Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, I Gede Pasek Suardika meminta Komisi Pemberantasan Korupsi menghormati proses hukum yang sedang dijalani penyidiknya, Komisaris (Polisi) Novel Baswedan. Novel diminta tidak menangani penyidikan di KPK agar bisa fokus menyelesaikan masalahnya.

"Posisinya tetap sebagai penyidik KPK." kata Pasek. Tapi jika tetap menangani kasus penyidikan, efeknya kurang bagus karena bisa memberikan dampak psikologis dalam menjalankan tugasnya. Politikus Partai Demokrat ini mencontohkan kasus serupa yang dihadapi oleh Gubernur Akademi Kepolisian, Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Menurut dia, saat menjadi tersangka Djoko diberhentikan dari jabatannya tersebut. "Di KPK ada etika jika tersangka atau terdakwa harus diberhentikan sementara," ujarnya.

Terhadap kasus yang dihadapi Novel Baswedan, Pasek meminta dia tak perlu diberhentikan sementara. Tetapi dia meminta Novel tidak menangani penyidikan karena harus menghormati asas praduga tak bersalah. "KPK harus memberi contoh dalam menjalani proses hukum yang terjadi," ucapnya.

Pasek menegaskan, pimpinan KPK tidak mempunyai kewenangan untuk menjadi penasihat hukum Novel. Karena itu, dia meminta kesan sebagai penasihat hukum di depan publik sebaiknya dihindari. Pimpinan KPK diminta menyiapkan bantuan penasihat hukum untuk Novel. Komisi antirasuah diminta untuk tidak menghalangi proses hukum. "Biarkan kebenaran nanti tampil di peradilan terbuka untuk umum," kata dia.

Novel Baswedan adalah salah satu penyidik KPK yang menangani kasus-kasus besar, termasuk korupsi Simulator SIM yang melibatkan Djoko Susilo. Namun, Jumat pekan lalu, Polda Bengkul berniat menangkap Novel dengan alasan bertanggungjawab terhadap kasus penembakan di Bengkulu pada 2004 silam. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar pengusutan kasus Novel ditunda karena waktunya tidak tepat.





SUMBER



maksudnya apa sih ketua komisi 3 ini?
sepertinya menghalang2i penyidikan kasus simulator nih