- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Gan, Alasan Radio Show Tv One Di Stop Hentikan


TS
uthavocad
Ini Gan, Alasan Radio Show Tv One Di Stop Hentikan

para pecinta band indie pasti sangat akrab dengan acara musik tengah malam ini. tapi mengapa acara ini tiba-tiba distop hingga beberapa hari yg lalu sempat menjadi trending topic #SaveRadioshow_tvone dan Televisi Sudah Mati..
Berikut beberapa penyataan yang ane cari-cari tentang Radio Show mengapa dihentikan...
Pernyataan Anji
Spoiler for Ada Apa Dengan #Radioshow:
Kemarin saat mengisi acara di Radio Show bareng Mas Abdee dan teman-teman dari #KonserKOIN untuk Sigi, Parimo dan Palu, salah satu host-nya, Wendi Putranto atau lebih dikenal dengan @wenzrawk, bilang sama gue "ini syuting hari terakhir Nji." Gue sampe akhirnya DM-an di twitter nanyain berita itu. Dan ternyata benar. Sisa yang tayang adalah yang hasil taping atau mungkin re-run. Sebenarnya, apa ya kira-kira masalahnya?
Saat dalam perjalanan ke sana gue sempat ngobrol sama Asra ( @cantsaynotohope ) soal acara itu. Kami sepakat bahwa frekuensi penayangannya terlalu sering. Gue kaget pas Radio Show tayang Sabtu dan Minggu. Keseringan juga jadi bosan. Lagian pengisi acaranya kan nanti jadi itu-itu aja." Kira-kira gitu yang gue tangkap dari Asra. Dia juga bilang sih di tweet pagi ini, menanggapi tweet gue soal #RadioShow, "mungkin bagian iklannya kurang lihai meyakinkan sponsor atau acaranya tidak sampai ke sponsor, atau juga sponsor tidak melihat ada potensi ke marketnya."
Gue setuju sama pendapat itu. Saat frekuensi tayangan Radio Show terlalu sering, ada beberapa hal yang perlu dicatat. Itu akan berhubungan sama biaya produksi karena produksi outdoor kan gak murah. Jauh lebih mahal dari produksi di studio. Terus pengisi acaranya lama-kelamaan akan terjadi repetisi. Gue beberapa kali kok lihat pengisi acara 'besar'nya itu-itu lagi. Lah terus kalau begitu, sama aja dong sama acara musik mainstream yang katanya pengisi acaranya itu-itu aja. Cuma bedanya, genre musik dan juga kemasannya yang selalu live. Nah, tahukah bahwa pelaksanaan produksi untuk acara live seperti itu membutuhkan biaya banyak dan waktu kerja yang gak mudah, terutama buat tim produksinya?
Terus ada lagi yang sedikit mengusik pemikiran gue. Radio Show kan (katanya) ratingnya bagus, kenapa gue ya gak banyak iklan di acara itu? Beberapa bilang "ya bagus gak ada iklan, supaya enak nontonnya.." Man, pemikiran egois sekali dari sisi penonton. Terus kalau gak ada iklan, lo mau bayar produksi acaranya? Gue suka mengelus dada sama orang-orang yang suka berkomentar kayak gitu. Sebagai penonton, kita memang bebas mau punya pendapat sendiri. Tapi kalau egois maunya nurutin kemauan sendiri tanpa mikir faktor produksi dan lain-lain, buat aja acara tv-lo sendiri. Well, gue sih lagi rencana bikin acara sendiri. Nanti tayangnya di internet. (X
Ini sedikit aja. Masih banyak sih yang pengen gue tulis. Tapi kan asik kalo dapet rangsangan dari yang baca. Yang jelas, gue sih berharap Radio Show sebagai acara musik yang jadi wadah buat musisi-musisi yang masuk di acara musik mainstream, akan ada terus. Akan tayang terus. Gak tiap hari sih. Mungkin 2 hari sekali, 3 hari sekali atau bahkan seminggu sekali supaya dirindukan.

Sumber
Pernyataan lain dari penggemar Radio Show
Spoiler for Apa Ada Radio Show Season 2:
Semalam, sebuah acara musik yang bernama Radio Show telah memberikan pernyataannya. Pernyataan yang sampai sekarang masih menjadi tanda tanya besar untuk saya. Apakah benar acara ini akan berakhir? Apa sebabnya? Siapakah orangnya, yang tega menutup acara nan sudah terlanjur besar ini? Namun semua pertanyaan yang ada di benak tak mampu memuaskan saya. Daripada saya sibuk bertanya-tanya, lebih baik saya menceritakan sedikit tentang apa yang telah terjadi selama ini, ketika Radio Show masih mengudara; On Air.
Radio Show adalah sebuah program yang mengimplentasikan konsep radio untuk televisi. Ketika kata radio menjadi sebuah konsep, maka pemilihan musik pun menjadi beragam. Tak seperti kebanyakan acara musik di televisi yang hanya menampilkan musisi atau video klip yang itu-itu saja, Radio Show justru menampilkan para musisi dan video klip dengan berbagai genre musik yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya. Sehingga, Radio Show dapat dengan mudah menarik perhatian dan hati para penonton, seolah acara ini memiliki pesona yang berbeda ketika pertama kali muncul.
Sys NS, adalah pembawa acara pertama di Radio Show. Pada saat itu acara ini berlokasi di Kemang, dengan panggung yang terlihat sempit dan seadaanya, namun dengan jumlah penonton yang terlihat banyak dan semakin bertambah banyak, sehingga lokasi terasa lebih seperti gig daripada lokasi shooting untuk acara televisi.
Kemudian lokasi dipindahkan ke Kuningan, dengan area yang lebih besar dan mampu menampung liarnya para penonton yang datang. Ketika Radio Show berpindah ke Kuningan, acara ini tak lagi dibawakan oleh Sys NS. Dan tersebutlah sejumlah nama pembawa acara yang sudah tak asing lagi di kancah peng-On Air-an. Seperti Sandy PAS, Jimi Multhazam, Lukman Superglad, Wendi Putranto, Denny Sakrie, Raldi Boy, Silva, May, dst.
Terima kasih kepada mereka yang telah membawa nyawa baru bagi acara ini. Terlebih lagi, mereka mampu membuat suasana menjadi lebih hidup. Dan, mengapa saya merasa kehilangan Radio Show?
Mungkin bukan hanya saya yang merasa kehilangan. Mungkin juga bukan hanya para penonton. Tetapi yang harus diketahui adalah, yang menonton dan menikmati acara ini bukan hanya dari kalangan penikmat musik saja. Bukan hanya dari sekelompok orang yang gemar memakai baju hitam dengan anting dan tato di tubuhnya, bukan hanya para remaja, para pekerja, dan juga para pengangguran. Bahkan tidak sedikit orang tua atau orang yang sudah berumur menyaksikan acara ini. Mungkin sekedar mengenang masa mudanya, ketika ia masih merasa menjadi rocker. Atau sekedar menghibur diri dan mencari wawasan tentang perkembangan musik di negara ini.
Juga banyak situs dan media cetak musik yang teruntungkan, sebab jadwal penayangan Radio Show yang setiap hari membuat para jurnalis semakin mudah untuk mendapatkan berita atau wawancara. Bahkan sudah banyak komunitas-komunitas yang terangkat namanya melalui program acara ini. Seperti komunitas fotografi, backpacker, pecinta buku, juga para seniman seni rupa pun mempunyai wadah untuk mengenalkan karya, visi, dan misi mereka kehadapan masyarakat.
Seperti yang terlihat di situs tvOnenews Radio Show, masyarakat maupun musisi kerap menanyakan hal yang sama, Bagaimana caranya agar band kami bisa main di Radio Show? bukankah itu sebuah pertanda, bahwa acara ini bukan hanya sekedar penghibur, tetapi acara ini telah menjadi sebuah harapan bagi orang banyak. Layaknya budaya POP, yang dikenal, dikagumi dan dibutuhkan.
Dan apabila sesuatu hal yang sudah terlanjur dikenal, dikagumi, dan terlanjur dibutuhkan, mendadak harus dihentikan atau dimatikan, apakah kita sebagai penikmatnya tak boleh bersedih? Atau merasa kehilangan? Sebab sesuatu itu sudah membuat kita terbiasa. Sesuatu itu telah menjadi candu untuk kita di setiap malam. Dan sesuatu itu adalah, Radio Show.
Lihat, betapa uniknya acara ini, sehingga penonton tak hanya menyukai, tetapi juga mencintai Radio Show.
Radio Show berhasil menyajikan acara musik yang berbeda di tengah kompetisi tayangan televisi yang sangat monoton. Radio Show berhasil membuat paradigma baru untuk dibagikan ke masyarakat Indonesia. Agar masyarakat tahu bahwa musik di negara ini sangatlah beragam, layaknya Indonesia dengan berbagai suku dan kebudayaannya.
Pada saat detik-detik Radio Show akan dimatikan, semua pembawa acara hadir di atas panggung. Saling bercanda, saling tertawa, mungkin untuk menyembunyikan sedih, mungkin juga untuk merayakan hari akhirnya di acara ini. Namun sepertinya Sandy PAS bukan orang yang pandai bersembunyi. Sebab, walau mulutnya membungkam kata-kata, namun air matanya tak mampu menyembunyikan kesedihan.
jadi sejarah Kata Jimi Multhazam.
Berhenti bukan berarti mati. Ucap Andra.
Maka mereka semua saling berpelukan di atas panggung. Sungguh suasana yang sangat menyentuh. Semua pembawa acara terlihat sangat lunak hatinya, diatas panggung yang terasa keras.
Mengapa keras? Sebab musik keras yang mencuat dari sound system semakin menyulutkan keadaan, seolah semua orang yang berada di bawah panggung sedang berpesta untuk memeriahkan seremoni penutupan acara Radio Show. Tuhan Telah Mati menjadi lagu penutup di akhir acara Radio Show. Maka, untuk kali ini, mari kita meyakini bahwa Tuhan tidak benar-benar mati dan doa kita akan dikabulkan oleh Nya untuk menghadirkan kembali Radio Show di Season 2.
SUMBER
Harapan ane semoga acara musik ini tetep ada.. sebagai simbol musik Indonesia beragam



0
57.4K
Kutip
240
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan