- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[+pics]DITEMUKAN Macan Tutul di Kaki Gn. Ciremai


TS
baba.bubu417
[+pics]DITEMUKAN Macan Tutul di Kaki Gn. Ciremai
Quote:
Macan Tutul Tertangkap di Kaki Gn. Ciremai
Selasa, 16/10/2012 - 20:18
NURYAMAN/"PRLM"
![[+pics]DITEMUKAN Macan Tutul di Kaki Gn. Ciremai](https://dl.kaskus.id/www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/10/16/1610macan-tutul.jpg)
MACAN tutul (panthera pardus) dewasa yang masuk dan tertangkap di halaman rumah warga Desa Kalapagunung, Kec. Karamatmulya, Kab. Kuningan, saat siuman setelah dibius pingsan selama lebih kurang 40 menit dalam kerangkeng besi pengamannya, Selasa (16/10).*
NURYAMAN/"PRLM"
MACAN tutul (panthera pardus) dewasa yang masuk dan tertangkap di halaman rumah warga Desa Kalapagunung, Kec. Karamatmulya, Kab. Kuningan, saat siuman setelah dibius pingsan selama lebih kurang 40 menit dalam kerangkeng besi pengamannya, Selasa (16/10).*
KUNINGAN, (PRLM).- Seekor macan tutul (panthera pardus) jantan ukuran dewasa, masuk dan tertangkap hidup di halaman belakang rumah Hj. Kiah (67) di lingkungan RT 2 RW 1, Desa Kalapagunung, Kec. Karamatmulya, Kab. Kuningan, Selasa (16/10). Masyarakat di desa bawahan kaki Gunung Ciremai menduga macan berwarna bulu kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam itu, berasal dari kawasan hutan Gunung Ciremai.
"Boa-boa macan ieu turun ti Gunung Ciremai, nandakeun Gunung Ciremai rek bitu boa (Siapa tahu macan ini turun dari Gunung Ciremai dan siapa tahu sebagai tanda-tanda Gunung Ciremai mau meletus)," ujar Yudi (44) seorang warga Kec. Cilimus, Kuningan yang sedang menyaksikan proses penangkapan macan di halaman rumah warga desa tersebut diikuti celoteh ungkapan senada dari sejumlah warga lainnya.
Sebagian warga di antaranya, menduga macan itu keluar dari kawasan hutan Gunung Ciremai karena habitatnya baru-baru ini terganggu kebakaran hutan. Di balik itu, ada juga masyarakat dari beberapa kalangan menduga macan itu macan peliharaan yang lepas dari kandangnya.
Ketua Pos Pengamat Gunung Api Gunung Ciremai Maman Sukirman, kepaad "PRLM" menyatakan sejauh ini aktivitas vulkanik Gunung Ciremai teramati tidak mengalami gejala peningkatan. Maman Sukirman menyatakan, sampai saat ini status Gunung Ciremai masih tetap aktif normal, tanpa mengalami gejala peningkatan aktivitas vulkanik.
"Jadi, kalau pun, macan itu turun dari Gunung Ciremai, bukan karena aktivitas vulkanik Gunung Ciremai. Mungkin dia (macan tersebut-red.) turun gunung karena kurang makanan atau habitatnya terganggu, tapi bukan terganggu karena aktivitas vulkanik Ciremai," ujar Maman, seraya menegaskan kembali bahwa aktivitas vulkanik Ciremai selama ini tidak mengalami gejala-gejala mengalami peningkatan.
Sementara, posisi Desa Kalapagunung berada di sebelah timur dari Gunung Ciremai. Jika ditarik garis lurus berjarak sekitar 5 kilo meter dari batas hutan terbawah kaki gunung tersebut, tersekat lima wilayah desa lainnya, dari arah Ciremai ke timur masing-masing Desa Sukamukti, Kec. Jalaksana, kemudian Desa Pajambon, Ragawacana, Gandasoli, dan Desa Cibentang, Kec. Karamatmulya.
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis pada Balai Besar KSDA Jawa Barat Rajendra Supriadi, yang turun membantu pihak Kepolisian Resor (Polres) Kuningan, menangkap hidup macan tersebut, menyatakan pihaknya belum berani menyimpulkan asal-usul macan tersebut. (A-91/A-26).***
sumber
Selasa, 16/10/2012 - 20:18
NURYAMAN/"PRLM"
![[+pics]DITEMUKAN Macan Tutul di Kaki Gn. Ciremai](https://dl.kaskus.id/www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/10/16/1610macan-tutul.jpg)
MACAN tutul (panthera pardus) dewasa yang masuk dan tertangkap di halaman rumah warga Desa Kalapagunung, Kec. Karamatmulya, Kab. Kuningan, saat siuman setelah dibius pingsan selama lebih kurang 40 menit dalam kerangkeng besi pengamannya, Selasa (16/10).*
NURYAMAN/"PRLM"
MACAN tutul (panthera pardus) dewasa yang masuk dan tertangkap di halaman rumah warga Desa Kalapagunung, Kec. Karamatmulya, Kab. Kuningan, saat siuman setelah dibius pingsan selama lebih kurang 40 menit dalam kerangkeng besi pengamannya, Selasa (16/10).*
KUNINGAN, (PRLM).- Seekor macan tutul (panthera pardus) jantan ukuran dewasa, masuk dan tertangkap hidup di halaman belakang rumah Hj. Kiah (67) di lingkungan RT 2 RW 1, Desa Kalapagunung, Kec. Karamatmulya, Kab. Kuningan, Selasa (16/10). Masyarakat di desa bawahan kaki Gunung Ciremai menduga macan berwarna bulu kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam itu, berasal dari kawasan hutan Gunung Ciremai.
"Boa-boa macan ieu turun ti Gunung Ciremai, nandakeun Gunung Ciremai rek bitu boa (Siapa tahu macan ini turun dari Gunung Ciremai dan siapa tahu sebagai tanda-tanda Gunung Ciremai mau meletus)," ujar Yudi (44) seorang warga Kec. Cilimus, Kuningan yang sedang menyaksikan proses penangkapan macan di halaman rumah warga desa tersebut diikuti celoteh ungkapan senada dari sejumlah warga lainnya.
Sebagian warga di antaranya, menduga macan itu keluar dari kawasan hutan Gunung Ciremai karena habitatnya baru-baru ini terganggu kebakaran hutan. Di balik itu, ada juga masyarakat dari beberapa kalangan menduga macan itu macan peliharaan yang lepas dari kandangnya.
Ketua Pos Pengamat Gunung Api Gunung Ciremai Maman Sukirman, kepaad "PRLM" menyatakan sejauh ini aktivitas vulkanik Gunung Ciremai teramati tidak mengalami gejala peningkatan. Maman Sukirman menyatakan, sampai saat ini status Gunung Ciremai masih tetap aktif normal, tanpa mengalami gejala peningkatan aktivitas vulkanik.
"Jadi, kalau pun, macan itu turun dari Gunung Ciremai, bukan karena aktivitas vulkanik Gunung Ciremai. Mungkin dia (macan tersebut-red.) turun gunung karena kurang makanan atau habitatnya terganggu, tapi bukan terganggu karena aktivitas vulkanik Ciremai," ujar Maman, seraya menegaskan kembali bahwa aktivitas vulkanik Ciremai selama ini tidak mengalami gejala-gejala mengalami peningkatan.
Sementara, posisi Desa Kalapagunung berada di sebelah timur dari Gunung Ciremai. Jika ditarik garis lurus berjarak sekitar 5 kilo meter dari batas hutan terbawah kaki gunung tersebut, tersekat lima wilayah desa lainnya, dari arah Ciremai ke timur masing-masing Desa Sukamukti, Kec. Jalaksana, kemudian Desa Pajambon, Ragawacana, Gandasoli, dan Desa Cibentang, Kec. Karamatmulya.
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Ciamis pada Balai Besar KSDA Jawa Barat Rajendra Supriadi, yang turun membantu pihak Kepolisian Resor (Polres) Kuningan, menangkap hidup macan tersebut, menyatakan pihaknya belum berani menyimpulkan asal-usul macan tersebut. (A-91/A-26).***
sumber
Spoiler for other pics by @EKSABU_SMAN1KNG:
"ini Macan Tutul asli saya jepret sendiri,ternyata beritanya benar!!,lokasi di Polres KNG"
"Polisi,Koramil,BPBD,Polhut BTNGC,Wanadri brda di lokasi trunnya Macan Tutul ke Desa Klapa Gnung"
Spoiler for other news akhir sept 2012 lalu:
Macan Tutul dan Macan Kumbang Masih Hidup Aman di Rimba Gunung Ciremai
Tweet
Rabu, 26/09/2012 - 19:28
![[+pics]DITEMUKAN Macan Tutul di Kaki Gn. Ciremai](https://dl.kaskus.id/www.pikiran-rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2012/09/26/2609MacanTutul.jpg)
SEEKOR macan tutul melintas dan tertangkap lensa salah satu kamera trap otomatis di lereng Gunung Ciremai yang selama ini dipasang Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, untuk mengamati keberadaan berbagai jenis binatang di gunung tersebut. Foto hasil rekam kamera trap BTNGC di Blok Sigedong tahun 2011.*
DOK. BTNGC/"PRLM"
SEEKOR macan tutul melintas dan tertangkap lensa salah satu kamera trap otomatis di lereng Gunung Ciremai yang selama ini dipasang Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, untuk mengamati keberadaan berbagai jenis binatang di gunung tersebut. Foto hasil rekam kamera trap BTNGC di Blok Sigedong tahun 2011.*
KUNINGAN, (PRLM).- Kebakaran yang telah melalap ratusan hektare kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai dalam tiga pekan terakhir, telah membunuh berbagai jenis flora dan fauna. Namun, berbagai pihak meyakini macan tutul dan macan kumbang tidak sampai ada yang mati terjebak api serta masih bisa hidup aman dalam kawasan hutan rimba di lereng gunung tersebut.
Kecuali itu, fauna berupa binatang melata, katak gunung, anak-anak burung dalam sarang, dan serangga dalam areal terbakar, dipastikan banyak yang terjebak api mati terbakar. Sementara, flora yang mati terbakar sebagian besar berupa alang-alang, rumput, serta berbagai jenis perdu atau semak belukar. Pasalnya, areal yang telah terbakar sebagian besar hanya berupa lahan padat tumpukan batu keropos, minim tanah lengang tegakan pohon.
Sementara itu, terkait dengan keberadaan macan tutul dan kumbang di gunung tersebut, sejumlah anggota tim operasi penanggulangan kebakaran Ciremai, menduga kuat beberapa areal yang telah terbakar di lereng utara kaki Gunung Ciremai itu, merupakan salah satu tempat jenis binatang buas itu hidup dan mencari mangsanya.
"Selama kami ikut menanggulangi kebakaran di seputar area ini, saya dan beberapa orang teman saya, pada dua minggu ini sempat memergoki macan kumbang hitam lompat dan lari menjauhi kami," kata Cineur (36) salah seorang dari sejumlah anggota Lembaga Swadaya Masyarakat Aktivitas Anak Rimba (Akar) Kuningan, yang sedang membuat alur sekat bakar di lereng utara Ciremai sekitar Blok Batuarca, pada ketinggian sekitar 850 meter di atas permukaan laut, Rabu (26/9/12) pagi.
Pengakuan serupa juga diungkapkan Piit (40) dan beberapa orang anggota Akar lainnya, serta beberapa orang masyarakat desa yang tergabung dalam tim pembuat sekat bakar di blok tersebut. "Kemarin malam, di sini saya dan rekan tim dari unsur masyarakat peduli api (MPA), juga sempat melihat ada dua ekor macan kumbang lari melintas," ujar Piit, yang menyertai "PRLM" menuju Blok Batuarca tempat berkemah tim pembuat sekat bakar, saat melintasi jalur masuk hutan di sekitar Blok Karangdingding, lereng utara gunung tersebut, Selasa (25/9/12) malam.
Keberadaan macan tutul dan macan kumbang di kawasan gunung Ciremai, sebelumnya juga sempat diyakinkan beberapa orang pejabat Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC). Bahkan menurut Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 Kuningan dari BTNGC Mokh. Ridwan Efendi, dan Kepala Satuan Polisi Hutan BTNGC Mufrizal, kamera trap otomatis yang dipasang pihaknya di beberapa titik lereng Ciremai, dalam setahun terakhir sempat merekam beberapa objek foto macan tutul dan macan kumbang, melintas depan lensa kamera tersebut.
"Di antaranya ada juga hasil tangkapan kamera trap yang dipasang di sekitar Blok Batuarca," ujar Mokh. Ridwan Efendi, seraya menjelaskan foto hasil rekaman kamera trap di beberapa titik lereng Gunung Ciremai itu, merupakan bukti bahwa di kawasan gunung berapi tertinggi di Jawa Barat itu, masih dihuni kedua jenis macan tersebut.
Namun, ujar Mokh. Ridwan menambahkan, jumlah populasi kedua jenis macan tersebut sejauh ini pihaknya belum diketahui pasti. "Untuk mengetahui populasi, perkembangbiakan, termasuk habitat macan tutul dan kumbang di Gunung Ciremai, masih memerlukan langkah pengamatan dan penelitian lebih lanjut," katanya. (A-91/A-108)***
sebelumnya macan tutul (dan macan kumbang/hitam) hanya 'mitos' dr penduduk sekitar dan para pecinta alam/pendaki gunung yg mengunjungi gunung ciremai ini.
jarang2 ada yg bs melihat langsung, akibat sudah langkanya hewan ini.
dan biasanya justru macan ini malah takut kalo berhadapan dgn manusia.
Teman TS yg pecinta alam Itenas Bdg, pernah berhadap2an dgn macan kumbang/hitam di gunung tertinggi di jawabarat yg di-keramat-kan oleh warga daerah tsb, tp malah si macan tsb lari tunggang langgang kabur meninggalkan temen saya yg hanya melongo diem ketakutan nyaris kencing berdiri

TOLONG JANGAN SAMPE PUNAH HEWAN LANGKA ASLI INDONESIA INI

#SaveMacanCiremai
0
11.7K
Kutip
76
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan