu untuk ditabung agar bisa menyetor biaya pelunasan ibadah haji. Bahkan, Madri mengaku ia tidak tahu jadwal pelunasan dan tidak pula mengetahui akan berangkat haji.
Di saat hari terakhir pelunasan 31 Agustus 2012 pukul 09.00, Allah SWT menggerakan seorang pekerja Bank Mandiri yang datang ke rumahnya dan mengabarkan kepada istri dan anaknya bahwa ia diminta melunasi setoran haji dan ditunggu sampai pukul 16.00.
"Saya kaget, begitu diberi tahu anak. Mohon maaf Pak, dari keturunan kami mulai dari buyut, nenek dan orangtua kami belum satu pun yang berhaji. Baru saya berangkat," kata Madri seraya meneteskan air mata.
"Aku seperti mimpi, orang seperti saya ini bisa ke Mekkah. Aku sangat bersyukur," katanya.
Lantas Madri pun menceritakan, begitu setelah keberadaan dirinya diekspose Sripo beberapa waktu lalu, Allah SWT sangat pengasih. "Banyak orang datang ke rumah dengan mobil mewah dan baru, untuk menemui saya dan memberikan uang. Kata mereka untuk tambahan pergi haji," kata Madri yang tidak kuasa menahan haru.
Mendengar cerita dan kisah nyata yang ditampakkan Allah SWT melalui sosok Madri ini, ratusan jemaah haji Kloter 4 Palembang tak kuasa menahan haru dan tersentuh.
Bahkan, ada yang terisak-isak menangis dan langsung merangkul Madri, termasuk Ketua KBIH Algazali Ustadz Abdul Wakil yang hadir di acara itu. "Selama ini kita melihat sinetron tukang bubur naik haji. Kali ini nyata, pemulung bisa naik haji," kata Abdul Wakil kepada Sripoku.com.
Sebagai bentuk aspresiasi dan rasa bangga dengan sosok Madri, jemaah haji secara spontanitas mengumpulkan uang dan berhasil terkumpul ratusan riyal dan diberikan kepada Madri.
Ketua Kloter 4 Palembang Drs Napiqurahman mengatakan, kedatangan Madri ke Maktab bagian dari program pembimbing ibadah (TPIHI) Kloter 4 dalam bentuk penyegaran dan pemantapan keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT, selain program manasik yang rutin digelar.
"TPIHI masih ada nara sumber lain yang akan didatangkan. Seperti hebatnya kekuatan sedekah yang mengantarkan seseorang berangkat haji tanpa daftar tunggu dan ada juga zuriat atau keturunan Ki Maragon di Mekkah yang akan sharing dengan jemaah haji. Semua nara sumber asli orang Palembang," kata Napiqurahman.
Namun, dengan kegigihan mengumpulkan uang selama belasan tahun, kini ia berada di Kota Mekkah melaksanakan ibadah haji dan tergabung di Kloter 19. Semalam Madri menjadi tamu istimewa jemaah haji Kloter 4 Palembang yang sengaja dijemput Pembimbing Ibadah (TPIHI) dari penginapan di Maktab 37 Nomor Rumah 625 Jarwal.
Usai salat Isya, Madri yang baru dua hari masuk kota Mekkah tampak syok karena mengalami jetlag setelah sembilan jam dalam perjalanan Palembang-Jeddah dan ke Mekkah 1,5 jam.
Di hadapan jemaah haji Kloter 4, Madri terlebih dahulu berulang kali mengucapkan permohonan maaf dan ia mengungkapkan kondisi diri dan keluarganya yang secara ekonomi sangat jauh berbeda dengan keseluruhan jemaah haji.
"Setiap pagi, saya mendorong gerobak kayu keliling kota mencari kardus bekas dan barang buruk-an. Setiap hari, saya dapat uang terkadang Rp 40 ribu. Kalau ada rejeki, bisa dapat Rp 100 ribu," tuturnya.
Dari pendapatan itu, ungkap Madri, ia sisihkan penghasilannya Rp 15-20 ribu untuk ditabung agar bisa menyetor biaya pelunasan ibadah haji. Bahkan, Madri mengaku ia tidak tahu jadwal pelunasan dan tidak pula mengetahui akan berangkat haji.
Di saat hari terakhir pelunasan 31 Agustus 2012 pukul 09.00, Allah SWT menggerakan seorang pekerja Bank Mandiri yang datang ke rumahnya dan mengabarkan kepada istri dan anaknya bahwa ia diminta melunasi setoran haji dan ditunggu sampai pukul 16.00.
"Saya kaget, begitu diberi tahu anak. Mohon maaf Pak, dari keturunan kami mulai dari buyut, nenek dan orangtua kami belum satu pun yang berhaji. Baru saya berangkat," kata Madri seraya meneteskan air mata.
"Aku seperti mimpi, orang seperti saya ini bisa ke Mekkah. Aku sangat bersyukur," katanya.
Lantas Madri pun menceritakan, begitu setelah keberadaan dirinya diekspose Sripo beberapa waktu lalu, Allah SWT sangat pengasih. "Banyak orang datang ke rumah dengan mobil mewah dan baru, untuk menemui saya dan memberikan uang. Kata mereka untuk tambahan pergi haji," kata Madri yang tidak kuasa menahan haru.
Mendengar cerita dan kisah nyata yang ditampakkan Allah SWT melalui sosok Madri ini, ratusan jemaah haji Kloter 4 Palembang tak kuasa menahan haru dan tersentuh.
Bahkan, ada yang terisak-isak menangis dan langsung merangkul Madri, termasuk Ketua KBIH Algazali Ustadz Abdul Wakil yang hadir di acara itu. "Selama ini kita melihat sinetron tukang bubur naik haji. Kali ini nyata, pemulung bisa naik haji," kata Abdul Wakil kepada Sripoku.com.
Sebagai bentuk aspresiasi dan rasa bangga dengan sosok Madri, jemaah haji secara spontanitas mengumpulkan uang dan berhasil terkumpul ratusan riyal dan diberikan kepada Madri.
Ketua Kloter 4 Palembang Drs Napiqurahman mengatakan, kedatangan Madri ke Maktab bagian dari program pembimbing ibadah (TPIHI) Kloter 4 dalam bentuk penyegaran dan pemantapan keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT, selain program manasik yang rutin digelar.
"TPIHI masih ada nara sumber lain yang akan didatangkan. Seperti hebatnya kekuatan sedekah yang mengantarkan seseorang berangkat haji tanpa daftar tunggu dan ada juga zuriat atau keturunan Ki Maragon di Mekkah yang akan sharing dengan jemaah haji. Semua nara sumber asli orang Palembang," kata Napiqurahman.
Gimana Tanggapan Agan Kaskuser
lain-lain
Quote:
0
2.5K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan