- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bila Listrik Masih Byarpet, Masyarakat Kalimantan Ancam Merdeka


TS
pdp.celenk
Bila Listrik Masih Byarpet, Masyarakat Kalimantan Ancam Merdeka
Spoiler for s:

Quote:
Jakarta, MediaProfesi.com Sejumlah elemen masyarakat asal Kalimantan Selatan (Kalsel) diantaranya Forum Peduli Banua (FPB), BEM Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, para mahasiswa, tokoh masyarakat dan pemuda asal Kalsel se-Jabodetabek hari ini, Jumat (12/10/2012) telah melakukan aksi turun ke jalan di bundaran Hotel Indonesia (HI) dan depan Istana Negara, Jakarta.
Di tengah aksi yang diikuti ratusan masyarakat Kalsel tersebut tampak hadir putra kelahiran Kalsel Pengamat Politik Fajrul Rahman yang juga turut berorasi di depan Istana, selama mereka melakukan aksi di depan bundaran HI sekitar 1 jam, sempat membuat kemaetan panjang, baik dari arah semanggi, dan dari arah Monas menuju ke bundaran HI, bahkan juga termasuk dari arah Jl, Imam Bonjol pun tak luput dari kemacetan.
Selain mereka melakukan orasi meneriakan tuntutan warga Kalimantan agar listrik tidak byarpet dan mengaliri listrik bagi seluruh warga Kalimantan tanpa terkecuali. Pasalnya selama 10 tahun terakhir sering mengalami lisrik padam alias byarpet dalam sehari bisa mencapai tiga kali tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dan juga masih banyak masyarakat yang hingga saat ini masih belum mendapatkan aliran listrik.
Dalam orasinya Syamsul dari FPB menegaskan, betapa besar pengorbanan kita bergabung dengan NKRI, kita mengharapkan keadilan, kesejahteraan baik dalam perekonomian maupun pendidikan. Tapi sekarang kita lihat, kita hanya menjadi rakyat yang tertinggal, kita menjadi rakyat tertindas. Dan langsung disambut dengan teriakan dari peserta aksi Hidup Kalimantan.. Merdeka . Merdeka.. Merdeka ..Hhidup Kalimantan Hidup Borneo
Kami berjuang bersama dan menyatakan diri bergadung dengan NKRI, Ujar Syamsul dengan pengorbanan darah, airmata dan harta benda, tapi apa yang didapat oleh masyarakat Kalsel saat ini, hanyalah ketidak adilan demi ketidak adilan.
Dia juga mengingatkan pemerintah pusat, bila gugatan dan tuntutan warga Kalimantan tidak segera dipenuhi, maka sampai pada puncaknya bila tidak ditanggapi, kita akan Merdeka . Dan juga mendapat sahutan dari peserta aksi yang meneriakkan Merdeka . Hidup Kalimantan .Hidup Borneo
Kami lahir dan besar di Banjarmasin, ungkapnya, belum pernah menikmati hasil sumber daya alam (SDA) yang layak, tapi SDA kami hanya dinikmati oleh orang-orang luar, oleh para pejabat dari pusat, kita hanya dapat sisa-sisanya saja, semuanya itu hanya kamuflase bagi rakyat Kalsel.
Untuk itu hari ini kita minta kepada pemerintah yang sah. Bila ingin diakui, maka perhatikan tuntutan warga Kalimantan, teriaknya dalam orasi di bundaran HI.
Syamsul juga dalam orasinya mengibatakna warga Kalimantan bila dilihat dari jumlah memang kecil. Tetapi ibarat falsafa api, lanjutnya. Kecil jadi kawan dan besar jadi lawan.
Jangan sampai gerakan masyarakat Kalimantan menjadi besar dan menjadi lawan, tegasnya.
Senada dengan Syamsul, Ketua BEM Unlam, Fajri yang datang langsung dari Banjarmasin ke Jakarta bersama puluhan mahasiswa Unlam dalam orasinya menegaskan, akan membuat gerakan mahasiswa, gerakan masyarakat Kalsel untuk melawan ketidak adilan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada warga Kalimantan.
Marilah kita buktikan, ulun kada handak lagi dibunguli -dalam bahasa Banjar-Red (kami tidak ingin lagi di bodohi-Red) pemerintah pusat pada hari ini, ajak Fajri kepada peserta aksi dan seluruh warga kalimantn.
Menurut fajri, perjuangan hari ini tidak hanya sekedar wacana, tetapi apabila nantinya pemerintah pusat tidak menyetujui dengan penambahan kuota energi listrik yang ada di Kalsel, kami tidak hanya tinggal diam, kami akan terus melawan Haram manyarah, waja sampai kaputing merdeka--- merdeka
Itu sudah merupakan harga mati bagi warga Kalsel, warga seluruh Kalimantan dari 4 provinsi, tegasnya.
Selama ini, lanjutnya, kami warga Kalimantan yang kaya dengan SDA, kaya dengan sumber daya energi, tapi hari ini pemerintah pusat yang ada di Jakarta, mereka hanya bisa mendzolimi masyarakat Kalsel pada khususnya masyarakat Kalsel dan juga 4 provinsi Kalimantan umumnya, mereka hari ini tidak menikmati yang namanya energy.
Dan hari ini di Banjarmasin bertepatan dengan aksi kita hari ini, mereka mengalami listrik padam, paparnya. * (Syam)
Di tengah aksi yang diikuti ratusan masyarakat Kalsel tersebut tampak hadir putra kelahiran Kalsel Pengamat Politik Fajrul Rahman yang juga turut berorasi di depan Istana, selama mereka melakukan aksi di depan bundaran HI sekitar 1 jam, sempat membuat kemaetan panjang, baik dari arah semanggi, dan dari arah Monas menuju ke bundaran HI, bahkan juga termasuk dari arah Jl, Imam Bonjol pun tak luput dari kemacetan.
Selain mereka melakukan orasi meneriakan tuntutan warga Kalimantan agar listrik tidak byarpet dan mengaliri listrik bagi seluruh warga Kalimantan tanpa terkecuali. Pasalnya selama 10 tahun terakhir sering mengalami lisrik padam alias byarpet dalam sehari bisa mencapai tiga kali tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dan juga masih banyak masyarakat yang hingga saat ini masih belum mendapatkan aliran listrik.
Dalam orasinya Syamsul dari FPB menegaskan, betapa besar pengorbanan kita bergabung dengan NKRI, kita mengharapkan keadilan, kesejahteraan baik dalam perekonomian maupun pendidikan. Tapi sekarang kita lihat, kita hanya menjadi rakyat yang tertinggal, kita menjadi rakyat tertindas. Dan langsung disambut dengan teriakan dari peserta aksi Hidup Kalimantan.. Merdeka . Merdeka.. Merdeka ..Hhidup Kalimantan Hidup Borneo
Kami berjuang bersama dan menyatakan diri bergadung dengan NKRI, Ujar Syamsul dengan pengorbanan darah, airmata dan harta benda, tapi apa yang didapat oleh masyarakat Kalsel saat ini, hanyalah ketidak adilan demi ketidak adilan.
Dia juga mengingatkan pemerintah pusat, bila gugatan dan tuntutan warga Kalimantan tidak segera dipenuhi, maka sampai pada puncaknya bila tidak ditanggapi, kita akan Merdeka . Dan juga mendapat sahutan dari peserta aksi yang meneriakkan Merdeka . Hidup Kalimantan .Hidup Borneo
Kami lahir dan besar di Banjarmasin, ungkapnya, belum pernah menikmati hasil sumber daya alam (SDA) yang layak, tapi SDA kami hanya dinikmati oleh orang-orang luar, oleh para pejabat dari pusat, kita hanya dapat sisa-sisanya saja, semuanya itu hanya kamuflase bagi rakyat Kalsel.
Untuk itu hari ini kita minta kepada pemerintah yang sah. Bila ingin diakui, maka perhatikan tuntutan warga Kalimantan, teriaknya dalam orasi di bundaran HI.
Syamsul juga dalam orasinya mengibatakna warga Kalimantan bila dilihat dari jumlah memang kecil. Tetapi ibarat falsafa api, lanjutnya. Kecil jadi kawan dan besar jadi lawan.
Jangan sampai gerakan masyarakat Kalimantan menjadi besar dan menjadi lawan, tegasnya.
Senada dengan Syamsul, Ketua BEM Unlam, Fajri yang datang langsung dari Banjarmasin ke Jakarta bersama puluhan mahasiswa Unlam dalam orasinya menegaskan, akan membuat gerakan mahasiswa, gerakan masyarakat Kalsel untuk melawan ketidak adilan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada warga Kalimantan.
Marilah kita buktikan, ulun kada handak lagi dibunguli -dalam bahasa Banjar-Red (kami tidak ingin lagi di bodohi-Red) pemerintah pusat pada hari ini, ajak Fajri kepada peserta aksi dan seluruh warga kalimantn.
Menurut fajri, perjuangan hari ini tidak hanya sekedar wacana, tetapi apabila nantinya pemerintah pusat tidak menyetujui dengan penambahan kuota energi listrik yang ada di Kalsel, kami tidak hanya tinggal diam, kami akan terus melawan Haram manyarah, waja sampai kaputing merdeka--- merdeka
Itu sudah merupakan harga mati bagi warga Kalsel, warga seluruh Kalimantan dari 4 provinsi, tegasnya.
Selama ini, lanjutnya, kami warga Kalimantan yang kaya dengan SDA, kaya dengan sumber daya energi, tapi hari ini pemerintah pusat yang ada di Jakarta, mereka hanya bisa mendzolimi masyarakat Kalsel pada khususnya masyarakat Kalsel dan juga 4 provinsi Kalimantan umumnya, mereka hari ini tidak menikmati yang namanya energy.
Dan hari ini di Banjarmasin bertepatan dengan aksi kita hari ini, mereka mengalami listrik padam, paparnya. * (Syam)
Quote:
Miris gan ane denger beritanya 
ane juga dari kalsel gan, ane bingung di kalsel banyak tredapat sumerdaya alam seperti batu bara.
batu bara sendiri juga di gunakan sebagai pembangkit listrik
Harusnya Warga kalsel lah yang menikmati Listriknya tapi malah keadaannya terbalik,
malah semua Batu bara di bawa ke pembangkit listrik tenaga batubara yang ada di paiton jawa timur
dan yang menikmati juga orang jawa bukan kalimantan :/
Apakah itu artinya orang2 di jawa adalah penjajah ?
ane harap agan yang di jawa bisa tau apa yang terjadi di kalsel

ane juga dari kalsel gan, ane bingung di kalsel banyak tredapat sumerdaya alam seperti batu bara.
batu bara sendiri juga di gunakan sebagai pembangkit listrik
Harusnya Warga kalsel lah yang menikmati Listriknya tapi malah keadaannya terbalik,

malah semua Batu bara di bawa ke pembangkit listrik tenaga batubara yang ada di paiton jawa timur
dan yang menikmati juga orang jawa bukan kalimantan :/
Apakah itu artinya orang2 di jawa adalah penjajah ?
ane harap agan yang di jawa bisa tau apa yang terjadi di kalsel
Quote:
0
3.6K
Kutip
47
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan