Quote:
Riau Pos Online - Aksi solidaritas mengecam kekerasan terhadap wartawan di Riau oleh anggota TNI Angkatan Udara bergeser ke Instana Negara. Dalam orasinya, salah satu koordinator aksi, Usman Hamid mendesak agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun tangan.
"Peristiwa ini harus diusut sampai tuntas. Presiden selaku Panglima Tertinggi TNI harus turun tangan dan menginstruksikan kepada Panglima TNI untuk menindak tegas dan memproses hukum pelaku kekerasan wartawan di Riau," kata Usman di depan Istana Negara, Rabu (16/10).
Diketahui enam wartawan yang menjadi korban kekerasan itu yakni Ferianto Budi Anggoro (Antara), Didik Herwanto (fotografer Riau Pos), Fakhri Rubianto (reporter RTV), Ari TV One, Irwansyah RTV, dan Andika fotografer Vokal. Selain menganiaya, oknum TNI AU juga merampas sejumlah kamera foto dan video wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistik.
"Kekerasan ini tidaklah berhenti dengan permohonan maaf dari TNI AU dan mengganti peralatan jurnalistik milik rekan kami. Tidak, itu tidak lah cukup. Pelaku harus diproses hukum, bukan sekedar sanksi internal, melainkan melalui peradilan umum karena ada unsur pidana dalam peristiwa itu," tegas Usman.
http://www.riaupos.co/berita.php?act...id=18254&kat=2
di indonesia, cuma bandara pekanbaru yang dikuasai militer, jalan masuk bandara di jaga provost TNI AU, Taksi Swasta tidak boleh MAsuk termasuk ANGKOT dan BUSKOTA, kecuali TAKSI KPOERASI TNI, masih budaya ORBA, kapankah hal ini kan berubah?