

TS
enyongbae
[SEJARAH] Daerah di Tegal dan sekitarnya
Kyeh go bocah saiki eben ngertine ora drama korea tok 
Desa Kedokan Sayang yang terletak di segitiga perbatasan antara tiga kecamatan yaitu Keacamatan Talang, Kramat, dan Tarub merupakan desa yang memiliki satu rangkaian kisah dengan desa-ddesa lain. Desa-desa yang memiliki rangkaian satu kisah adalah Desa Kali Gayam, Cangkring, Wangan Dawa, Semingkir, dan lain-lain. Kedokan Sayang masuk wilayah Kecamatan Tarub, berada paling utara. Desa ini dibatasi oleh desa-desa yang berbeda kecamatan. Batas sebelah utara desa Jatilawang dan dan Kematran yang masuk wilyah Kecamatan Kramat. Sebelah timur dibatasi Bumiharja yang masuk wilayah Kec. Taub. Sebelah selatan desa Tarub dan sebagian Kemanggungan yang masuk wilayah Kec. Tarub. Sedangkan sebelah barat desa Wangan Dawa yang masuk wilayah Kec. Talang.
Dulu di desa Kedokan Sayang ini pernah ada sesepuh desa yang konon seorang wali yang terkenal dengan nama Mbah Panggang. Namun cerita asal usul desa ini tidak berasal dari Mbah Panggang seperti desa-desa lain. Makam Mbah Panggang yang terletak di bagian selatan desa ini sampai sekarang masih di keramatkan bahkan pada tahun 2004 dipugar dan diberi atap dan tempat untuk berziarah. Asal usul Mbah Panggang sampai dengan diterbitkannya tulisan ini belum dapat diketahui. Makam Mbah Panggang dulu sering dijadikan tempat untuk bersumpah jika ada orang bersengketa. Caranya dengan melompati makam tersebut. Jika salah satu yang bersengketa itu benar atau tidak bersalah maka dia dapat melompati makam tersebut. Sebaliknya jika bersalah baik salah satu atau keduanya maka tidak dapat melompati makam tersebut. Padahal lebar makam tersebut tidak terlalu lebar, hanya satu lompatan biasa.
Ada beberapa tempat penting di desa Kedokan Sayang. Tempat-tempat tersebut menjadi sangat dikenal karena mempunyai nilai tertentu. Misalanya keramat, angker, unik dan lain-lain. Tempat-tempat tersebut adalah :
1. Makam Mbah Panggang
2. Makam Kidapati
3. Jaratan Kasir
4. Jaratan Dempet
5. Brug Jarum/ Jembatan Jarum
6. Prapatan Celeng
7. Ganjuran
8. Kampung Arab
9. Blok M/ Blok Masjid Baiturrohman
10.Karang Moncol
11. Tambak/ Pedukuhan di sebelah timur
12. Keben/ Pedukuhan kecil di sebelah selatan
13. Kuburan Pesarean di dukuh Tambak
1. Desa Kedokan Sayang sebagai pusat pemerintahan desa sebagai induk desa.
2. Dukuh Tambak, adalah pedukuhan yang terletak di bagian timur berdekatan dengan desa Bumiharja. Dukuh ini dalam satu RW dengan Dukuh Bulak yang berbatasan dengan desa Kemantran Sesepuh di Pedukuhan ini yang terkenal di antaranya : Bapak Palan/ Sebagai polisi desa, Haji Asy Ari ( alm ) sebagai tokoh agama.
3. Keben adalah pedukuhan yang berada di unujng selatan desa berbatasan dengan desa Kedungbungkus.
Tokoh zaman dahulu/ Kuna ( ?s.d. masa perjuangan ) :
1. Mbah Panggang
2. Kyai Kalman
1. Manten Tanggal/ Alm.
2. Manten Sakum/ Alm.
3. K.H. Mahmud/ Alm
4. Kyai Kasdi/ Alm.
5. Sirad/ Siryad/ Alm.
6. K.H. Abdulloh Kasdi/ Alm.
7. Manten S. Sahuri
8. Manten Sudiryo/ Alm.
9. Manten Dar an
10.Kyai Kasan Kasdi
11.Ust. Wiryadi, Drs.
12. Ust. Tolib, S.Pd.I
Gendowor seorang pengembala kuda, dia diangkat menjadi Adipati di Tegal.
Karena menentang perintah kerajaan ia diberhentikan dari jabatannya. Ia berseteru dengan Bagus Suanda yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda.
Ketika Gendowor datang ke rumah Bagus Suanda tidak dapat bertemu dengan Bagus Suanda karena sedang pergi ke Jawa Barat.
Ia hanya bertemu dengan Ayah Bagus Suanda. Kecewa tidak dapat bertemu dengan Bagus Suanda, Ayah Bagus Suanda yang sudah tua itu dipukuli oleh Gendowor.
Gendowor mengamuk di rumah Bagus Suanda. Ketika Bagus Suanda pulang ke rumah, mengetahui Ayahnya penuh luka ia marah dan mengejar Gendowor.
Bagus Suanda berhasil mengejar Gendowor, maka terjadilah perkelahian antara kedua orang yang sama-sama sakti.
Kejar-mengejar antara keduanya siang dan malam hingga berhari-hari. Setiap daerah yang dilewati oleh pelarian Gendowor menjadi nama-nama desa. Misalnya ketika Gendowor bersembunyi di tepi sungai, di bawah pohon gayam maka tempat itu diberi nama Desa Kaligayam.
Lalu berlari ke timur bersembunyi di bawah pohon cangkring maka tempat itu diberi nama Desa Cangkring. Gendowor terus dikejar oleh Bagus Suanda.
Untuk menyingkir dari kejaran Bagus Suanda, ia menyusuri sungai kecil atau wangan yang panjang, tempat itu sekarang diberi nama Wangan Dawa dan tempat untuk menyingkir diberi nama Semingkir tempatnya di sebelah utara Wangan Dawa.
Bagus Suanda tidak kenal menyerah, ia tidak akan berhenti sebelum dapat menangkap Gendowor. Hingga akhirnya Bagus Suanda berhasil menemukan Gendowor yang sedang kehausan hendak minum air empang atau blumbang atau Kedokan.
Seketika itu pula Bagus Suanda menyerang Gendowor. Perkelahian terjadi cukup seru karena saling mengeluarkan kesaktian masing-masing. Gendowor kalah tak berdaya.
Tempat perkelahian itu dinamakan Kedokan Sayang. Mengapa disebut demikian? Sebab di Kedokan tadi sangat disayangkan, seorang Adipati Gendowor minum air di Kedokan dan Sayang pula di Kedokan itu Gendowor kalah. Kudanya yang bernama Kidapati dimakamkan di Pemakaman Seng atau jaratan Kasir, sampai sekarang masih dapat dijumpai makamnya di situ.
Lalu di mana makam Kendowor? Sampai sekarang maish misteri. Maka tempat itu di kemudian hari menjadi desa Kedokan Sayang.
Sampai hari ini desa Kedokan Sayang masih ada tempat lahir nenek moyang saya, ibu saya, bapak saya, kakak saya, saya dan anak-anak saya serta ponakan saya.

Babad Kedokan Sayang
Letak Desa Kedokan
Desa Kedokan Sayang yang terletak di segitiga perbatasan antara tiga kecamatan yaitu Keacamatan Talang, Kramat, dan Tarub merupakan desa yang memiliki satu rangkaian kisah dengan desa-ddesa lain. Desa-desa yang memiliki rangkaian satu kisah adalah Desa Kali Gayam, Cangkring, Wangan Dawa, Semingkir, dan lain-lain. Kedokan Sayang masuk wilayah Kecamatan Tarub, berada paling utara. Desa ini dibatasi oleh desa-desa yang berbeda kecamatan. Batas sebelah utara desa Jatilawang dan dan Kematran yang masuk wilyah Kecamatan Kramat. Sebelah timur dibatasi Bumiharja yang masuk wilayah Kec. Taub. Sebelah selatan desa Tarub dan sebagian Kemanggungan yang masuk wilayah Kec. Tarub. Sedangkan sebelah barat desa Wangan Dawa yang masuk wilayah Kec. Talang.
Dulu di desa Kedokan Sayang ini pernah ada sesepuh desa yang konon seorang wali yang terkenal dengan nama Mbah Panggang. Namun cerita asal usul desa ini tidak berasal dari Mbah Panggang seperti desa-desa lain. Makam Mbah Panggang yang terletak di bagian selatan desa ini sampai sekarang masih di keramatkan bahkan pada tahun 2004 dipugar dan diberi atap dan tempat untuk berziarah. Asal usul Mbah Panggang sampai dengan diterbitkannya tulisan ini belum dapat diketahui. Makam Mbah Panggang dulu sering dijadikan tempat untuk bersumpah jika ada orang bersengketa. Caranya dengan melompati makam tersebut. Jika salah satu yang bersengketa itu benar atau tidak bersalah maka dia dapat melompati makam tersebut. Sebaliknya jika bersalah baik salah satu atau keduanya maka tidak dapat melompati makam tersebut. Padahal lebar makam tersebut tidak terlalu lebar, hanya satu lompatan biasa.
Tempat-Tempat Penting
Ada beberapa tempat penting di desa Kedokan Sayang. Tempat-tempat tersebut menjadi sangat dikenal karena mempunyai nilai tertentu. Misalanya keramat, angker, unik dan lain-lain. Tempat-tempat tersebut adalah :
1. Makam Mbah Panggang
2. Makam Kidapati
3. Jaratan Kasir
4. Jaratan Dempet
5. Brug Jarum/ Jembatan Jarum
6. Prapatan Celeng
7. Ganjuran
8. Kampung Arab
9. Blok M/ Blok Masjid Baiturrohman
10.Karang Moncol
11. Tambak/ Pedukuhan di sebelah timur
12. Keben/ Pedukuhan kecil di sebelah selatan
13. Kuburan Pesarean di dukuh Tambak
Wilayah Desa Kedokan Sayang
1. Desa Kedokan Sayang sebagai pusat pemerintahan desa sebagai induk desa.
2. Dukuh Tambak, adalah pedukuhan yang terletak di bagian timur berdekatan dengan desa Bumiharja. Dukuh ini dalam satu RW dengan Dukuh Bulak yang berbatasan dengan desa Kemantran Sesepuh di Pedukuhan ini yang terkenal di antaranya : Bapak Palan/ Sebagai polisi desa, Haji Asy Ari ( alm ) sebagai tokoh agama.
3. Keben adalah pedukuhan yang berada di unujng selatan desa berbatasan dengan desa Kedungbungkus.
Tokoh Desa
Tokoh zaman dahulu/ Kuna ( ?s.d. masa perjuangan ) :
1. Mbah Panggang
2. Kyai Kalman
Tokoh zaman sekarang ( setelah kemerdekaan s.d. sekarang ) :
1. Manten Tanggal/ Alm.
2. Manten Sakum/ Alm.
3. K.H. Mahmud/ Alm
4. Kyai Kasdi/ Alm.
5. Sirad/ Siryad/ Alm.
6. K.H. Abdulloh Kasdi/ Alm.
7. Manten S. Sahuri
8. Manten Sudiryo/ Alm.
9. Manten Dar an
10.Kyai Kasan Kasdi
11.Ust. Wiryadi, Drs.
12. Ust. Tolib, S.Pd.I
Kisah Terjadinya Desa Kedokan Sayang
Gendowor seorang pengembala kuda, dia diangkat menjadi Adipati di Tegal.
Karena menentang perintah kerajaan ia diberhentikan dari jabatannya. Ia berseteru dengan Bagus Suanda yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda.
Ketika Gendowor datang ke rumah Bagus Suanda tidak dapat bertemu dengan Bagus Suanda karena sedang pergi ke Jawa Barat.
Ia hanya bertemu dengan Ayah Bagus Suanda. Kecewa tidak dapat bertemu dengan Bagus Suanda, Ayah Bagus Suanda yang sudah tua itu dipukuli oleh Gendowor.
Gendowor mengamuk di rumah Bagus Suanda. Ketika Bagus Suanda pulang ke rumah, mengetahui Ayahnya penuh luka ia marah dan mengejar Gendowor.
Bagus Suanda berhasil mengejar Gendowor, maka terjadilah perkelahian antara kedua orang yang sama-sama sakti.
Kejar-mengejar antara keduanya siang dan malam hingga berhari-hari. Setiap daerah yang dilewati oleh pelarian Gendowor menjadi nama-nama desa. Misalnya ketika Gendowor bersembunyi di tepi sungai, di bawah pohon gayam maka tempat itu diberi nama Desa Kaligayam.
Lalu berlari ke timur bersembunyi di bawah pohon cangkring maka tempat itu diberi nama Desa Cangkring. Gendowor terus dikejar oleh Bagus Suanda.
Untuk menyingkir dari kejaran Bagus Suanda, ia menyusuri sungai kecil atau wangan yang panjang, tempat itu sekarang diberi nama Wangan Dawa dan tempat untuk menyingkir diberi nama Semingkir tempatnya di sebelah utara Wangan Dawa.
Bagus Suanda tidak kenal menyerah, ia tidak akan berhenti sebelum dapat menangkap Gendowor. Hingga akhirnya Bagus Suanda berhasil menemukan Gendowor yang sedang kehausan hendak minum air empang atau blumbang atau Kedokan.
Seketika itu pula Bagus Suanda menyerang Gendowor. Perkelahian terjadi cukup seru karena saling mengeluarkan kesaktian masing-masing. Gendowor kalah tak berdaya.
Tempat perkelahian itu dinamakan Kedokan Sayang. Mengapa disebut demikian? Sebab di Kedokan tadi sangat disayangkan, seorang Adipati Gendowor minum air di Kedokan dan Sayang pula di Kedokan itu Gendowor kalah. Kudanya yang bernama Kidapati dimakamkan di Pemakaman Seng atau jaratan Kasir, sampai sekarang masih dapat dijumpai makamnya di situ.
Lalu di mana makam Kendowor? Sampai sekarang maish misteri. Maka tempat itu di kemudian hari menjadi desa Kedokan Sayang.
Sampai hari ini desa Kedokan Sayang masih ada tempat lahir nenek moyang saya, ibu saya, bapak saya, kakak saya, saya dan anak-anak saya serta ponakan saya.
Ditulis oleh : maszaenal
0
16.5K
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan